CHAPTER| 12
Ketiga lelaki berseragam yang sama itu sedang memperhatikan sebuah mobil mewah berwarna putih yang baru saja memasuki lingkungan sekolah.
Semua mata pun tertuju kesana, penasaran siapakah yang datang dengan kendaraan yang bermerek kelas atas itu.
Ya, Albi Arkasana.
"Dia beneran datang, Sat!"
"Loh?! Itu kan sepupu gila lu kan, Sat?"
"Pura-pura nggak kenal, aja!"
Martin dan Danel pun kompak mengiyakan keinginan Julyan. Mereka sama-sama tak menyukai Albi karena lelaki itu sangat sombong dan egois.
"Yuk, ke kelas aja. Bentar lagi bel," kata Martin.
Julyan dan Danel pun mengikuti langkah Martin yang berjalan lebih dulu ke kelas.
Saat hendak masuk melewati pintu, tiba-tiba Moni menyerobot jalan. Martin mengumpat, terkejut dengan kebrutalan seorang Moni yang tak berubah sejak SMP.
"Apa?!" Dengus Moni pada ketiga lelaki yang menatapnya kesal.
"Lu nggak merasa salah, gitu?" Tanya Martin.
"Hah?! Memangnya salah gue apa?"
"Tadi lu nyenggol gue, anying! Tangan gue kehantam pintu, padahal gue baru pulih habis kecelakaan,"
"Oh.. sorry, Martin Gioh!" Ucap Moni cuek.
"Untung lu cucu nya yang punya sekolah ini, kalau bukan -"
"Ya terus? Lo mau bully gue, gitu?"
Moni menatap Martin sambil bersidekap depan dada. Sedangkan Martin, lelaki itu sangat karena Moni memotong ucapannya begitu saja. Julyan dan Danel juga tak habis pikir dengan Moni. Gadis itu bercita-cita jadi model papan atas, namun kelakuannya sangat tidak ramah.
"Kalian kenapa pada tutupin jalan?" Suara Nesa tiba-tiba terdengar.
Julyan, Danel dan Martin refleks menoleh bersama ke belakang dan mendapati Nesa yang menatap ketiganya bingung.
Mulut Moni terbuka saat memandangi penampilan Nesa hari ini.
"Lo kenapa lagi, anjir Nesa?!" Seru Moni.
Nesa mendengus. "Gue habis dikeroyok sama setan dari gedung sebelah," balas Nesa datar sembari berjalan melewati ke-empat orang yang masih berdiri didepan pintu kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD FOR YOU
Novela Juvenil[IKUTI AKUN PENULIS, BARU BOLEH BACA!] |NEW VERSION| TEEN FICTION| "Bukannya lu suka gue?" tanya Julyan sambil mempererat pegangannya pada Nesa. "Itu dulu, sekarang udah nggak! Gue juga udah punya pacar," "Tapi lu masih ada perasaan kan sama gue?" p...