Part 3

37 9 2
                                    

********

Nahel merasakan suasana yang hangat kali ini. Tak sedingin tadi.  Tapi kenapa di rooftop bisa sehangat ini? .  "Sebentar! Bukannya ini aneh?"  Pikirnya.
"Kenapa aku seperti mencium bau obat."tambahnya masih dengan berpikir sambil menutup mata. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan itu. "Kok berubah? bukannya, tadi ia sedang terkunci di rooftop gedung? ".

"kenapa sekarang gue dirumah sakit"?tanya nya lagi . Nahel bertanya-tanya dalam hati kenapa dia ada dirumah sakit? Apa kini ia sudah mati dan sekarang berada di surga? Tapi emang disurga ada rumah sakit?  Bukannya kalo udah disurga kita gak bakalan ngerasain lagi apa itu sakit?  Dan kalau pun dia masih hidup, siapa yang menyelamatkan nya? Masih dalam pikiran yang terus bertanya tanya. Tiba-tiba...

Pintu terbuka dan menampilkan sosok resi. Yang sedang berdiri di depan pintu. Pandangan nahel malah tertuju pada sesuatu yang tengah di pegang resi, sepertinya itu berisi makanan. Kemudian, saat nahel memandang resi,  ia merasa tatapan resi sedikit aneh, tapi nahel tak menggubris nya.  Resi pun menutup pintu ruangan itu dan mendekati tempat nahel.

" Lu!! Bisa gak kalau dalam bertindak itu. Sedikit lebih pinter jangan ceroboh!! "teriak resi .

" Haa? "tanya nahel. Ia nampak bingung dengan perkataan resi.

"Ngapain lu hujan hujanan di rooftop, masa kecil lu gak bahagia?"tanya resi yang terlihat geram dengan sikap polos nya nahel.

" Haa...uhm..."nahel nampak berpikir. "bentar kok lu tau gue di rooftop"? Tanya nahel dengan tatapan menyelidiki. Dan... Plakkkk.....

"awww.... SAKIT BEGO!!!"teriak nahel kesal. Resi memukul kepala nahel dengan geram,  karna tak habis pikir dengan pemikiran bodoh nahel.  Entahlah!!! Apa karna nahel terlalu polos,  atau ia memang benar-benar bodoh.

" Lagian, gue gak habis pikir sama otak lu itu?"kata resi. " isi nya apaan deh, bisa buat lu BEGO nya gak ketolong gitu."lanjutnya dengan menekankan kata di bagian bego.

" Sembarangan!"bantah nahel. "Gue gak bego, cuma sedikit kurang paham ajah"bela nahel.  Resi hanya menghela nafas.

" Seterah lu!! "katanya. " Lagian, gue tanya sama lu sekali lagi"lanjutnya menatap nahel intens. "LU!! NGAPAIN DI ROOFTOP? HUJAN-HUJANAN GAJELAS? SAMPE PINGSAN? LU MAU BERENCANA BUNUH DIRI?"teriak resi bertubi-tubi dengan wajah kesal.  Sedangakan yang ditanya hanya menatap resi dengan datar.

"Bisa gak! lu gak teriak.  Gue gak budek kali!"kata nahel kesal pada resi. Tak habis pikir nahel.kenapa resi terlihat sangat menakutkan hari ini? Dan kenapa harus teriak coba?. Terlihat resi mengehela nafas panjang kemudian duduk di sebelah nahel. Dan ia mengambil sesuatu dari plastik yang dibawanya. Mengeluarkan susu kotak yang ia ketahui menjadi salah satu minuman favorite nahel selain kopi. Ia pun memberikan susu itu pada nahel.

"Minum,  biar perut lu berisi sedikit."kata resi.

"thanks"kata nahel kemudian menerima kotak susu tersebut dan meminum nya. Seketika ruangan itu terasa hening.  Nahel dan Resi sibuk dengan pikiran mereka masing masing. 

"Nahel,  gue tanya sekali lagi.  Kamu ngapain di rooftop? Pake acara main hujan-hujanan segala!"tanya resi, membuka suara. Kali ini terdengar lebih lembut. Nahel memandang resi.

" Tadi gue dapat chat dari Karina. Dia bilang mau kasih dokumen penting ke gue dan ngajak ketemu di rooftop. Awalnya gue bingung. Tapi karna disitu tertulis dokumen penting. Gue langsung kesana. Pas nyampe sana gue gak ketemu siapapun. Dan lu tau,  tiba-tiba ada yang nutup pintu dari dalam dan gue terkunci. Gue udah berusaha buka tapi gak bisa. Gue juga udah coba buat teriak sekuatnya. Tapi hasilnya nihil. Gadak yang denger.Tiba-tiba hujan turun, gue berteduh dan setelah itu. Gue gak ingat apa apa lagi."jelas nahel panjang lebar. Terlihat resi yang nampak memijat dahi nya. seperti sedang pusing mendengar cerita nahel.

I'm Okay!!! Maybe!!  "You Know Maybe? "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang