12 - Kangen

39 5 5
                                    

Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar Adhara, yang tidak lama kemudian langsung terbuka menampilkan seorang Alano dengan handuk yang dibawanya.

"Ra, minta sabun mandi dong, sabun di kamar abang udah abis tuh," ucap Al yang langsung masuk mendekati Dhara.

"Yaudah ambil aja sana sendiri," respon Dhara tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop.

Setelah mendapat izin dari Dhara, Alano langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak di sudut kamar Adhara, lalu mengambil salah satu botol yang berjajar disana.

"Lagi ngapain sih?" tanya Al sambil memperhatikan layar laptop Adhara.

"Lagi ngerjain laporan praktikum," ucap Dhara seadanya. "Abang mau mandi jam segini?" lanjutnya setelah menyadari bahwa ini sudah pukul tujuh malam.

"Iya, abang gak kuat gerah banget abis masak barusan."

"Cih soksokan masak, emang bisa?"

"Bisalah, emangnya kamu yang cuma bisa makan doang."

"Gapapa gak bisa masak, yang penting kenyang," ucap Dhara dengan menpilkan senyum tanpa dosanya.

"Emangnya abang masak apa?" tanyanya penasaran juga.

"Masak aeerrr..." ucap Al dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Biar mateeengg..." jawab Dhara spontan. "Ih apaan sih bang," ucapnya kesal sendiri.

Alano langsung terkekeh geli melihat kekesalan adiknya itu.

"Abang masak nasi goreng, gih sana kamu makan dulu. Jangan diabisin! Abang mau mandi dulu. Kalo kurang enak jangan dibuang, kalo masih kurang jangan nambah, Soalnya abang masak gak terlalu banyak cuma porsi standar, gak di lebih-lebihkan. Terus kalo masih lapar masak sendiri, atau delivery aja. Tapi bayar sendiri, soalnya abang lagi menghemat buat beli printer baru."

Dhara melongo dan geleng-geleng kepala mendengar penuturan Alano yang panjang dan tidak ada jeda sama sekali.

"Buset, udah kayak emak-emak komplek aja," ucap Dhara takjub.

"Dengerin kalo Abang ngomong!"

"Iya iya Abang ku sayang, tenang aja nasi gorengnya gak akan diabisin. Udah gih sana kalo mau mandi, mandi aja. Repot amat."

"Oke, awas ya kalo diabisin."

"IYA. Bawel amat sih," rengek Dhara yang sudah sangat kesal.

Setelah puas membuat Dhara kesal, Alano melenggangkan kakinya keluar dari kamar Dhara menuju kamarnya.

****

Setelah menyelesaikan tugasnya Dhara bergegas menuju dapur.

Dhara duduk disalah satu kursi meja makan. Ia melihat sudah ada dua piring nasi goreng dengan topping sosis di atasnya.

Mungkin Alano sengaja sudah membaginya dalam dua piring, agar Dhara tidak seenaknya mengambil.

Dhara menyuapkan satu sendok nasi gorengnya ke dalam mulut.

"Hmm, Tidak terlalu buruk," komentar Dhara pada nasi goreng buatan abangnya itu.

Mungkin ini pertama kalinya Dhara menyicipi masakan Alano, karena jika Alano pulang ia pasti minta dimasakin oleh bundanya. Tidak mau memasak sendiri seperti sekarang.

"Gimana enakan masakan abang?" tanya Alano yang baru saja datang.

Ia duduk di depan Adhara dengan rambut yang masih basah, memakai kaos hitam polos dan celana jeans selutut nya.

ADHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang