Terima kasih sudah mampir dan memberikan vote untuk cerita ini!
——happy reading——
『』
Muka Irene sudah memerah padam menahan amarahnya. Sudah punya calon istri masih mencari gandengan yang lain. Irene berdiri kasar dari kursinya dan ingin menghampri Taehyung tapi tangan kanannya di tahan erat oleh Jungkook.
Irene melirik ke belakang dan menatap kedua mata bulat Jungkook dengan pandangan yang sulit diartikan,
"Kenapa menahanku kookie? Aku ingin memberi pelajaran padanya. Seenaknya saja mempermainkan hati adikku."Jungkook menggeleng jangan. Jungkook tahu bahwa Taehyung sedang berduaan dengan orang lain. Jungkook tidak sengaja memperhatikan kakaknya tadi, lalu mengikuti arah padangannya dan ikut memandang dalam diam.
Jungkook marah? Sedih? Kecewa? Jungkook tidak merasakan semua itu, hanya perasaan hampa ketika melihatnya. Menurutnya Taehyung berhak mencintai wanita yang sempurna dan bisa berjalan dibandingkan dirinya yang lumpuh bahkan tidak sempurna.
Jungkook cukup sadar diri, kalau dirinya tidak pantas bersanding dengan Taehyung.
"Kita pulang saja noona." putusnya sambil cekalannya lalu mendorong kedua rodanya sendiri.
Irene mengerang kesal dan buru-buru mengambil tas yang masih berada di kursinya dan mengejar Jungkook yang sudah sedikit menjauh. Sebelum keluar dari area tersebut Irene sudah membatalkan pesanannya dan tetap membayar dengan black card miliknya.
.
."Besok calon suamimu akan datang kemari. Dia ingin mengajakmu pergi toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan kalian." celetuk Tuan Jeon dengan santai.
"Tidak! Kookie tidak boleh kemanapun tanpaku——dia tidak Kecapean karena hal tidak penting seperti itu." tolak Irene dengan nada marahnya.
Brak!
Irene membanting sumpit ke meja makan dan menggebrak meja makan, menbuat tiga anggota Jeon kaget terutama Jungkook yang berada di sebelah kakanya.
"IRENE! Jangan mengekang adikmu seperti itu terus! Kau harus melepaskan dirinya karena dia harus hidup dengan orang lain bukan hanya tergantung denganmu." balas Tuan Jeon tidak mau mengalah.
"Aku akan melepaskan tanggung jawabku sebagai kakanya jika dia sudah menemukan pasangan yang menerima adikku apa adanya. Tutup mulut anda jika tidak tahu apa-apa!——
——Ayo kookie kita ke atas, aku membelikanmu sesuatu." tanpa menunggu jawaban dari Jungkook, Irene langsung menarik kursi roda Jungkook dan membawa Jungkook ke atas.
"DASAR ANAK KERAS KEPALA!"
Teriak Tuan Jeon sambil menunjuk-nunjuk ke arah Irene. Sedangkan Irene terus mendorong kursi roda Jungkook menuju lift yang mengantarkan mereka ke lantai atas.
.
Jungkook digendong oleh Irene untuk duduk di tempat tidur. Menyadarkan hati-hati badan Jungkook ke senderan tempat tidur supaya punggungnya tidak sakit atau terpentok.
Irene duduk di pinggir ranjang lalu memandang ke menatap lurus ke depan. Menetralkan pikirannya sejenak lalu kemudian menatap Jungkook yang sedang menatap ke bawah.
Irene kalau marah memang mengerikan. Untung saja Tuan Jeon tidak di banting ke lantai oleh Irene.
"Kookie, maafkan noona tadi. Kamu pasti kaget sekali ya?" Irene mengelus surai rambut adiknya yang sudah sedikit memanjang.
Jungkook mendongak dan menatap kakanya, "Kenapa noona seperti itu tadi? Aku akan baik-baik saja besok, biarkan besok Taehyung mengajakku pergi."
Seketika Irene mengiris kecil lalu menyunggikan senyumannnya, "Maaf ya... Noona hanya khawatir dengan kesehatanmu. Kamu tau kan kata dokter waktu itu?"
Jungkook mengangguk mengerti sembari menarik sedikit tangan kakaknya supaya bisa di genggam lebih erat, "Aku menjaga diri. Noona ijinkan aku sekali saja ya untuk jalan bersama dengan suamiku, ya?" tuturnya sembari memandang Irene penuh permohonan dan senyum manisnya.
Irene bimbang. Karena perasaannya benar-benar tidak enak untuk besok. Namun ketika menatap permohonan dari kedua binar mata adiknya Irene menjadi tidak tega.
Irene menepis segera pemikiran buruknya lalu memandang adiknya sembari tersneyum tipis. Mengangguk sekali dengan genggaman yang semakin mengerat, "Baiklah Noona mengizinkanmu, tapi jika merasakan tidak enak badan segera hubungi Noona. Oke?"
Jungkook mengangguk cepat dan langsung menerjang Irene dengan pelukannya. Menenggelamkan wajahnya di tengah dada Irene,"Terima kasih noona! Aku sangat menyayangimu." gumamnya dengan pelukan yang semakin mengerat.
Irene terkekeh gemas, mengecup cepat pucuk kepala Jungkook lalu mengeratkan pelukannya sambil bergumam,
"Aku juga sangat menyayangimu adik kecilku melebihi nyawaku sendiri." lanjutnya dalam hati.TBC
Irene kuat gendong Jungkook karena di cerita ini badan jungkook itu ringan dan cukup ringkih. Sudah terjawab ya kenapa Irene kuat ngangkat Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can you love me too? TAHAP REVISI
Fanfic[DISCONTINUED] Jungkook memiliki banyak kekurangan namun ia dijodohkan dengan seseorang yang sempurna. Start: 3 Juni 2020 Fin: - boy x boy! LGBT present!