09

254 25 1
                                    

"Sayangnya tidak akan bisa. Lai guanlin" seseorang dari balik pintu kamar tersenyum lalu pergi.

Tzuyu tertidur disebelah guanlin. Guanlin menepuk nepuk tangan tzuyu sedari tadi.

"anak manis. Cepatlah pulih" kata guanlin sembari mengecup pelan tangan tzuyu agar tidak bangun.

Tidak lama kemudian ada yang membuka pintu kamar.

"Eh lin. Tzuyu udah tidur ya?" mama guanlin memastikan tzuyu tertidur.

"iya ma, dia tidur. Lucu ya? Iyalah kan calon menantu mama" guanlin terkekeh sendiri.

"Apanih menantu menantu" mama tzuyu masuk.

"ini guanlin masa bilang tzuyu calon menantu"

"Doain aja tzuyu nya sembuh ya lin? Nanti kedepannya kamu yang nentuin" mama tzuyu tersenyum kepada guanlin.

"iya mah. Eh tante, pasti aku doain"

"kamu belum makan kan? Nih makan nasi gorengnya. Makasih ya udah mau jagain anak tante" mama tzuyu menaruh keresek berisi nasi goreng di meja.

Nama guanlin dan tzuyu duduk sambil streaming mv nya kekey. Tidak lupa fangirling.

Guanlin membuka kresek itu lalu membawa nya ke dekat ranjang tzuyu. Guanlin tidak ingin jauh dari tzuyu. Dia yakin bahwa yang tzuyu butuhkan saat ini hanyalah semangat, perhatian, dan kasih sayang dari orang di sekitarnya termasuk guanlin.

Guanlin makan sambil melihat wajah polos nan cantik sedang tertidur pulas menikmati waktu istirahatnya. Guanlin tidak bisa melepas pandangan dari kedua pipi bersemu dan satu bibir juicy yang berwarna peach itu.

Guanlin menyelesaikan makannya lalu membereskan kertas minyak dan sampah di sekitarnya. Tak lama tzuyu pun terbangun dari istirahatnya.

"liiin. Peluuuuk" tzuyu masih memejamkan matanya tetapi tangannya membuka lebar.

Guanlin tersenyum kikuk kepada mama tzuyu dan ibunya, guanlin pun memeluk tzuyu dengan erat.

"hei. Kok bangun?"

"mimpiiiii. Gasuka mimpinya" tzuyu tak mau melepaskan tangannya dari pelukan.

"sabar ya. Udah kan cuma mimpi" guanlin menepuk nepuk kepala tzuyu. "anak mama mimpi buruk ya?" mama tzuyu menghampiri ranjang.

"iya ma. Serem, gasuka" tzuyu tetap memeluk guanlin. "yaudah diemin aja kan cuma mimpi" tzuyu tersenyum menanggapi perkataan mamanya.

Hari berlalu begitu cepat.

Shuhua datang lagi ke rumah sakit dengan tiga pengawalnya. Ruangan tzuyu sedang sepi dan tidak ada orang satupun yang menjaga tzuyu.

"bunuh wanita itu. Apapun caranya" shuhua menatap ketiga pengawalnya dengan mata tajam dan sinis. Lalu tersenyum dan memberi jaminan uang pada amplop coklat, yang pastinya tidak sedikit jumlahnya.

Para pengawal masuk dengan pelan pelan dan langsung membisu tzuyu dengan lap yang di bawa olehnya. Tzuyu ingin teriak tetapi tidak bisa karena sudah di bius. Pengawal yang satu lagi mencabut paksa infusan yang menancap di tangan tzuyu.

"Cukup?" ucap pengawal satu.

"Sudah. Pasti dia kehabisan darah nanti. Biarkan" pengawal itu keluar dan diikuti tiga lainnya.

"Bagus. Kerja kalian memuaskan. Ini tambahannya" shuhua mengasihkan 3 amplop dengan isi segepok uang.

Shuhua dan pengawalnya pergi dari rumah sakit tanpa merasa bersalah.

Guanlin baru memasuki rumah sakit dan melihat shuhua.

"Ngapain dia?" guanlin bermonolog dan mempunyai firasat tidak enak.

Guanlin langsung ingat kepada tzuyu dan langsung berlari melewati lorong ruangan tzuyu.

Guanlin membuka pintu ruangan tzuyu dan langsung mengecek tangannya. Dan benar saja infusannya terlepas dan darah terus mengalir. Tzuyu tidak tersadar karena obat bius tadi.

Guanlin mengambil kain biusan yang tertempel di mulut dan hidung tzuyu untuk di laporkan ke polisi. Guanlin berlari memanggil dokter untuk menyelamatkan tzuyu.

"sabar ya peri kecil. Aku janji bakal jagain kamu" guanlin pun pergi dan mempersilahkan dokter untuk melakukan pemeriksaan kepada tzuyu.

























Daaah

Lanjutin ga book ini? Aku ragu gitu hshshshshshs maafkan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Jodohin Lai guanlin × Chou TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang