16. Rencana

115 58 42
                                    

Baca cerita ini selalu berikan vote dan comment ya!!!!

Selalu support Authornya, baca sampai habis ya, baca juga dari awal hehe ^^

Apapun yang terjadi dalam hidup, kita harus bersyukur dan menerima dengan lapang dada.

Selamat Membaca Teman! 👋🏻

***

Kembali berulah kepada atasannya, ini bukan kali pertama Kevin melakukan kepada Karen. Sebelumnya, Kevin memang selalu mengatur Karen harus seperti apa, seperti ini dan seperti itu. Tapi, kali ini Karen sangat menyayangkan atas perlakuan Kevin padanya.

Apalagi perasaan Karen saat ini sangat sensitif, Ia lebih mudah kesal dan marah terhadap seseorang, beberapa kali mual, ya karena Karen sedang hamil. Jadi, wajar hal itu terjadi dengannya.

"Apa yang terjadi, Karen?" tanya David.

Karen menghela napas, menahan malu yang kini telah berada di puncak kepalanya.

"David, kamu tidak perlu ikut campur," bentak Karen.

David semakin heran dengan apa yang terjadi.

Karen mengancam Kevin, "Ini peringatan terakhir buat lo, terserah lo mau ikutin apa nggak, untuk kedepannya lo nggak bisa ngatur gue sesuai keinginan lo!" Karen menunjuk jari telunjuknya ke arah Kevin dan segera pergi.

Kevin hanya mengernyitkan dahinya, tersenyum kecil dan mengusap seluruh wajahnya. David meninggalkan Resto.

Karena, terjadi keributan kecil. Tamu menoleh dengan lirikan dan sambil berbisik kepada teman-temannya. Rena mendengar kejadian itu, langsung menghampiri Kevin ketika David hendak pergi.

"Ada apa?" tanya Rena penasaran.

"Lo tanya aja sama bos lo," ucap Kevin kembali ke Ruangannya.

Rena mengerucutkan bibirnya, entah apa yang sedang terjadi, hingga ia bertanya kepada Waiter di dekatnya.

"Kenapa? Kasih tau gak lo!" Paksa Rena kepada Alvaro.

"Berantem," bisik Alvaro di telinga Rena.

Rena menjauhkan sedikit kepalanya dari bisikan Alvaro, "lo mau kita jadi bahan gosip?"

"Ngaco."

"Berantem kenapa?"

"Ya gitu dah, Ka Karen akhir-akhir ini sensitif gitu ya?"

"Bukannya udah biasa ya mereka ribut?"

"Tapi, ini sampe tamu semua pada ngeliatin, nggak malu emangnya?"

"Iya sih."

***

Keesokan harinya, David berencana tidak berangkat kerja. Kendati demikian, ia terus memperhatikan Karen yang mudah marah, lebih senang sendiri dan tidak bicara apa-apa dengannya.

Karen sedang meminum secangkir teh hangat di belakang rumah, tepatnya samping kolam renang terdapat bangku untuk bisa bersantai melihat pemandangan air dalam kolam renang serta langit cerah pagi ini.

HAPPY LIFE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang