Prolog

112 12 0
                                    

Arletta Dwi Maharani, gadis tujuh belas tahun yang memiliki paras cantik sedang bersantai, ia membiarkan handuk membalut rambutnya. Ia baru saja selesai keramas.

Satu earphone terpasang pada telinga kanannya, ia sedang menghafal lagu 'Dengan Caraku' dari Arsy Widianto featuring Brisia Jodie. Ia akan membawakan lagu itu bersama Irfan, panggilan akrabnya Oon. Letta tidak ingin membuat orang-orang kecewa dengan penampilannya, makanya ia berlatih sekuat yang ia bisa.

Tak mengerti
Mengapa engkau membisu
Kau tak lagi sama
Engkau bukan engkau

Sampai aku
Ragu untuk meneleponmu
Mengertikah kamu
Aku rindu kamu

Ia terinterupsi oleh chat yang masuk. Satu nomer tidak kenal menghubunginya.

'Hai. Ini Letta ya?'

Letta menghiraukannya, pikirnya mungkin orang iseng.

'Gue Vito, temennya Ali.'

Letta mulai membuka chat dari Vito, ia cukup kenal dengan cowok itu. Tapi tak lebih dari ia tahu bahwa Vito adalah teman Ali dan satu sekolah dengannya. Satu lagi, ia tahu jika Vito adalah cowok gamers sejati, Ali sering bercerita bahwa ia sering mabar bersama Vito.

'Iya kenapa ya?'

'Ganggu nggak? Cuma pengen kenalan.'

Letta mengerutkan keningnya, cowok pendiam seperti Vito mengiriminya pesan seperti ini.

Kebetulan Ali lewat didepannya, "kak!" Letta memanggil, "Vito temen kakak? Kenapa dia chat aku?"

"Gue yang nyuruh. Kalian sama-sama jomblo kan, gapapa kali kalau deket," ujar Ali dengan santainya. "Dia cowok baik, gue setuju kalau lo sama dia."

Letta heran, kenapa Ali berkata demikian. Pasalnya, jika Letta sedang dekat dengan cowok atau ada cowok yang mendekatinya, terang-terangan Ali akan menolak. Baginya Letta terlalu kecil untuk mengenal cowok walau sebenarnya mereka berdua seumuran.

Tapi kali ini berbeda, bahkan Ali berlagak menjadi mak comblang. Apa karena cowok ini adalah Vito, teman dekatnya atau memang Vito adalah cowok baik seperti yang Ali katakan.

Letta penasaran sebaik apakah sih Vito? Sampai Ali memintanya untuk dekat dengan cowok itu. Untuk membuktikannya, Letta harus mencoba untuk mulai dekat dengan Vito. Membuka perlahan hatinya, mempersilahkan Vito masuk yang memang sebenarnya hatinya kosong belum terisi oleh siapapun.

'Iya Vito, gue Letta. Salam kenal '

***

Terimakasih buat siapapun yang udah klik cerita ini dan bersedia membaca. Masih amatir, masih banyak kesalahan. Mohon bantuannya ya. Kritik saran dipersilahkan. Jika bersedia, tinggalin vote dan komennya yaa..

Salam,
Laksmi Tita

Arletta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang