37. Rayuan

89 27 38
                                    

Selamat Hari Raya Idul Adha ♥️

Selamat lebaran semua, gimana lebaran tahun ini?

Udah pada makan daging banyak nggak nih?

Jangan lupa dibagi-bagi yaaa...

Harus tetap mengikuti protokol kesehatan ya gaiss ^^

Enjoy luv 💞

****

Kerja keras boleh. Sukses itu boleh. Tapi, semuanya harus dilewati dengan sewajarnya bukan berlebihan.

---

Selamat Membaca Teman! 👋🏻

***

Calvin berniat mengajak Rena jalan sore di sebuah pusat perbelanjaan. Senda gurau yang mereka torehkan. Bergandengan tangan sudah mereka lakukan tanpa ada malu-malu lagi.

"Tadi makan apa aja?" tanya Calvin menatapnya.

"Sandwich moza, kenyang. Jangan ajak makan lagi, mau shopping aja." Rena menjawab dengan cepat dan melirik sebuah tas branded yang terpajang bagus.

"Liat apa?"

"Itu." Rena menunjuk tas yang ia inginkan.

"Mau tas ya?"

"Ke sana yuk!" ajak Rena menarik cepat tangan Calvin.

Calvin menuruti dengan senyuman paling manis yang ia berikan.

Mereka lanjut shopping. Calvin menginginkan apapun yang Rena ingin beli.

Ada satu hal pembicaraan yang Calvin berikan.

"Kamu kapan senggangnya?"

Rena sedang berpikir sembari bergumam, "Kalo aku senggang, kenapa?"

"Kita fitting baju."

Rena tersontak kaget. Jantungnya berdebar-debar sekarang. Keringatnya semakin dingin.

"Kapan?"

"Pas kamu ada waktu senggang. Makanya aku tanya. Rena. Aku mau jujur sama kamu, aku tidak mau lagi berlama-lama seperti ini." Menggenggam erat kedua tangan Rena.

"Aku tahu, aku akan mengambil jatah liburku untuk persiapan pernikahan kita." Rena tersenyum dan melanjutkan kegiatan mereka.

***

Karen Resto.

Karen tengah sibuk menandatangani semua dokumen yang belum ia tanda tangan sebelumnya.

"Banyak amat sih dokumennya," ucap Karen menghela napas berat.

Lalu, Dea datang dengan membawa proposal. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu dan kemudian masuk.

"Apalagi yang lo bawa?" tanya Karen kesal dengan memijat keningnya.

Dengan wajah datarnya, Dea tersenyum kaku.

"Gue bawa proposal punya gue, mau ngasih liat sama lo, udah benernya di mana?"

"Sini," ucapnya.

Dea duduk dengan hati-hati. Melihat sepertinya Karen sedang banyak pikiran.

"Kenapa dokumen gue banyak banget sih, udah daritadi gue tanda tangan, nggak ada yang kelar juga. Entahlah udah ke berapa gue nulis, pegel tangan gue." Karen sedikit mengeluh dengan dokumen yang ia terima.

HAPPY LIFE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang