Chapter 4 || City That Never Sleeps

1.4K 87 9
                                    

Boleh mnta comment nya, bae? Biar rame dan smngt update nya 🥲

-

5 days later, after chapter 3.
Los Angeles, Amerika Serikat.

Gemerlap lampu serta suara kendaraan yg berlalu lalang mendominasi suasana malam itu. Kepulan asap rokok ikut berbaur dengan angin malam kota yg tak pernah tidur. Di hisap nya kembali sebatang rokok yg diapit oleh dua jari di tangannya.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu. Bagaskara mematikan rokok ditangannya. Berjalan menuju pintu yg baru saja diketuk sebanyak 3 kali itu. Pintu itu dibuka, nampak seorang wanita berambut panjang bergelombang. Dengan sebuah paper back di tangannya.

"Surprise! Oleh-oleh dari saya captain."

Bagas menerima paper back itu. "Makasih banyak, Lea."

Lea tersenyum lalu mengangguk. "Ada waktu luang? Sayang banget cuacanya bagus tapi ngga bisa di nikmatin."

"Tunggu sebentar."

Bagas masuk kembali ke kamar. Mengambil jaket kulit berwarna hitam dan menaruh paper back itu di kasur. Lea wanita yg hampir saja menjadi istri Bagaskara. Kedua orang tua mereka diam-diam merencanakan sebuah pernikahan. Namun, untung saja Lea menolak karena beberapa minggu lagi ia akan di lamar oleh pacarnya.

Lea sudah tinggal di Los Angeles 4 tahun lamanya. Sebenarnya melarikan diri dari orang tuanya yg otoriter itu. Dia memang nekat, datang ke LA tanpa membawa apapun. Hanya uang sisa tabungannya, itu pun habis untuk mencicil apartemen mewah yg ia beli. Untung nya ia bertemu teman lama dan di tawari menjadi model. Tapi beberapa tahun belakangan ini ia berkecimpung di dunia akting.

"Udah?" Tanya Lea setelah melihat Bagas yg sudah rapih dengan jaketnya.

Bagaskara hanya mengangguk. Lea berdecih lalu keluar kekehan dari mulutnya. "Lo itu ya, kaku!"

Bagaskara tidak menggubris perkataan Lea. Mereka berjalan berdampingan, entah tujuan Lea ingin membawa Bagas kemana. Bagas hanya ikut saja, lagipula ia tidak terlalu tahu tentang daerah sini. Walaupun sudah beberapa kali ke Los Angeles.

"Gue bentar lagi married."

"I know."

"Lo kapan?"

"Nanti."

"Cepetan dong, biar punya baby barengan. siapa tau kita jadi besan."

"Udah sampai mana persiapannya?" Tanya Bagas, mengalihkan pembicaraan.

Lea menyipitkan matanya. Selalu seperti ini, Bagas selalu mengganti topik jika yg dibahas tentang pernikahan. Walaupun Lea sudah berteman dengannya selama 3 tahun. Tidak ada yg Lea tahu selain Bagas fanboy berat Jisoo Blackpink. Mereka pernah hadir ke konser Blackpink bersama.

Bagaskara itu misterius.

Ralat, manusia kaku. Tidak pandai bersosialisasi.

"Kemarin orang tuanya Sean pengen adain resepsi di sini. Tapi papa pengen di Indonesia aja. Soalnya lo tau sendiri udah berapa lama gue melarikan diri."

"Bagus deh."

Bagas tidak perlu terbang ke LA hanya untuk menghadiri pernikahan Lea.

"Ketemu!"

Langkah Bagas terhenti mendadak. Bagaskara melihat ke arah kanan. Mengikuti arah ujung jari telunjuk Lea. Di sana ada toko ice cream yg selalu mereka kunjungi jika sedang di LA. Bagas di tarik oleh Lea ke toko tersebut.

Hi! My Cold CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang