.
.Naila berjalan disepanjang koridor entahlah pikirannya melayang kemana-mana, ia hanya mengikuti langkah kakinya saja. koridor saat ini sedang sepi hanya beberapa anak yang berlalu lalang, karna masih KBM.
"Nai!!! Naila woyyy!!" Teriak zika sambil berlari
Naila membalikan badannya menatap zika yang masih mengejarnya, "apa?"
"Bangkee Lo!! Ga tau apa gue ngos ngosan gini" jawab Zika ngos ngosan berusaha mengatur nafasnya
Naila terkekeh geli,"Yee siapa suruh lari lari, dikejar setan Lo"
"Bacot lo" sinis Zika
Naila menghembuskan nafasnya kasar,"Mulut Lo sumpah kasar banget"
"Maaf suka blong nih mulut" kekeh Zika sambil memukul pelan bibirnya berkali-kali
"Mau ngapain Lo?" Tanya naila
"Gue mau ngikut Lo dong, Lo mau kemana?" Tanya balik Zika
Naila diam sejenak, ia juga tadi hanya berjalan tak tentu arah saja,"gimana kalo ke taman belakang mau ikut?" dan dijawab anggukan kepala oleh zika
Mereka berdua berjalan menuju taman sekolah, letaknya yang berada dibelakang bangunan gedung olahraga, sehingga jarang dikunjungi oleh para siswa-siswi mungkin karna letaknya yang jauh dari kelas. Meskipun jarang dikunjungi taman sekolah tetap bersih, bunga bunganya ditata sedemikian rupa oleh mang Arip penjaga sekolah. Disana juga ada bangku untuk para siswa-siswi duduk, bersantai ataupun sekedar beristirahat.
"Lama gue gak kesini" ujar Naila lalu duduk disalah satu bangku tersebut
Zika setuju dengan ucapan Naila,"Gue juga biasalah efek sibuk"
"Gue harus gimana ya?" Tanya Naila bingung, jujur saja bagaimana harus bersikap kepada sahabatnya itu, kenapa makin kesini makin rumit saja?
"Maksud Lo?" Tanya balik Zika
"Gue harus gimana ngadepin si Qilla" lirih Naila
"Menurut gue Lo enggak harus gimana mana, cukup Lo move-on dari Daniel" saran Zika
"Gue gapapa kok kalo harus move-on dari Daniel lagian emang gue juga harus berhenti buat suka sama dia kan? Mana cocok dia sama gue" kekeh Naila sedih
Zika mengangguk paham, paham perasaan yang Naila alami, menyukai orang yang disukai banyak orang adalah salah satu penyakit hati," cocok atau enggaknya itu urusan belakangan nai, kalo udah sama-sama suka mah bakalan Nerima apa adanya, Lo move-on aja dari Daniel, Lo terlalu baik buat dia, dia ga pantes buat lo" balas Zika
Naila menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menangis sesenggukan, "gue sakit banget ka, Qilla ngomongin about fisik gue. I know gue ga secantik itu buat suka sama Daniel"
Zika mengelus Surai rambut Naila menenangkan sahabatnya itu, "sabar nai, Lo cantik Naila, Lo cantik dengan versi Lo sendiri. Kalo Lo ngikutin standar kecantikan, Lo ga akan pernah bersyukur sama apa yang Lo punya dan menurut gue Qilla udah kelewatan ga seharusnya dia ngomong gitu"
"Gue sakit ka, gue ga sekuat itu buat berusaha baik-baik aja" balas Naila masih dengan tangisannya
"Gue bakal ada di pihak Lo kok, bukan karena apa gue berpihak sama Lo karna Lo gak salah" sambung Zika menenangkan
Naila mengusap air matanya, ia tak boleh lemah pikirnya, "Thanks ya ka Lo udah mau dengerin keluh kesah gue"
Zika tersenyum tulus, "sama-sama, gimana udah enakan?" Naila menganggukkan kepalanya sungguh setelah ia menangis tadi ia sudah merasa enakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardian & Naila
Teen Fiction⛔Dilarang keras menjiplak dan mencopy cerita ini dalam bentuk apapun! 📌 Beberapa part diprivat acak! Follow terlebih dahulu sebelum membaca! Jika kalian mengira jika Naila adalah cewek cantik dan pintar yang sangat diidam-idamkan di sekolahnya maka...