"Mulai saat ini lo pacar gue, gak nerima penolakan. Gue cinta pada pandangan pertama sama lo," ucap Angga yang membuat tangan Alin yang hendak membuka pintu kamar berhenti.
Pernyataan itu masih terngiang di telinga Alin hingga pagi ini, ya Alin belum menjawab pernyataan Angga semalam karena dia pun bingung ingin menjawab apa, kalau ditolak dia tak terima penolakan kalau pun diterima Alin belum memastikan rasa apa yang muncul dihatinya. Apakah cinta pada pandangan pertama ataukah hanya suka dalam artian teman? Ntahlah mungkin nanti akan Alin jawab.
Saat ini dia termenung di meja makan, dengan memikirkan sesuatu.
"Huh apa yang harus ku katakan pada Angga? Kenapa jadi bingung sih, padahal hanya dua kata yaitu terima dan tolak, tinggal pilih apa susahnya sih Alin?" gumamnya pada diri sendiri. Tak sadar jika seseorang yang digumamkan ada dibelakangnya.
"Tapi jika aku terima aku tak tau rasa apa yang muncul dihatiku, baru sehari tapi aku nyaman di sisinya jika ku tolak penyesalan datang di akhir. Jadi keputusanku aku tanya Ovi dulu saja, jika dia terima maka ku terima jika dia nggak mau aku pun dengan berat hati menolak. Huh daripada memikirkannya lebih baik kubuat sarapan dulu untuk semua," gumamnya lagi lalu beranjak dari kursi, namun saat membalikkan badan Alin terkejut dengan Angga yang berdiri sambil bersender di pintu masuk dapur.
"EH ANJENG DAPUR!!" teriak Alin terkejut.
"Cewek mulutnya kasar, gimana?" tanya Angga akhirnya.
"A-apanya yang gimana?" tanya Alin balik sambil metralkan detak jantungnya.
"Jawaban lo yang kemarin, tapi gue tetep gak terima penolakan, jadi nanti kita berdua ngomong ke Ovi kalo emaknya udah ada pasangan," jawab Angga.
"Gue belum jawab, kok lo udah mutusin," ucapnya lalu mengambil telur serta bahan masakan lain untuk sarapan.
"Kalo gue gak terima penolakan ya berati udah sah!!" ujar Angga dengan meninggikan suaranya.
"Lo bisa gak sih gausah ganggu gue masak, lo tinggal bagunin temen lo buat mandi atau cuci muka kan bisa daripada lo ganggu gue gak guna tau nggak."ucap Alin dingin dengan tatapan tajamnya membuat nyali Angga menciut dan meninggalkan Alin.
.
.
Saat ini mereka kumpul di ruang tengah dan duduk di karpet dengan Ovi dipangkuan Alin. Mereka pada sibuk dengan kegiatan masing-masing dengan Feri dan Alfa yang sibuk pacaran, Nando dan Angga yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Alin bercanda dengan Revi serta Ovi.
"Lin, rencana lo setelah lulus apa?" tanya Revi tiba-tiba.
"Ntahlah gue juga bingung, maunya sih kuliah tapi masa Ovi gue tinggal belum lagi kalau tugasnya makin hari makin numpuk," jawab Alin
"Kalau lo mau kuliah, rencana kemana?" tanyanya lagi
"Rencana gue mau balik ke kota kelahiran gue, sekalian ngurusin cabang tapi gue malas ngurusin kepindahan si Ovi dan nggak mau ninggal kak Sabrin dan ibu disini," jawabnya
"Iya juga ya, cabangnya kan banyak terus lo ngurusnya gimana sekarang?"
"Sekarang pusat sama cabang kota sebelah gue yang urus, kalo cabang kota ini kak Sabrin yang urus, sedangkan cabang kota kelahiran gue ibu yang urus," jelas Alin tak sadar bahwa mereka berdua sudah mengundang perhatian keempat orang disini.
"Emang ada berapa cabang?"
"Kota sebelah ada dua, yang diurus ibu sama kak Sabrin ada empat berati totalnya ada enam cabang dan satu pusat," jelasnya lagi.
"Cabang apa?" tanya Angga yang dari tadi nyimak.
"E-eh cabang-"
"Cabang?" Angga gak sabar.
"Lo siapanya Alin emang, kok kepo banget?" tanya Nando.
"Gue pacarnya sejak kemarin," jawab Angga.
"HAH!!" semua terkejut.
"Lo apaan sih, gue nggak terima," jawab Alin ngegas.
"Udahlah mommy terima aja, kata kak Sabrin penyesalan itu datang diakhir," celetuk Ovi
"Terserah deh, gak peduli," jawab Alin.
"back to the topic, cabang apa?"tanya Angga lagi.
"cabang tokonya Ibunya kak Sabrin, kan dia jadi guru terus gue disuruh ngurusin pusat sama kak sabrin jadi kita tukar," jawab Alin.
"Kali ini aku percaya sama kamu," jawab Angga.
"Geli gue dengernya," celetuk Alin.
"Gue juga," jawab semua.
"Seorang pangeran es kita mendapatkan cinta pertama dengan putri es kita," ujar Feri.
"Sekarang Alin dan Ovi tanggung jawab aku," putus Angga.
"Terserah lo deh akunya nggak mau tau," Alin
"Cie mommy Alin udah punya kak Angga," goda Ovi
"Siapa yang ajarin anak mommy ini hm?" tanya Alin gemas
"Mommy sendiri, aku menirukan saat kak Sabrin sama cowoknya," jawab Ovi.
"Gimana kalau panggil kak Angga daddy," tanya Angga.
"Nggak mau, karena kata mommy daddy Ovi udah nggak ada," jawaban Ovi lantas membuat semua terdiam hingga suara Alfa memecahkan keheningan.
"Eh gimana kalau kita ke supermarket beli bahan masakan terus kita pesta disini untuk merayakan jadian dua es sekalian untuk kembalinya teman lama tim cewek," ujar Alfa untuk menghilangkan rasa canggung.
"Pesta? Lo mau ngebersihin apart gue? Kalo mau gue izinkan kalo nggak mending yang lain," tanya Alin
"Yaelah Lin santai kita bersihin kok,"
"Sekarang siapa aja yang berangkat?" tanya Alin lagi.
"Cowok aja, ceweknya ngebersihin apart dan nyiapin semua, kita biar beli apa aja ntar dimasak jadi apa, setuju nggak!!" ucap Nando.
"Lagian gue males keluar," Celetuk Revi dan Feri berbarengan.
"Yaudah Lin kita berangkat ya," pamit Angga.
"Hm," jawabnya. Setelah semua cowok dipastikan keluar Alin pun bergegas ke kamarnya tapi sebelum itu,
"Eh gue mau ke kafe dulu ya, kan deket nih, paling empat puluh lima menit lagi nyampe, sekarang gue mau ngambil tas sama topi dulu karena buru-buru," ucapnya dan berlari ke lantai dua.
"Gue berangkat, Ovi mommy pergi ya bye," pamit Alin.
Dalam perjalanan menuju basement dia sambil make up (gile kekuatan si Alin, kalah gue//plak)
Dilain tempat
Tim cowok dalam perjalanan menuju supermarket, karena sedikit jauh dengan apartemen Alin akhirnya tim cowok memutuskan untuk mengendarai mobil milik Angga dan yang menyetir Alfa.
"Eh Ngga itu bukannya mobil pacar lo ya," tanya Nando
"Iya ya, liat aja nomor platnya sama tuh, tapi mau kemana ya kok kenceng amat," jawab Angga.
"Gimana nih, ke supermarket atau ikutin mobil cewek lo?" tanya Nando lagi.
"Ikutin ajalah." mereka pun memutuskan untuk mengikuti mobil Alin.
.
.
.
TbcGaissku pendek atau kurang panjang nih, bosan nggak? Jangan lupa voment ya biar Vii tau gimana cerita Vii menurut kalian, menarik atau nggak atau ada typo. Sampai jumpa di next chapter gaissku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALLIN
Teen FictionSeorang gadis cantik yatim piatu yang mengasuh anak kecil sekaligus pemilik cafe terkenal di kotanya bertemu dengan lelaki tampan pemilik salah satu sekolah tempatnya mencari ilmu. Namun siapa sangka jika mereka menjadi pasangan? . . . Ingin tau c...