;; Tanggung jawab

867 100 2
                                    

Sehun menatap chanyeol dengan perasaan sedih. Mama Irene dan papa suho mengelus lengan sehun.

"Aku sayang dengan chanyeol!"

Pak Jongin dan bunda jennie menatap kaget sehun. Mama Irene dan Papa suho melepaskan elusanya. Mama Irene menunduk, papa suho menghela nafas kasar. Dua orang tua itu sangat pening dan sesak menghadapi masalah anaknya itu.

Papa suho menunduk dan menangis sambil memegang kepalanya, mama Irene terdiam dan menangis dalam diam. Sehun menunduk dan menangis. Chanyeol mendekatkan diri kepada kedua orang tua sehun.

"Saya akan tanggung jawab om.. tante.."

Papa suho berdiri berjalan menuju kursi uks, mama Irene terdiam mematung di samping sehun. Sehun masih menangis dalam diam. Pak Jongin dan bunda jennie mendekat kearah sehun, chanyeol dan mama Irene.

"Saya pasti akan menanggung sehun dan anak saya"

Mama Irene menatap chanyeol sekilas dan menatap sehun tajam. Bunda jennie duduk di samping sehun, pak Jongin berdiri di samping bunda jennie dan papa suho masih menangis di pojokan uks.

"S-saya serius tante pasti bakal tanggung jawab." Chanyeol memantapkan hatinya untuk menyelesaikan masalah apa yang dia perbuat.












TING TING TING





Suara bel istirahat berbunyi nyaring. Namun di uks masih memanas atas kejadian hari ini.

"Kamu pikir gampang jadi orang tua?!"

Sehun terdiam dan mem nunduk. Mama Irene berdiri dan menghadap chanyeol.

"Saya aja gagal jadi orang tua!!"

Mama Irene berjalan dan duduk di ranjang uks membelakangi sehun. Mama Irene menangis dan menghadap sehun sebentar.

"Pokoknya tante setelah saya lulus, saya akan cari uang sendiri, cari kerja . Ita pasti gak akan ngerepoti siapa siapa lagi."

Mama Irene menangis dan menghapus air matanya dengan kasar. Sehun menatap punggung mama Irene.

"Saya sayang dengan sehun"

Papa suho berjalan mendekati mama Irene dan berdiri di sampingnya. Mama Irene menatap sehun dan sehun menunduk. Sungguh sehun sangat takut.

"Ma.." papa suho memanggil halus mama Irene.

"Kamu di keluarin dari sekolah! Kamu tau?!" Mama Irene menatap sehun tajam, sehun kaget.

"Pulang aja ma.." papa suho memegang tangan mama Irene. Mama Irene berdiri dan menunjuk chanyeol.

"Cuman kamu yang di DO! Dia engga!!" Mama Irene menangis dan menghapus air matanya.

Pak siwon selaku kepala sekolah dan pak yesung guru olah raga memasuki uks. Pak yesung menutup pintu uks dan selambu uks di karena para siswa sekolah menonton.

"Dan mereka lepas tangan semua disini lepas tanga!" Mama Irene menunjuk Pak siwon .

"Lho saya tidak bicara begitu lo buk" pak siwon angkat bicara.

"Sekolah tidak mempunyai aturan, tapi apakah sehu siap menanggung resikonya? Apakah mental sehun siap"

"Tadi bapak yang membawa nama baik sekolah untuk anak saya mengundurkan diri" ucap mama Irene me untuk.

"Saya bisa tuntut sekolah ini pak!!" Papa suho berucap tegas.

Pak siwon menatap takut dan mengangguk.

"Bapak ibuk."

"Saya bisa tuntut sekolah ini pak, saya serius!"

"Saya minta pengertiannya, disini banyak murit murit lainnya."

"Kalo begitu dia kenapa tidak diminta mengundurkan diri saja pak?!" Papa suho menunjuk chanyeol.

"Eum maaf.. kalo keduanya di keluarkan bagaimana keduanya memenuhi kebutuhan bayinya?" Ucap pak Jongin menengahi.

"Saya ga akan lepas tangan om.. saya pasti akan tanggung jawab"

Mama Irene duduk di samping sehun. Dan menatap sehun dengan tatapan terlukanya.

"Mama pikir kamu bisa di andelin. Mama pikir kamu bisa mikirin hidup kamu"

Mama Irene mencekam lengan sehun dan menatapnya tajam. Sehun menunduk.

"Kalo kamu begini mau jadi apa hun?!!!"

"Maa.. udah udah bahas di rumah"

Papa suho menarik tangan mama Irene namun di hempas. Mama Irene menangis dan berteriak.

"MAU BAHAS APA DI RUMAH HAH?! MAU BAHAS DI NIKAH DI MANA DIA LAHIRAN DIMANA?!!!! BAHAS APA LAGI!! BAHAS MAU TINGGAL DIMANA!"

Mama Irene berdir dan menatap sehun chanyeol bergantian.

"Kamu ga usah pulang! Mau tanggung jawab? mulai hari ini!!!!" Mama Irene berlari keluar uks.

"Irene!" Papa suho berlari mengejar mama Irene.

Di ruangan hanya tinggal sehun, chanyeol, bunda jennie dan pak Jongin. Bunda jennie Terisak kencang. Sehun melamun dan menangis. Pak Jongin bersikap baik baik saja namun di hatinya hancur sangat hancur.







Sehun berjalan me masukin rumah yang minimalis dan indah namun masin besar rumahnya. Sehun melihat lihat di tembok rumah dengan chanyeol di sampingnya. Di sana terpampang foto keluarga, foto chanyeol dan foto lelaki yang lumayan mirip chanyeol.

Mereka memasuki kamar chanyeol yang dominan warna gelap, sehun terduduk di ranjang chanyeol. Dikamar mandi chanyeol menyiapkan keperluan sehun. Sejujurnya kamar chanyeol sama besarnya dengan kamar sehun.







sehun di pelukan chanyeol sedang memandangi awan awan kamar chanyeol  dan chanyeol dengan telaten mengelus perut sehun yang agak buncit.

"Perutnya masih sakit?"

Sehun mengangguk, saat ini sehun memaki baju chanyeol yang super besar di badanya.

"Besok kita kedokter ya.. selamat malam"

Chanyeol memeluk erat tubuh sehun dan menciumi pucuk kepala sehun. Sungguh hawa Ac tidak bisa mendinginkan kepala dan hati mereka.

Chanyeol & SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang