3. Rapat dadakan

19 0 0
                                    

Yuu jangan males vote dan comment <3
_____

Saat ini Zidane sedang berkumpul bersama anggota PMR di ruang OSIS untuk membahas kejadian di hari senin yang membuatnya emosi dan berakhir membentak salah satu adik kelasnya.

"Kalo gak bisa diandalkan mending Organisasi PMR dibubarin." ucapnya Zidane tenang, namun menusuk.

"Gue gak setuju sama sekali, lo gak bisa seenaknya gitu dong!" Seorang gadis menyuarakan ketidaksetujuan nya terhadap ucapan cowok yang berstatus sebagai ketua OSIS itu.

"Bisa dong, buat apa kalian ada kalo kerja kalian ga becus. Dan lo Ram, seharusnya lo sebagai penanggung jawab mereka bisa pantau dong bukan malah ikutan telat kaya murid lain. Apa perlu jabatan lo gue ganti?!"

"Yang bisa mutusin buat bubar cuma pembina, lo pikir lo siapa?!" Balas Rama berusaha tenang menatap malas ke arah Zidane, sebisa mungkin ia menahan emosinya agar tak terpancing oleh ucapan yang Zidane ucapkan.

"Jelas gue punya hak buat bubarin lo semua!" Bentak Zidane akhirnya. Ia menatap garang ke arah Rama yang masih tenang di tempat duduknya.

"Zidane! Apaansih, kok lo jadi emosi gini? Kita bisa musyawarah kali. Lagian gak mungkin PMR dibubarin gitu aja Dan." Ucap Sella berusaha menengahi permasalahan ini, karna semakin lama dibiarkan maka Zidane akan semakin di kuasai emosinya entah karna apa tapi hari ini cowok itu sangat berbeda dari sebelumnya.

"Lo kenapa Dan? Ada masalah apa sampe lo emosi kaya gini?" Sella menatap Zidane dan Rama bergantian.

Zidane masih menatap tajam ke arah Rama yang duduk dengan wajah tenangnya, cowok itu bahkan tidak terganggu sama sekali dengan tatapan Zidane padanya. Semua yang ada diruangan itu terdiam, bahkan ingin bergerak pun rasanya sulit.

Ruangan yang lumayan luas ini menjadi gerah seketika padahal ada 3 AC yang menyala dengan suhu paling rendah.

"Gue rasa ini urusan pribadi kalian berdua. Rapat selesai, lo semua boleh bubar dan hukuman karna kelalaian kalian bakal gue kasih sehabis pulang sekolah. Jadi pastiin jangan ada yang balik." Putus Sella. Cewek berambut oval sebahu itu berdiri dari duduknya dan membuka pintu ruangan.

Kini diruangan OSIS itu tersisa 5 orang. Sella, Rama, Zidane, Diaz dan Tania.

"Lo berdua tuh gak ada ya tanpa ribut sekali aja?!" Tanya Tania geram. Sungguh gemas melihat kedua cowok itu beradu mulut dan saling egois padahal mereka kedudukannya sama-sama tinggi, astaga pantas kalau mereka terpilih menjadi ketua dan wakil.

"Ya coba aja lo pikir, masa kesalahan PMR dikit langsung suruh bubar. Kacau ketua lo." Ujar Rama, melempar pulpen yang sedari tadi ia mainkan dengan jarinya ke tengah meja kesabarannya mulai menipis.

"Dan kalo mata sama pendengaran lo masih berguna dengan baik, lo taulah siapa yang mancing emosi orang disini." Tambahnya, "Lagian siapa tau emang hari ini lagi pada banyak yang sakit makanya sibuk, dikira murid disini cuma satu dua orang kali."

Zidane berdiri menatap Rama sengit, "Lo!" Tunjuk Zidan pada Rama, "Anjing ya Ram! Bisa-bisanya lo ngomong kaya gitu. Ini bukan sekali dua kali Ram!"

"Ya terus lo mau kaya gimana?" Tanya Sella pada Zidane, "Udahlah Dan, kasih kelonggaran buat masalah ini, lagi juga mereka masih bisa diarahin kok buat jadi lebih baik. Mungkin emang bener yang dibilang Rama, lo juga gabisa bertindak semena-mena karna jabatan lo." Jelas Sella, gadis itu ikut emosi karna sikap Zidane yang ntah mengapa kacau sekali.

"Apa lo emosi sampe segininya ada hubungannya sama cewek yang pingsan itu Dan?" Tanya Tania asal. Hal itu tak di gubris oleh Zidane, cowok itu malah buang muka ke arah lain agar terhindar dari Tania yang menatapnya meminta jawaban.

THE RAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang