Tenang dan Sabar.
Dua kata yang menggambarkan saat ini.
Perlu mengistirahatkan diri dari masalah sebelumnya.---
Selamat Membaca Teman! 👋🏻
---
Siapin tisu dan hati kalian untuk membaca part ini ✓
***
Hari ini adalah proses pemakaman sang bayi yang masih sangat belia. Umurnya belum genap empat bulan.
Masih halus dan belum terbentuk normal seperti bayi pada umumnya.
Mengistirahatkan sebagai tanda kepulangan. Semuanya adalah titipan dan akan kembali kepada sang Maha Kuasa.
Karen diharuskan duduk di kursi roda. Karena, tubuhnya perlu stamina yang kuat. Ia masih belum mampu berjalan dengan baik apalagi berdiri dengan tegak.
Setelah kondisi yang harus ia terima, ia masih belum sanggup menerima semua takdir yang menimpa dirinya.
Ia mengira dengan profesinya saat ini bisa menjamin kebahagiaan. Tapi, semuanya belum tentu berjalan mulus.
Banyak rintangan dan cobaan yang ia hadapi dalam menginginkan kebahagiaan yang Karen cari.
Tiffany berada di pangkuan Karen.
Mencium dan terus memeluk erat Tiffany adalah kunci ia harus bertahan.
"Mami, kita di mana?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Tiffany.
Karen menoleh dengan tatapan penuh luka. Ia tetap harus terlihat tegar di hadapan putrinya.
"Adik kamu sayang, dia sudah tenang di surga. Doakan ya suatu saat nanti kita bisa lihat adik. Dia bersama Tuhan sekarang," jawab Karen mencium pipi gemas Tiffany.
David mengusapkan telapak tangannya ke puncak kepala Tiffany. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja setelah ini.
"Ayo kita pulang!" ajak David.
"Kamu ajak Fany duluan ya, aku ingin di sini dulu sebentar."
"Aku minta Rena buat nemenin kamu ya," suruh David lembut.
"Iya."
"Rena. Temani Karen sebentar, aku duluan masuk mobil bersama Fany. Nanti ajak dia setelah selesai urusannya di sini."
"Oke David," balas Rena mengangguk.
"Sayang, kamu harus tenangin diri kamu ya." Pesan tersebut dilontarkan oleh David.
***
Karen bersama Rena sekarang. Mereka hanya saling diam, tidak seperti biasanya.
Rena juga tidak berani mengeluarkan suaranya ketika Karen masih bersedih seperti ini.
"Rena," panggil Karen pelan.
"Iya, Kar?"
"Lo tahu apa penyesalan yang gue rasakan sekarang?"
"Kehilangan anak lo?"
Karen menggeleng cepat. "Bukan itu."
"Lalu?"
"Justru gue senang melihat anak gue yang tidak ada dosa bisa berada di surga sekarang. Ada satu hal yang sangat gue sesali saat ini," ungkap Karen serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY LIFE ✓
RomanceCouple: °Karen Devia Alisa° °David Chandra° Genre: Romance and Drama. *TAHAP REVISI* Aku hanya ingin Bahagia dalam hidupku, Bukankah aku punya hak untuk memilikinya? Karen Devia Alisa, wanita karier yang mencapai impiannya di usia muda. Setiap ha...