🌿10🌿

4.7K 627 42
                                    

빠르고 격렬 || Norenmin

⚠ Typo bertebaran
⚠ Adegan kekerasan jangan ditiru-!

🌿

"Apakah kau ikut sayang?" tanya Hyunjin. Semua pandangan pun tertuju pada Renjun.

"Tentu. Aku tak akan melewatkan permainan ini."

📌

Semua orang yang berada disana tertegun. Mereka menatap tak percaya orang yang barusan berbicara. Itu bukan Renjun yang berbicara. Tapi-

Felix

Dialah yang membalas ucapan Hyunjin. Setelah itu ia pun menghampiri Hyunjin dan Hyunjin pun merangkul pundak Felix. Jaehyun menatap Felix tak percaya.

"Sudah pernah aku katakan. Kalian tak akan pernah bisa masuk kedalam permainan ku." ucap Hyunjin. Hyunjin, Felix dan anak buah mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut.

📌

Malam harinya, anak NCT termenung. Banyak hal yang mereka pikirkan.

"Aku harus menyelamatkan Eomma." ucap Jaemin.

"Kalau begitu. Kami ikut." ucap Mark diangguki yang lain.

"Aku juga akan ikut denganmu." ucap Renjun. Lantas semuanya menatap Renjun.

"Tidak Renjun-ah. Ini berbahaya." ucap Jaemin sambil memengang bahu Renjun. Renjun menggeleng.

"Tidak tidak. Aku harus tetap ikut. Ini semua salahku. Lagipula, kita satu tim bukan?" tanya Renjun. Jeno tersenyum.

"Apa kau sudah ingat?" tanya Jeno. Renjun menggeleng.

"Aku masih belum mengingat banyak. Hanya beberapa potongan memori yang ku ingat. Tapi yang jelas. Aku itu berada di tim kalian." ucap Renjun.

"Syukurlah. Setidaknya Renjun ge bisa kembali bersama kami." ucap Chenle.

Setelah itu, Jeno dan Jaemin pun memeluk Renjun dari samping kanan dan kiri.

"Aku tak mau kehilanganmu lagi." ucap Jeno pelan.

"Jangan tinggalkan kami lagi Injun-ah.." gantian Jaemin yang berbicara. Renjun hanya berdiam diri dalam pelukan mereka berdua. Jujur saja, itu nyaman-

Setelah mempersiapkan segala rencana, akhirnya mereka pergi beristirahat. Jeno dan Jaemin membawa Renjun ke kamar mereka. Renjun juga diberikan baju ganti. Sekarang Renjun sudah menggunakan piyama mermotif moomin yang ia sukai.

"Duh pacarku imut sekali." ucap Jaemin.

"Dia pacarku juga!" ucap Jeno tak terima.

Dan perdebatan unfaedah pun terjadi. Renjun hanya menatap mereka malas. Oh ayolah, Renjun saja belum ingat secara detail bagaimana ia bisa berpacaran dengan mereka berdua.

Karena lelah. Akhirnya Renjun menghampiri Jeno dan Jaemin lalu-

Cup

Cup

Renjun mencium pipi Jeno dan Jaemin bergantian. Membuat kedua lelaki itu terdiam sejenak memproses apa yang terjadi barusan.

"Udah ya? Jangan berisik. Injun ngantuk! Mau tidur!" ucap Renjun dengan nada merajuknya. Ia lalu berjalan ke kasur dan berbaring.

Setelah kesadaran Jeno dan Jaemin kembali. Mereka berdua langsung berlari ke kasur Renjun dan berbaring disisi kanan dan kiri Renjun. Renjun memperhatikan kedua lelaki disampingnya itu. Mereka berdua memeluk Renjun cukup erat.

"Eughh sesakkk." ucap Renjun. Jeno dan Jaemin tak menghiraukan perkataan Renjun. Hal itu membuat Renjun mendengus kesal.

"Jen. Kamu gerah ga?" tanya Jaemin ke Jeno. Jeno yang kepalanya berada dibahu Renjun tersenyum.

"Gerah sekali Jaem." balas Jeno. Setelah itu, Jeno dan Jaemin bangun terduduk. Renjun menatap mereka berdua bingung dalam acara rebahannya.

Tak lama, mereka berdua membuka baju atasan mereka dan melemparkannya ke sembarang arah. Renjun langsung memalingkan wajahnya. Terlihat semburat merah menghampiri pipinya begitu saja. Jeno dan Jaemin pun kembali berbaring dan kembali memeluk Renjun.  Renjun hanya diam saja. Jantungnya berdetak tak karuan. Sialan kedua orang yang memeluknya itu.

"Kenapa jantungmu berdetak begitu cepat Injun-ah?" tanya Jaemin. Jaemin dapat mendengar dan merasakan detak jantung Renjun karena ia berada dekat dengan posisi jantung.

"A-ani.."

Shit!

Kenapa Renjun harus gugup segala? Renjun langsung memejamkan matanya. Mencoba untuk tertidur. Namun nihil...

"Setelah misi ini selesai. Kita kembali ke rumah." ucap Jeno sambil mengusap surai rambut Renjun.

"Memangnya rumahku dimana?" tanya Renjun.

"Rumahmu itu rumah kami juga. Kau tinggal bersama kami. Aku dan Jaemin. Rumah itu terletak di Seoul, dekat dengan gedung SM." jelas Jeno.

Renjun menatap langit-langit kamarnya. Ia benar-benar ingin ingat semuanya. Namun, itu pasti butuh waktu lama.

Renjun memejamkan matanya, mencoba mencari kepingan-kepingan memorinya yang hilang. Namun yang Renjun dapat hanya sakit kepala yang luar biasa karena memaksakan diri untuk mengingat sesuatu..

"Injun-ah? Kau baik-baik saja?" tanya Jaemin khawatir melihat Renjun yang meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"S-saakit-" ucap Renjun.

"Jangan terlalu dipaksakam untuk mengingat Injun-ah. " ucap Jeno lalu ia mengambil segelas air putih dinakas samping ranjang dan memberikannya kepada Renjun.

"Tidur ya? Kami akan disini menemanimu.." ucap Jaemin sambil mengusap pipi Renjun. Renjun mengangguk. Setelah itu ia pun berbaring dan menutup matanya. Jeno dan Jaemin pun memeluk Renjun memberikan kehangatan oada pria mungil itu. Perlahan-lahan, Renjun merasa ngantuk dan tak lama berselang. Ia oun tertidur dalam pelukan Jeno dan Jaemin...









—(TBC)—
Terima kasih yang sudah membaca^^

Semoga suka...

Untuk selanjutnya akan ada work "Jaemren" yang akan aku buat... Insya Allah kalo ini selesai saya publish...

©Huang Njunie

빠르고 격렬 || NoRenMin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang