[ 02 ]

19 1 0
                                    

"Pagi pa, ma" Raisa menghampiri kedua orangtuanya di meja makan dan ikut bergabung untuk sarapan pagi.

"Pagi sayang, kok udah rapi mau kemana kamu sa?" Tanya Indra, papa Raisa.

Kalo bilang kerja pasti ga dibolehin nih--Batin Raisa

"Mau kerumah temen pa, ada tugas" Raisa terpaksa berbohong kepada Indra karena dia tidak mau papanya itu akan mencemasinya ketika bekerja. Mendengar itu Indra hanya tersenyum.

"Raisa pergi dulu ya ma, pa" setelah selesai sarapan, Raisa berpamitan dan melakukan kebiasaannya yaitu mencium punggung tangan papa dan mamanya, ralat bukan kebiasaan tapi kewajiban.

Raisa pergi menuju resto bersama pria, sedikit malu untuk mengatakannya, tapi pria ini benar benar selalu mengerti keadaan Raisa dan begitu perhatian akan kesalamatan Raisa ketika pergi dengannya.

"Raisa ya mbak?"

"Iya mas" yap, mas mas ojol.

"Ini mbak helmnya"

"Gausah mas, ga jauh kok"

"Maaf mbak, kita sangat menjaga keselamatan, ini juga sedikit rintik"

Benar saja,perhatianya selalu seperti ini. Walaupun Raisa tidak suka memakai helm, tapi ia tetap harus memakainya, demi kesalamatan kata masnya.

Setelah 15 menit perjalanan, Raisa sampai ketempat kerja barunya. Hari pertama kerja membuatnya sedikit takut.

Masih sepi, Ya ini baru jam 06.30 sedangkan restoran buka jam 08.00 pagi. Raisa langsung memasuki restoran dan menemui bosnya untuk mengkonfirmasi jika ia bekerja hari ini.

Sebelumnya Raisa menemui Satria untuk menanyakan apakah bosnya ada atau tidak, Ternyata bosnya datang keresto hanya beberapa hari saja sekedar untuk mengecek perkembangan resto dan pekerjaan pegawainya. Raisa langsung menanyakan apa yang harus ia kerjakan disini, dan tentunya Raisa diberi baju khas resto yang bertema monokrom ini.

"Pegawai baru ya?"

"eh iya" Raisa yang tengah mengelap meja spontan membalikan tubuhnya ketika mendengar suara halus itu.

"Kirana"

"Raisa" Raisa menerima sodoran tangan itu alhasil sekarang mereka sedang berjabat tangan singkat.

Ternyata itu Kirana, barusan saja mereka berkenalan, umurnya tak jauh dari Raisa. Raisa sedikit lebih tau tentang resto dan pekerjaan disini karena diceritakan oleh Kirana.

Kirana itu baik walaupun baru kenal, anaknya juga ramah, ga heran kalau Raisa cepat akrab dengannya.

Tepat pukul 08.00, tulisan "close" berputar menjadi "open". Bunyi bel berbunyi terus menerus menandakan ada orang yang berkunjung. Tidak menunggu waktu lama satu persatu orang memasuki restoran itu, sangat ramai disini.

Restoran ini di design dengan sangat elegan, dominan berwarna hitam dan putih. Pernak perniknya memperindah di setiap sudut ruangan, resto ini juga banyak dijadikan sebagai tempat tongkrongan anak muda, sangat menarik! Memilik banyak fasilitas gratis seperti spot foto yang sangat instagramnable, wifi, permainan mulai dari uno, catur, kartu remi,fossball bahkan biliar dan tentunya untuk harga makanan disini sangat terjangkau, tak salah jika mereka berlangganan disini.

Banyak yang harus Raisa kerjakan saat ini, mulai dari mencuci piring, membereskan meja sampai menjadi waiter karena pengunjung semakin banyak. Untungnya resto ini dapat menampung banyak orang.

"No 19, atas nama Nindira"

"No 22, atas nama Dhika"

Jika ada suara itu berarti seorang pelanggan tidak memilih untuk makan disini, biasanya yang mengambil pesanan seperti itu adalah mas ojol.

Bagi Raisa sangat seru bekerja disini, dia bisa menemukan banyak hal yang menarik.

"Raisa tolong kamu antar ini ke meja no 03,setelah itu makanan ini ke meja no 19 dan 04 ya, jangan sampai salah" Kirana langsung bergegas menemui pelanggan yang ingin memesan, alhasil Raisa berubah sebagai waiter untuk mengantar makanan dan minuman ini.

"meja no 03, atas nama kak aldo dan kak tasya, makanannya roti panggang milo keju, burger dan 2 lemon tea, silahkan menikmati"

"meja no 19, atas nama kak Tiara dan dan kak salsa ya, makanannya 2 paket ayam B sama 2 jus jeruk, silahkan menikmati"

Di resto ini banyak sekali menu makanan mulai dari tradisional sampai modern, begitu juga dengan minumannya. Pengunjung yang datang juga dari berbagai kalangan, mulai dari couple goals, family, anak sekolah dll.

"meja no 04,atas nama kak angga dan kak sheren..."

Raisa memberhentikan ucapannya ketika melihat siapa yang memesan menu itu.

"Elo? Ngapain lo disini? Kerja ya? Bilangnya ada tugas, bohong lo" Ucap wanita yang Raisa panggil sebagai kak Sheren.

"Silahkan menikmati" Raisa langsung melenggang pergi meninggalan meja no 04 yang ditempati kakaknya dan pacarnya itu.

Sheren Anastasya adalah kakak dari Raisa Annora Feisildy. Dua wanita itu sangat berbeda bagaikan air dan minyak, tidak pernah menyatu, bukan karna Raisa tapi kakaknya lah yang tidak menyukai Raisa dalam keluarga ini.

"kamu kenal dia?" Tanya angga

"Adik gue,kenapa?" jawab singkat Sheren sambil meminum jusnya.

"Gapapa, ga pernah liat aja"
Cewek kemarin--batin Angga

Raisa kembali melihat meja no 04, tapi kali ini hanya dari kejauhan.

"Heii" Seketika lamunan Raisa buyar mendengar suara Kirana.

"ngagetin aja ah"

"liatin apaansi, itu meja no 20 udah kosong, tolong ya, aku beresin meja no 30 dulu, jangan ngelamun dulu kita lagi rame nih" Kirana langsung pergi meninggalkan Raisa.

"iya"
Cowoknya kayak kenal, tapi dimana ya? --batin Raisa

ooOoo

"Hallo"

"...."

"loh kenapa kamu ga betah"

"...."

"Kok baru bilang, yaudah papa jemput kamu dibandara"

"...."

Pria berumur kisaran 50tahun itu mematikan telepon dan langsung pergi menuju bandara untuk menjemput putra tunggalnya itu.

"Hei anak papa kenapa kamu pulang kok ga bilang dulu, udah sampe di indo aja"

"Ga betah pa di australi, Vanno mau kuliah di indonesia aja"

"bukannya universitas disana bagus?"

"iya bagus, tapi lingkungannya engga"

"yaudah papa daftarin kamu disini, kangen banget papa sama kamu van"

Setelah memasuki mobil dan mengendarai menuju rumah, Bram banyak bertanya dengan putra tunggalnya itu mengenai kegiatannya selama di Australia dan alasan kenapa ia ingin kembali ke Indonesia.

Awalnya Vanno yang meminta untuk kuliah di Australia yang sampai sekarang alasannya tak jelas, dan sekarang ia pula yang meminta untuk kembali ke Indonesia.

Kalau lelaki emang seperti itu ya? Atau hanya perasaaku saja? Dengan mudahnya meminta lalu dengan mudahnya juga mengembalikan.

------------
Selamat membaca,
Semoga suka, sampai jumpa di next part🖤

A N D A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang