10

1.1K 114 12
                                    

Kalau boleh memilih pilihan diantara dua pilihan, aku lebih baik tidak bertemu denganmu sejak awal. Seharusnya Tuhan mengambilku lebih cepat,
-jeon jungkook-

.
.

Ada rasa bahagia sekaligus kangen ketika Jungkook melihat papan besar yang bertuliskan 'Panti Asuhan Bunga' or 'Flower Orphanage'  yang terpampang jelas di depan bangunan kecil namun asri.

Taehyung sempat mencuri pandang ke Jungkook dan ia juga ikut menyunggikan senyumannya. Intinya ia akan memberikan kebahagiaan untuk hidup Jungkook.

Taehyung peka. Jadi ia langsung berinisiatif keluar dari mobil lalu berlari kecil menuju bagasi untuk mengeluarkan kursi roda milik Jungkook lalu segera mendorongnya menuju dekat pintu mobil tempat Jungkook duduk.

Membukanya pelan lalu menatap sebentar ke arah Jungkook yang menunduk malu, ia segera mengangkat Jungkook dan sang empu langsung memeluk lehernya erat.

Taehyung merasa tubuh Jungkook semakin ringan membuatnya mudah untuk menggendongnya dan memindahkannya ke kursi roda.

"Makasih Hyung." ucap Jungkook pelan sembari tersenyum kecil.

"Anything for you bae.." jawab Taehyung singkat namun membuat pipi Jungkook sukses merona.

Taehyung terkekeh melihat reaksi Jungkook dan karena tidak ingin berlama-lama di depan, Taehyung mendorong pelan kursi roda Jungkook untuk masuk ke dalam panti.

.
.

"Kookie oppa!"

Seorang anak perempuan sekitar usia 7 tahun berlari riang ke arah Jungkook dan langsung menubruk kedua kaki Jungkook—seperti ingin memeluk.

"Princess, bagaimana kabarmu? Sepertinya Princess Soora semakin cantik ya..." puji Jungkook sembari mengelus surai lembut bocah perempuan didepannya.

Soora memasang wajah rindu sekaligus bahagia karena akhirnya ia bertemu lagi dengan seorang malaikat. Soora kangen.

"Kookie oppa kemana saja? Kenapa tidak pernah datang kemari? Lalu siapa yang berdiri di belakang kookie oppa?" tanya Soora kepo sembari melirik takut-takut ke arah Taehyung.

Jungkook tersenyum gemas lalu menangkup kedua pipi bulat Soora, "Maaf ya sudah lama tidak kemari dan yang dibelakang kookie oppa namanya Kim Taehyung—suami kookie oppa." terangnya.

Soora memasang wajah penuh tanya sembari mengulum bibirnya, "Hm, suami? Suami itu apa kookie oppa? Suami itu makanan ya?" tanyanya polos.

Jungkook sontak terkekeh mendengar pertanyaan polos dari Soora sementara Taehyung tersenyum kotak melihat interaksi Jungkook dengan bocah perempuan di depannya.

Anyways, tadi Taehyung sudah berkenalan dengan pemilik panti dan sempat berbincang sedikit sebelum mengatar Jungkook ke taman panti.

Hanya ada beberapa anak kecil di taman karena banyakan anak panti disana sudah sedikit berumur besar jadi mereka lebih memilih bermain di dalam kamar masing-masing.

"Suami itu adalah panggilan pasangan setelah menikah. Simplenya, dia punya arti spesial." jelas Jungkook sembari berusaha mengangkat Soora lalu mendudukkannya di kedua pahanya.

Soora mengangguk-ngangguk paham lalu tersenyum memperlihatkan kedua giginya, "Kookie oppa harus terus tersenyum seperti ini ya... Jangan sedih, jika kookie oppa merasa sedih ingat Soora saja ya." ucapnya sembari menatap lamat Jungkook dengan kedua tangan mungilnya yang meraba pipi kanan Jungkook.

Jungkook tersenyum haru seraya mengangguk, "Hm, Princess Soora juga harus menjadi anak baik dan menurut semua perkataan Bibi Kang. Paham?"

Soora mengangguk kemudian langsung menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Jungkook.

Soora sudah sejak bayi menjadi bagian di panti, ia dibuang kesini sejak umurnya masih 5 bulan. Soora memiliki sikap yang periang namun keras kepala, sering kali membuat Bibi Kang pusing dengan kelakuan Princess kesayangannya Jungkook.

Sejak pertama kali Jungkook datang kesini 2 tahun lalu bersama noonanya, Jungkook sudah menyukai Soora. Bocah periang itu bisa membuat Jungkook bahagia dan melupakan sejenak masalah hidupnya.

Intinya Jungkook sangat menyayangi Soora seperti anaknya sendiri. Jiwa keibuannya muncul ketika Soora berada didekatnya.

Taehyung yang sedari tadi menyimak perbincangan kedua makhluk menggemaskan (menurutnya) ikut terkekeh dan tersenyum sekali-kali.

Taehyung sudah tempat menjadi duduk di salah satu bangku yang bisa melihat ekspresi wajah keduanya. Mereka berdua tidak menyadari, Taehyung menatap lamat ke arah mereka.

.
.

Sedari tadi Irene tidak konsen dengan pekerjaannya. Banyak kertas gambar design yang berserakan dimeja kerja miliknya.

Irene masih memikirkan kata-kata ambigu dari Jennie beberapa hari lalu. Di otaknya sekarang ada banyak pertanyaan mengganjal tentang semuanya.

Irene beranjak dari kursi kerjanya kemudian berjalan ke arah balkon. Dia bekerja di rumah.
Irene memandang taman belakangnya sembari bersedekap dada dengan ponsel yang ia genggam di tangan kanannya.

"Aku tahu Jennie menyembunyikan sesuatu yang besar, tapi apa? Aku merasa janggal dengan Taehyung serta kedua orang tuaku. Apa kalian sedang bermain kucing-kucingan denganku, heh?" gumamnya dengan wajah datar yang tersisat perasaan campur aduk.

"Jika kalian berani melukai adikku seujung kuku sekalipun, hidup kalian tidak akan aman. Aku jamin itu dengan nyawaku sendiri." lanjutnya sembari beralih menatap ponselnya yang menampikan foto beberapa orang disana.







TBC

Hai, cuma mau ingetin jangan lupa vote dan commentnya ya. I hope, masih ada yang menunggu book ini :(

Sorry kalau aku suka slow update karena ideku yang terlalu berlebihan hehehe, pai~ pai~

Can you love me too? TAHAP REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang