Chapter 2

143 7 1
                                    

15.30
Semua sudah sampai di Kavi's cafe, ya kafe itu milik Alin, tapi hanya teman Alin dan Kak Sabrin yang tau. Mereka saat ini sedang menunggu pesanan dengan bercanda ria sedangkan Alin fokus ke ponselnya untuk mengecek tentang cafe hari ini hingga suara Nando mengalihkan perhatiannya.

"Alin, dari tadi pegang HP mulu lu, gak capek emang tuh mata?"tanyanya

"Iya, dari tadi kita ngajakin lo bicara, tapi respon lo hanya diam, emang lo lagi ngapain sih di ponsel itu, ada Angga yang lebih menarik loh?" Sambung Alfa sambil menggoda Alin dan Angga.

"Oh gue lagi balas chat seseorang," jawabnya singkat.

"Cie punya pacar baru ya, kasian Angga tuhh dia suka sama lo," celetuk Revi dengan candaan yang membuat Angga geram.

"Besok lo ikut gue, nggak terima penolakan," bisik Angga ditelinga Alin
Namun sebelum Alin menjawab, suara Ovi menghentikannya

"Dilanjutkan nanti ya kakak-kakak ku, sekarang kita makan dulu," ucap Ovi menengahi.

"Iya, nanti kalian bisa sambung obrolan ini." final kak Sabrin yang diangguki mereka semua dan mereka pun makan dengan santai.

Saat ini mereka sudah diluar cafe dan akan pulang namun Feri menghentikan langkah Alin yang akan masuk ke mobilnya bersama Ovi digendongannya.

"Ehh bentar deh, perasaan tadi ada tugas kelompokkan, dan besok ada waktu pelajarannya kan, bukannya kita sekelompok?"tanyanya mengingatkan.

"Kok lupa ya, yaudah ngerjakan sekarang aja, kita selalu bawa ganti kok, kalo tim cewek kalian gimana?"tanya Nando

"kalau kita sih juga selalu bawa baju ganti, yaudah kita ngerjakan di apart Alin aja," ujar Revi.

"Lha kok gue, gak ah mending disini kalau gue," tolak Alin

"Iya Alin, emang di apart lo ada apaan?", tanya Nando lagi

"Apart gue privasi gue," jawab Alin

"Privasi-privasi tapi ntar ada yang datang itu namanya buka privasi," celetuk Angga.

"Ovi nggak papa kok mommy," ujar Ovi tiba-tiba.

"Nahh anak lo aja ngebole- tunggu, maksudnya apaan?" tanya Angga setelah sadar apa yang diucapkan oleh Ovi.

"Terkejut ya?" tanya Alin sinis

"Berati yang lo maksud privasi itu ada suami lo?" Tanya Nando lagi 

"Yah enggak lah, yaudah diapart gue, cepetan keburu malam nanti," ujar Alin sambil mengalihkan topik.

"Emm Lin kakak nggak bisa ikut nggak papa kan?" tanya kak Sabrin tiba-tiba

"Nggak papa kak, lagian kalo ibu pulangnya duluan kan nggak enak ya sebagai anak," jawab Alin dengan senyum hangatnya yang membuat ketiga cowok terutama Angga terpana dengan senyuman itu.

"Yaudah kakak pulang ya, sampai ketemu besok dahh," ucap kak Sabrin dan meninggalkan mereka.

"Ntar jelasin ke kita, awas lo," ucap Alfa yang dibalas deheman oleh Alin.

Skip apart Alin

Keadaan ruang tamu apart Alin, seperti bukan ruang tamu karena buku berserakan dimana-mana, alat tulis pun juga begitu. Mereka mengerjakan tugasnya dengan tekun hingga suara Ovi membuat mereka terdiam. 

"Mommy, bukannya besok tanggal merah? Berati hari libur kan?" tanya bocah kelas satu sd itu pada Alin mommy.

"Kok gue lupa ya? Ngapain kita ngerjakan ini kalo besok libur, sialan tih guru udah ngebohongin kita anjir," ucap Alin dengan mengumpat.

"Ehh busett, cewek-cewek bahasanya kasar amat dah," ucap Angga ditengah keterkejutannya.

"Alin mommy tak boleh mengumpat, simpan umpatanmu itu mommy," ingat Ovi pada Alin

"Maafkan mommy ya sayangku," ucap Alin meminta maaf, yang membuat ketiga cowok disitu tercengang.

"Ehh bener itu Alin, kenapa hangat banget ya?" tanya Alfa

"Kok gue gak percaya ya?" sambung Nando.

"Eh lo punya utang penjelasan dengan kita lo," ucap Angga dibalas deheman oleh Alin.

"Nak, udah malam nih, kamu masuk kamar mommy aja yah, tidur disana. Menurutlah," ajak Alin pada Ovi.

"Iya mommy, selamat malam mommy dan kakak," ucapnya sembari mengecup pipi Alin.

"Malam Ovi," jawab mereka serentak.

Setelah dilihat Ovi sudah masuk kamar Alin, dia pun membuka suara.

"Gue udah percaya sama kalian, jadi kalian minta cerita darimana?" tanya Alin

"Ovi aja deh," jawab Alfa.

"Oh oke, jadi Ovi itu anak angkat gue yang gue ambil di rumah ibu kak Sabrin. Waktu itu kak Sabrin mau berangkat kerja, terus dia nemuin keranjang bayi, dan diangkatlah keranjang itu. Dia bawa masuk terus dilaporin pada ibu dan nemuin surat yang isinya ucapan terimakasih sudah menemukan bayi itu dan minta tolong agar merawatnya, karena sang pemilik bayi itu tak menginginkan anak perempuan. Kak Sabrin tentu menolak karena dia dan ibu bekerja, lalu siapa yang mengurusnya. Tepat pada saat itu aku datang kerumah untuk mengirim pesanan ibu kak Sabrin dan aku melihat bayi itu, aku bertanya anak siapa karena nggak mungkin anak kak Sabrin atau anak ibu kak Sabrin karena waktu itu setahuku mereka sama-sama single, dan mereka menjawab menemukan anak itu tetapi tak mampu mengurusnya, akupun berucap bahwa aku mau mengurusnya dan memberi nama Erialouvi Augustina," jelas Alin dengan bahasa yang bercampur

"Oh, terus lo dapat uang darimana hingga lo bisa ngebeli apart yang rada gede ini?" tanya Alfa diangguki tim cowok.

"Oh gue dapat uang dari mendiang ibu ayah gue," jawab Alin setengah gugup namun tak ada yang menyadari.

"Lalu biaya sekolah dan keperluan sehari-hari lo gimana? Kan lo nggak punya siapa-siapa, terus lo nggak kerja kan?" tanya Angga yang membuat Alin membisu.

"Gue jawab apa ya, gak mungkin kan hasil uang cafe yang ada tiga cowok itu manfaatin gue dengan harta lagi" tanya batin Alin

"Ngapain diem ha?" tanya Angga lagi.

"keperluan gue dibantu sama kak Sabrin dan ibunya kak sabrin," jawab Alin.

"Sekarang ada yang tanya lagi gak?" tanya Feri mengalihkan topik karena tau bahwa Alin kehabisan kata-kata.

"Eh sayang kamu tau tentang Ovi?" tanya Alfa pada Feri.

"Hehehe kita berdua udah tau dari lima tahun lalu mungkin," jawab Feri cengengesan.

"Berati lo udah dari SMP dong punya Ovi," tanya Nando dibalas deheman oleh Alin.

"Lin kita boleh nginep nggak? Tanggal merahnya dua hari lo kan kita lama nggak kumpul selama lo dikota orang dan masa lo kembali kita ketemu hanya sebentar sih," tanya dan saran Revi.

"Gue peka kok, makannya tadi Ovi gue suruh tidur dikamar gue, disini ada dua kamar yaitu kamar gue dan Ovi dan ada dua sofa lipat serta satu kasur lipat, kalian pilih sendiri asal jangan kamar gue," jelas Alin lagi.

"Yaudah gue pinjem kasur lipatnya, tim cewek tidur di kamar aja," ujar Angga.

"Gue ingin tidur di sofa dengan Nando, btw yang mana sofanya," tanya Alfa

"Yang lo dudukin satu, satunya diruang tv yang warna maroon, yang mau kasur lipat ikut gue" jawab Alin dan beranjak pergi dan diikuti Angga.

Setelah sampai ditangga, Anggapun memulai pembicaraan.

"Mulai saat ini lo pacar gue, gak nerima penolakan. Gue cinta pada pandangan pertama sama lo," ucap Angga yang membuat tangan Alin yang hendak membuka pintu kamar berhenti.
.
.
.
Tbc
Gantung dulu ya, aku gemes ingin cepet up nih cerita. Kalo baca jangan lupa voment gaissku

KARALLIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang