10 - Farel Bala Aditya

41 14 0
                                    

Dhara yang melihat interaksi itu tiba-tiba menghentikan pekerjaannya. Heran, kenapa mereka terlihat begitu akrab.

"Kak Arkan kenal?" ucap Dhara karena penasaran.

"Hmm, kenal banget."

Dhara sedikit terkejut mendengarnya, ia sedikit berdeham kemudian bertanya lagi dengan wajah yang dibuat sebiasa mungkin.

"Siapanya Kak Arkan?"

"Adik kelas pas di SMP dulu, dia Ketua OSIS angkatan di bawah gue."

"Ketua OSIS SMP Angkasa? Yang waktu itu kakak ceritain?" respon Dhara yang sedikit terkejut.

"Iya, dia orangnya. Farel Bala Aditya," ucap Arkan dengan bangga sambil menepuk bahu Farel.

Mata Dhara berbinar melihat orang yang didepannya. Ia pernah mendengar soal Farel dari cerita Arkan dan juga kabar yang beredar di SMP nya dulu.

Waktu itu Farel adalah Ketua OSIS SMP Angkasa yang melanjutkan perjuangan dan estafeta kepemimpinan Arkan pada periode sebelumnya. Ia dan Arkan merupakan Ketua OSIS yang berhasil mengangkat nama baik SMP Angkasa.

Kepopuleran Arkan dan Farel juga sampai ke telinga  para pengurus OSIS SMP Harapan, SMP Dhara yang masih satu yayasan dengan SMA Harapan. Waktu itu Dhara yang merupakan Bendahara OSIS disana, mendengar kabar kejayaan pengurus OSIS SMP Angkasa dari sang Ketua OSIS, Cakra Dikara.

"Emangnya Kak Arkan ngomongin apa?" tanya Farel penasaran.

"Ada aja. Udahlah gak usah kepo, sana kalian istirahat dulu aja," jawab Arkan pada keduanya.

"Tapi itu gimana kak? masih banyak banget tuh kelas 10 pada nungguin."

"Udah gapapa, biar gue aja. Paling nanti gue minta bantuan sama Daffa, Arya, sama Naufal juga."

"Ya udah kalo gitu maaf ya kak, kita duluan," ucap Dhara yang merasa tidak enak pada Arkan.

"Duluan Kak," tambah Farel.

Arkan menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis tanda mengizinkan.
Akhirnya Dhara keluar dari ruang OSIS dengan diikuti Farel di belakangnya.

****

Mereka tengah berjalan beriringan menuju kantin belakang yang biasa didatangi nya saat sedang rapat, karena itu merupakan kantin yang terdekat dengan Ruang OSIS.

Dhara terlihat sangat mungil jika berdiri disamping Farel yang mempunyai badan tinggi. Tinggi badan Dhara hanya setinggi bahu Farel.

Dhara mendongkak melihat wajah Farel dari samping yang tengah fokus melihat kedepan.

Jika dilihat-lihat wajah Farel mempunyai rahang yang tegas dan mempunyai hidung yang sangat mancung, namun mempunyai ekspresi wajah yang dingin.

"Jangan ngeliat keatas terus, kesian itu lehernya nanti pegel," ucap Farel sambil tersenyum tipis menatap mata dhara.

Dhara langsung memalingkan wajahnya seketika setelah kepergok dan pipinya bersemu merah karena menahan malu.

"Eng..Engga kok," ucap Dhara gelagapan.

"Kalo iya juga gapapa kok Kak," ucapnya sambil mengedipkan mata kanannya.

"Ihh itu sih maunya kamu."

"Hehe becanda kak."

Suasana kantin masih terlihat cukup ramai, Dhara dan Farel duduk di sebuah bangku yang masih kosong di dekat tembok.

"Kak emangnya saya boleh duduk disini?" tanyanya setelah duduk berhadapan dengan Dhara.

"Ya boleh lah, kan kamu murid disini juga."

ADHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang