🌿07🌿

5.3K 726 13
                                    

빠르고 격렬 || Norenmin

⚠ Typo bertebaran
⚠ Adegan kekerasan jangan ditiru-!

🌿

Jeno dan Jaemin menatap kepergian Renjun sambil tersenyum. Setidaknya Renjun telah mengetahui kebenarannya. Untuk selanjutnya, hanya Tuhan yang tahu. Tak lama setelah Renjun pergi, sebuah mobil hitam datang. Mobil itu berhenti tepat dihadapan Jeno dan Jaemin. Orang dalam mobil itu pun keluar. Jeno dan Jaemin yang melihatnya hanya memberikan senyuman mereka.

Senyuman sinis lebih tepatnya.
.
.
.
.
.

"Apa yang kalian bicarakan pada Renjun?" tanya Hyunjin. Ya, Hyunjin memang mengikuti Renjun pergi tadi.

"Kami hanya membicarakan kebenaran saja kepadanya." jawab Jaemin. Hyunjin tersenyum remeh.

"Meski begitu, Renjun akan tetap berada di tangan ku. Aku tak akan mudah untuk melepaskannya begitu saja." ucap Hyunjin.

"Jangan main-main dengan kami tuan Hwang." kata Jeno diiringi seringainya.

"Baiklah baiklah. Lupakan sejenak tentang Renjun. Sekarang aku akan memberitahu kalian sesuatu." ucap Hyunjin. Jeno dan Jaemin menyimak.

"Aku dan timku akan menyerang militer Korea." ucap Hyunjin dengan nada serius.

"Kenapa kau memberitahu kami?" tanya Jaemin.

"Aku hanya ingin bermain dengan kalian. Aku kasih clue kepada kalian bahwa aku dan timku akan menyerang militer Korea. Meskipun aku memberitahukan hal ini-" ucapannya berhenti sejenak lalu menatap mereka berdua.

"Kalian tak akan pernah bisa masuk kedalam permainan ku." ucapnya. Rahang Jeno dan Jaemin mengeras menandakan kedua orang itu tengah emosi.

"Aku akan menyerang 2 hari dari sekarang." lanjut Hyunjin.

"Oh iya. Setidaknya ganti prinsip kalian. Prinsip kalian hanyalah 'keluarga'. Coba sepertiku, prinsip ku adalah kebebasan dan ketelitian." ucap Hyunjin.

"Kau sepertinya tak tahu arti keluarga." ucap Jeno.

"Memang. Ambisiku untuk membuat perangkat itu lebih besar. Aku ingin dunia tahu jika aku berbakat disini. Aku ingin bebas bermain dengan polisi tanpa ada yang melarang seperti 'keluarga' ".jelas Hyunjin.

Sebuah laser berwarna merah memancar ke dada kiri Hyunjin tepat ke jantungnya. Hyunjin terkekeh.

"Jaehyun ya? Baiklah, sampai disini saja perbincangan kita. Pikirkan baik-baik kata-kataku tadi." ucap Hyunjin lalu pergi dari sana menggunakan mobilnya.

Tak lama Jaehyun yang sendiri tadi disemak-semak pun muncul dan menghampiri Jeno dan Jaemin.

"Aish, kenapa kalian biarkan dia pergi? Sialan kalian berdua. Padahal aku sengaja memasang alat pelacak dimobil kalian." ucap Jaehyun kesal.

"Maksudmu ini hyung?" tanya Jaemin sambil memperlihatkan sebuah alat kecil berbentuk chip.

"Kalian pintar juga. Padahal aku sudah menyembunyikannya."

Jeno dan Jaemin hanya bisa terkekeh saja.

📌

Hyunjin sampai di markas dan orang yang pertama kali ia lihat adalah Renjun. Pemuda mungil itu tengah menatap berkas tentang Jeno dan Jaemin yang sempat ia lihat beberapa hari lalu. Tatapan Renjun nampak tak bisa Hyunjin artikan. Hyunjin pun menghampiri Renjun. Dapat ia lihat sebuah gelang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

"Gelang yang bagus." ucap Hyunjin. Renjun terlonjak kaget karena ia melamun tadi. Renjun pun menoleh kearah Hyunjin.

"Oh, terima kasih." ucap Renjun. Hyunjin menatap Renjun lekat.

"Persiapkan dirimu untuk misi berikutnya." ucap Hyunjin. Renjun hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Hyunjin.

📌

(Markas DSS)

Jeno, Jaemin dan Jaehyun berjalan mendekati temannya. Terlihat Chenle tampak gembira melihat layar monitor didepannya.

"Kenapa kau begitu bahagia Le?" tanya Jaemin. Chenle pun menoleh.

"Aku menemukan markas Hyunjin." pekik Chenle. Lantas semua pun mengerubungi Chenle dan ikut melihat layar monitor.

"Bukankah itu pabrik yang terbengkalai?" tanya Mark. Yang lain mengangguk.

"Biarkan aku dan Felix yang pergi ke sana. Kalian persiapkan diri untuk penyerangan yang akan tim Hyunjin lakukan." ucap Jaehyun.

"Penyerangan apa?" tanya Haechan.

"Biar Jeno dan Jaemin yang menjelaskan. Kami pergi dulu ke pusat keamanan. Semoga kalian berhasil." ucap Jaehyun. Setelah itu ia pun pergi bersama Felix.

"Jadi?" tanya Mark setelah melihat Jaehyun dan Felix pergi.

"Kami berdua tadi ke Race Way. Dan kami balapan dengan Renjun-"

"APA?!!!" belum sempat Jaemin menyelesaikan ucapannya malah dipotong oleh suara melengking Haechan dan Chenle.

"Bisakah kalian diam dulu? Aku belum selesai bercerita." ucap Jaemin. Chenle dan Haechan hanya menunjukkan cengirannya.

"Kami balapan dengan Renjun. Setelah itu kami berbincang sejenak dan dia pun pergi." ucap Jaemin.

"Setelah Renjun pergi. Hyunjin datang dan memberitahu kita jika ia akan menyerang militer Korea." kali ini Jeno bersuara.

"Untuk apa mereka menyerang militer Korea? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Jisung penasaran.

"Entahlah. Tapi, pasti ada hubungannya dengan alat yang akan mereka buat." ucap Jaemin. Yang lain mengangguk.

"Jadi? Apa yang akan kita lakukan?" tanya Haechan.

"Kita harus melindungi militer Korea." ucap Jeno. Ia lalu menatap Chenle. "Le, dimana markas utama militer Korea?" tanya Jeno.

"Tak jauh dari sini. Letaknya tepat disamping kanan gedung keamanan Korea." jelas Chenle.

"Ada informasi lain lagi yang kalian dapat dari Hyunjin?" tanya Mark. Jeno dan Jaemin tampak berfikir sejenak.

"Ahhh aku ingat. Penyerangan ini akan dilakukan dua hari dari sekarang." ucap Jaemin.

"Tunggu? Bukannya dua hari lagi ada konvoi militer korea?" ucap Haechan.

"Kau benar. Lalu?" tanya Mark.

"Entahlah, aku hanya ingin mengatakan itu saja hehehe." ucap Haechan. Yang lain memutar bola matanya malas.

"Jadi sekarang kita harus berjaga di markas militer Korea?" tanya Jisung. Yang lain mengangguk.

Setelah perundingan rencana itu. Mereka pun pergi beristirahat.



—(TBC)—
I hope you will like it🐶🦊🐰

Ternyata cerita ini panjang juga :v Masih lumayan lama lah endingnya hehehe
Mungkin cuma beberapa chapter lagi. Tapi setiap chapter nya 1k words lebih wkwk

Enjoy guys

빠르고 격렬 || NoRenMin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang