CHAPTER 2

176 43 0
                                    

CHAPTER| 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER| 2

Setelah jajan di kantin, Julyan dan Danel kembali ke kelas. Mereka berdua tidak betah berada di keramaian lantaran semua murid membicarakan Nesa. Jujur saja, Julyan sedari tadi mencari keberadaan Nesa karena gadis itu tidak terlihat dimanapun disekolah. Julyan ingin memastikan bahwa Nesa baik-baik saja.

Saat masuk ke kelas, Julyan melihat isi tas Nesa masih berceceran di lantai. Julyan menghela napas, kemudian berlutut dan memasukkan barang-barang milik Nesa kedalam tas. Danel pun turut membantunya tanpa Julyan minta.

"Kayaknya dia bolos lagi," ucap Danel.

"Iya. Heran gue sama tuh cewek, masih murid baru tapi udah badung banget. Mau jadi apa coba dia di masa depan?" Julyan tidak habis pikir. "Padahal pas SMP, dia cewek imut dan aktif banget," lanjut Julyan tanpa sadar.

Danel menahan senyumnya. Sekarang, Danel tahu seperti apa pandangan Julyan pada Nesa saat masih SMP. Rupanya, Nesa tidak bertepuk sebelah tangan waktu itu. Namun, Nesa yang sekarang sudah tidak menyukai Julyan. Danel juga bingung mengenai hal ini. Terlalu tiba-tiba jika Nesa move on begitu saja.

"Udah masuk semua kan?" tanya Danel, Julyan memperhatikan sekitar. Sudah tidak ada lagi barang di lantai. Julyan menjawab dengan anggukan kepala.

"Lu simpen aja tasnya. Nanti pulang sekolah, lu tungguin Nesa disini. Pasti dia datang buat ambil tasnya," Julyan terkejut mendengar perintah Danel. "Gue ada ekskul futsal, jadi nggak bisa nemenin lu," jelas Danel agar Julyan tidak salah sangka.

"Nggak ah, titipin aja sama pak satpam digerbang sekolah. Nanti dia kegeeran dan ngira gue udah suka sama dia,"

"Nesa kan udah benci sama lu! Mana mungkin dia kegeeran,"

"Perasaan cewek mana bisa ditebak. Sekali disenyumin, spam chat sepanjang hari," ungkap Julyan seakan sering mengalami hal tersebut.

"Sekalian lu pastikan dia baik-baik aja, Sat!"

"Oke, gue tungguin dia,"

----

"Julyan?"

"Iya, ini gue!"

Julyan menatap Nesa yang nampak terkejut diambang pintu kelas. Gadis itu masih memakai seragam, namun terlihat acak-acakan. Julyan rasa gadis itu habis memanjat tembok belakang sekolah, satu-satunya jalan pintas jika seseorang terlambat atau ingin membolos. Tentu saja hanya murid nakal yang nekat melakukannya.

"Lu nggak lewat depan?" tanya Julyan sambil memperhatikan Nesa berjalan ke arah bangkunya, mungkin ingin mengambil tas miliknya.

"Nggak! Dan berhenti nanya-nanya. Gue nggak suka denger suara lo!"

"Tas lu sama gue," Nesa menoleh cepat, dia melihat Julyan mengangkat tasnya.

"Kenapa tas gue ada sama lo?!" tanya Nesa kesal.

GOOD FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang