Andini menyiapkan bulan Juni untuk adiknya, Andromeda. Tetapi ketika perjuangan itu akan mencapai garis finish, malah menimbulkan sebuah tangisan sakit hati. Andini marah dan tak terima terhadap tingkah laku adiknya. Akankah Juni yang disiapkannya s...
Ratna meraih beberapa sendok asinan dan memasukkannya ke plastik bening, lalu diikat. Hari ini pembeli begitu ramai. Hingga dia kewalahan melayaninya.
Untunglah belum lama Andini yang masih memakai seragam guru berwarna kuning kunyit itu, menghampiri dan membantunya.
“Saya 20 ribu, ya. Pedasnya, banyak,” ucap salah satu pelanggan. Di tempat itu suasana tampak begitu ramai. Sehingga suara pun samar-samar terdengar.
Setelah dijalani dengan sabar, akhirnya aktivitas berjualan telah beres.
“Alhamdulillah, selesai juga.” ucap Ratna sembari mengelap peluhnya yang menetes.
“Iya, Bu. Sepertinya pendapatan hari ini jauh lebih baik,” sahut Andini yang tengah membereskan barang yang akan di bawa pulang.
Ratna menatap anak gadisnya yang tengah membereskan barang. Setelah itu, entah kenapa tiba-tiba penglihatannya seketika merabun dan kepalanya pening.
Andini yang sadar akan keadaan ibunya, dilanda kepanikan.
“Ibu!” sergapnya, segera memegang sang ibu yang saat itu seperti hendak terhuyung jatuh.
Sementara Andromeda, dia tak tahu keadaan ibunya. Karena dia tengah berkumpul dengan teman Jakarta-nya.
Di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar, kota Bandung tersebut, dia tengah beradu kelihaian dalam memainkan motornya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hatinya masih tenang. Setenang air. Seperti tidak ada beban yang menyergapinya karena dia belum tahu apa-apa tentang peristiwa yang menimpa keluarga di rumah.
Keringat membasahi tubuh Andromeda. Tangan yang terlapis sarung terus meliukkan stang motor.
Kemaja putihnya dilepas dan diganti dengan kaos oblong. Hanya menyisakan celana abu-abu, seragam SMA-nya. Helm corak kesayangannya ikut andil melindungi dirinya dari sengatan matahari.
Pukul 2 siang, memang masih terasa panas. Tetapi di sekitar jalanan masih banyak manusia yang berseliweran.
Banyak atraksi yang dia mainkan. Seperti Wheely yaitu teknik mengangkat roda bagian depan, mengangkat roda bagian belakang atau istilahnya Stoopy, dan dia pun mencoba untuk melatih gaya yang cukup ekstrem, yaitu burn-on yaitu teknik melakukan rem bagian depan dan memutar gas penuh sehingga roda belakang memutar menciptakan asap penuh.
Dalam aksi ekstremnya dia sempat untuk berpose di hadapan kamera yang dikendalikan oleh salah satu temannya, Gio. Yang sama-sama tengah mengendalikan motor.
Andromeda tersenyum ceria di balik helm yang menutupi seluruh kepalanya.
Matanya menyipit karena tersenyum. Sungguh Andromeda adalah remaja menawan dan berbakat.
Setelah puas, mereka istirahat. Melepas helm, dan sarung tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.