22. Tidak disangka

85 38 29
                                    

"Beri aku celah untuk mengisi ruang kosong dalam dirimu. Aku tidak bisa berjanji akan selalu disampingmu tapi, aku yakin kelak kita akan ditakdirkan untuk bersama."
-Calvin

---

Selamat Membaca Teman! 👋🏻

***

Ucapan permohonan maaf melalui chat sepertinya belum afdol, kalau tidak bertemu langsung untuk meminta maaf.

Tapi, apa hanya permintaan maaf menjadi alasan Calvin untuk menemui Rena? Atau hanya alasan belaka untuk lebih mengenal?

Sebuah kedai kopi yang berada berjajaran antara pusat toko kosmetik dan fashion, disitulah Calvin dan Rena bertemu.

"Hai, Rena!" sapa Calvin langsung duduk karena, baru saja ia datang.

Rena cukup lama menunggu. Dengan tatapan sinis ia berikan.

"Lo yang minta ajak ketemu, gue yang nunggu, apaan maksud lo?" omel Rena kesal.

"Maaf, macet. Iya macet banget," ungkap Calvin memberi alasan dengan gugup.

Rena menghela napas berat, meminum secangkir kopi hangat bernama cappucino yang diatasnya bergambarkan love.

"Masih mau ledek gue lagi? Belom puas?" tanya Rena sinis sedikit kesal tapi, ia menahan tawanya karena, Calvin merasa gugup untuk berkata.

Calvin hanya diam tak berkutik, membeku seketika. Entah disambar apa, ia jadi tidak bisa membuka suaranya sedikitpun, menatap Rena kenapa ia menjadi sangat berantakan seperti ini.

"Lo abis kena macet jadi budeg atau mau bikin gue kesel lagi?" tidak henti-hentinya Rena bertanya sinis.

"Gue mau minta maaf," ucapan itu ia beranikan untuk keluar.

"Lagian gue bingung deh sama lo, lo tiba-tiba nongol depan gue ngagetin gue terus lu mau minta maaf sekarang dan ketemuan sama gue sekarang, apa itu hal yang disesali?" tanya Rena bingung dengan raut wajahnya lebih dekat, melotot dan semakin membuat Calvin gugup.

Ia merasakan degup jantung lebih kuat. Nafasnya sesak, ia segera memanggil pelayan untuk pesan minuman.

Rena tersenyum miring, bola matanya memutar dan kembali menatap Calvin lekat. Tidak biasanya sikapnya seperti itu, biasanya ia sudah tidak waras.

***

Karen menghubungi Rena merasa tidak ada yang beres dengannya. Kenapa tiba-tiba Rena pergi, tidak memberitahu kabar soal dimana keberadaannya.

---

"Lo dimana?"

"Di kedai,"

"Ngapain?"

"Ketemu sama orang,"

"Siapa?"

"Orang lah,"

"Ya siapa? Kalo nggak penting mending lo kesini, kita meeting!"

HAPPY LIFE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang