35. Menerima Kenyataan

107 27 11
                                    

"Menyatukan dua pikiran untuk bertahan adalah hal yang harus gue lakuin."

---

Selamat Membaca Teman! 👋🏻

***

Kringg ... Kringg

Suara itu membuat kebisingan pagi-pagi begini. Suara itu berasal dari jam weker yang terus berdering.

Membangunkan si perempuan malas ini. Padahal sudah hari Senin. Selain jam weker yang berbunyi, ponselnya juga berdering.

Bos Besar Karen.

Itulah nama yang tertera di ponsel tersebut. Karen menghubungi Rena yang terlambat datang ke resto.

"Duhhh ... Berisik banget sih, siapa lagi nelfon jam segini?" ucap Rena tidak terlalu jelas dengan terus menggeliat.

Mengusap matanya yang sulit terbuka, ia mencari-cari dimana keberadaan ponselnya. Tangannya terus bergerak seraya mata terpejam.

Akhirnya Rena menemukan, segera membangkitkan kepalanya, ia dalam keadaan tengkurap. Tanpa melihat siapa yang menelfon, ia langsung saja mengangkat.

"Halo," ucap Rena seraya menguap.

"Ini hari apa ya?"

Rena tiba-tiba beranjak dari posisinya yang tengkurap, sekarang ia duduk dan membuka matanya lebar.

"Karen?"

"Buruan kerja, ada banyak yang diurus!"

"Aduh telat gue, gimana ini, belom mandi, belom makan, perut gue sakit lagi."

"NGGAK MAU DENGER ALESAN LO, BURU KERJA!!" teriak Karen keras.

Karen memutuskan sambungannya. Rena bergegas mandi dan akam berangkat kerja.

"Rasain deh lo, setiap hari minggu nelfonin gue mulu. Gantian gue telfonin, padahal gue masih di rumah." Karen tertawa keras dengan aksinya barusan.

Karen saja masih berada di kasur. Ia sengaja mengerjai Rena. Sangat menyenangkan bisa membuat Rena percaya dengan perkataan ia barusan.

"Sayang!" panggil Karen kepada David yang sedang merapikan rambut, hari ini ia akan menemui Gita untuk membahas novel Gita yang berencana akan difilmkan.

"Iya?"

"Jadi hari ini?"

"Jadi sayang," jawabnya.

"Aku ikut ya?"

"Nggak ke resto kamu?"

"Aku nemenin kamu dulu, baru setelah itu kesana."

"Yaudah."

"Lagipula Fany nanti mau diajak Mama sama Papa ke Toko."

"Udah buka mulai hari ini?"

Karen menghampiri dan berada di samping David sekarang.

"Belum sih, mau belanja kebutuhan dulu. Sebelum Fany sekolah, lebih baik kan kalo dia jalan-jalan."

HAPPY LIFE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang