Terlihat matahari sedang mencium beberapa deretan bukit di pulau Lombok. Dua angkatan itu masih berada di bawah naungan hotel. Dan sedikit dari mereka masih berada di rumah sakit untuk menunggu kabar yang tersisa di balik keputusan ilahi.
Zafran bersama beberapa teman seangkatannya kini menuju ke rumah sakit. Tepat di depan koridor ruang ICU Kalijaga, Zafran yang berada di barisan terdepan tidak sengaja menangkap sosok Nayza yang sedang tertidur dengan kepalanya tertempel di atas tangannya. Sosok itu tertidur di samping lengan pemilik ruangan itu. Secara spontan, Zafran berbelok berusaha memimpin ke area lain.
"Zaf, ruangan jaksa Reno udah lewat." Bisik Keyra dengan menjinjit ke telinga Zafran.
"Shht. Jangan ribut! Kita anterin dulu yang lain ke ruang ICU selain ini. Nanti kita balik ke ruang Kalijaga terus lo liat sendiri."
"Oke."
Sesuai dengan rencana Zafran, setelah mereka mengantarkan yang lainnya ke ruang ICU lain, mereka pun kembali beranjak menyusuri ke arah tempat ICU pertama berada.
"Tuh!" Zafran menunjuk ke arah jendela ruangan itu dengan telunjuknya. Sedang ia dengan cepat merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Tidak beberapa lama kemudian, ia pun terlelap di dunianya sendiri.
Keyra terbelalak melihat kenyataan yang sulit untuk dipercayainya. Segenap jiwanya hanya berdiri dan melirik ke arah Zafran beberapa waktu.
"Zaf.... lo nggak papa?" lirih Keyra.
"hmm ... ya nggak apap-apalah. Emangnya dia siapanya gue?" katanya tanpa memindahkan pandangannya dari handphone.
"ya nggak gitu sih!. Dia kan ..." putus karena tidak tahu harus melanjutkan dengan kalimat apa.
Hening tercipta beberapa saat setelah percakapan dimulai. Beberapa menit sejak keheningan terbendung, terlihat dua sosok berjubah putih bersama dengan para asistennya melintasi mereka dengan langkah yang terburu-buru. Mereka memasuki dua ruangan ICU yang berbeda.
"Zaf. Zaf, lo liat nggak dua dokter tadi?" tanya Keyra dengan pandangan yang menjalar ke arah ruangan yang dimaksudnya.
"Hmmm..." respon Zafran yang masih dengan dunianya sendiri.
"Zaf, lo dengar nggak? Liat dulu, baru kasih responnya. Masalah galau mending nanti aja deh! Ini seirus! Gue nggak bercanda!"
Zafran pun akhirnya terbungkam dengan ungkapan Keyra. Pandangannya kini menuju ke arah ruangan yang hanya tampak bayangan sosok yang dimaksud oleh Keyra sedari tadi.
"Yuk kita kesana!" ajak Keyra. Mereka pun beranjak ke lobi yang berada dekat dengan kedua ruang ICU yang menjadi pusat perhatian sejak beberapa detik yang lalu.
"Zaf, ini bukannya ruang ICU kak Zulham dan kak Arkan?"
"Gue nggak tahu!"
"Lo nggak tahu? Jangan bilang lo nggak kenal juga sama kak Arkan dan kak Zulham!"
Zafran tanpa merasa bersalah menganggukkan kepalanya sehingga membuat Keyra frustasi seketika.
"yaelah, lo ngapain selama ini Zaf? Nggak keluar-keluar dari rumah ya?"
"kok lo nanya gitu?"
"Ya jelaslah gue nanyak, orang lo nggak tahu siapa kak Arkan dan kak Zulham!"
"Emangnya mereka siapa?"
"Mereka yang buat acara reuni ini. Dan kak Arkan yang telepon lo pas di Surabaya."
"O... kok gue nggak tahu ya!"
"yalah... mana mungkin orang sedingin es kayak lo tertarik sama hal gituan. Tapi, kalau yang bersangkutan dengan Nayza, yah pasti lo yang duluan, ya nggak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/224887430-288-k97645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RENAZA
Mistério / SuspenseMasih banyak hal yang perlu kulakukan. Tanpa berharap apa yang seharusnya menjadi nyata di bagian babku yang selanjutnya. Hidup memang tidak pernah berjalan dengan arah yang diinginkan. Karena ia memiliki arah tersendiri yang harus dilampauinya.