Part 4

29 7 1
                                    

*******

"Gak..  Gue gabakal biarin dia untuk hancurin rencana ini."kata seseorang dibalik pintu tersebut. Ya. Seseorang yang sedari tadi mendengar semua pembicaraan Nicho, Dewi, dan Heru.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian ....

Setelah pembagian tugas pada karyawan waktu lalu. Semua nya tampak sibuk, dalam pekerjaan mereka masing-masing.  Tampak terlihat dari waktu kerja mereka juga yang kerap ngaret sampe tengah malam. Untuk persiapan pembukaan hotel yang baru nanti.

"Nahel, ikut kakak sebentar boleh? "tanya dewi. Nahel yang mendengar itu, langsung menghentikan pekerjaan nya dan mengangguk pada dewi.

"Kenapa bicara disini kak? "tanya nahel. Pasalnya dewi membawa nya ke ruangan Nicho.

"Karena, saya yang ingin berbicara sesuatu pada kamu."kata nicho menjawab pertanyaan dari nahel. Tampak nahel yang mengangguk paham.

"Baiklah pak. "jawab nahel dengan tersenyum.

"Oke kalau begitu,  silahkan duduk hel"kata dewi yang duduk di samping heru suaminya tersebut.

Diruangan heru, tersedia sofa. Yang biasa di jadikan tempat untuk mengobrol dengan beberapa rekan kerja nya bila datang berkunjung.

"Baiklah.  Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kamu. "kata nicho. Nahel tampak gugup,  pasalnya ia berpikir 1000x tentang ini.  Apakah ia membuat kesalahan atau apa,  kenapa tiba-tiba dia dipanggil oleh bos nya tersebut.

"Nahel,  kamu baik-baik saja? "tanya dewi yang terlihat khawatir melihat wajah pucat nahel.

"em-iya kak, saya baik-baik saja kok"jawab nahel terlihat tampak gugup.

"Gausah gugup"kata dewi mengerti arti dibalik sikap nahel. Nahel mengangguk sambil tersenyum kaku.

"Nahel,  kamu tinggal disini sendiri atau bersama keluarga?"tanya nicho tiba-tiba.

"eh-maaf pak? Kenapa ya pak? "tanya nahel bingung.

"Tidak apa-apa,  kamu jawab saja."kata nicho.

Nahel kembali mengingat semua nya.  Kebencian itu. Amarah itu. Dan sakit itu.

"Nahel.. Hel.!!"panggil dewi yang membuyarkan lamunan nahel.

"Kok malah ngelamun?"tanya dewi.

"Eh-maaf kak."kata nahel. "Ehm-saya tinggal sendiri pak"jawab nahel.

"Oh. Kalau begitu saya mau tanya motivasi kamu bekerja disini apa? "tanya nicho lagi.

"Ya, yang pasti cari duit mah pak. Biar bisa beli apa yang saya mau."kata nahel sambil menunjukkan cengir ala dirinya. Padahal tadi, sepertinya mood nya sangat tidak bagus pada saat disinggungkan tentang keluarga. Namun, cepat sekali anak itu untuk merubah mood nya sendiri.

"Hanya itu?"tanya nicho lagi dengan tatapan tak percaya.

"Iya pak. Memang nya kenapa pak? "kata nahel malah balik bertanya pada bos nya itu.

"Bukan begitu.  Hanya saja,  biasa nya kalau orang lain ditanyakan pertanyaan seperti itu. Pasti mereka, menjawab untuk bisa sukses dan punya karier yang lebih baik lagi. Apalagi di perusahaan sebesar ini.  Siapa sih yang tidak menginginkan karier yang sukses.  Malah dengan punya karier yang lebih tinggi kamu bisa mendapatkan uang yang lebih banyak."kata nicho panjang lebar.

"Ia pak,  saya paham. Tapi dengan kondisi saya yang seperti ini.  Tidak memungkinkan untuk karier yang bapak maksudkan tadi. Saya hanya lulusan SMA pak.  Dan mendapatkan pekerjaan dibagian ini saya sangat lah merasa beruntung pak.  Dengan gaji yang sangat berbeda jauh dari keinginan saya itu lebih dari cukup pak."kata nahel lagi.

I'm Okay!!! Maybe!!  "You Know Maybe? "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang