[ 08 ]

10 2 1
                                    

Raisa masih teringat ucapan Vanno kemarin yang ingin mengajaknya pergi, cemas rasanya saat ada seorang pria yang mengatakan itu kepada Raisa, ya sebelumnya dia tidak pernah seperti ini. Walaupun banyak yang menyukai Raisa tapi mereka hanya sebatas mengkagumi dari jarak jauh.

Ada satu atau dua orang yang menyatakan cintanya bahkan mengirim pesan kepada Raisa berulang ulang, tapi Raisa tak pernah memperdulikannya dan langsung memblokir, Rasanya tidak nyaman saja kalau seperti itu. Tapi sekarang sudah berbeda, Raisa juga bingung dengan dirinya, kenapa bisa bisanya dia tidak memblokir nomor pria bernama Vanno itu.

"Mikirin gue ya?" Vanno datang menghampiri Raisa di kantin dan membuyarkan lamunan Raisa, entah dari mana anak itu selalu tau dimana Raisa berada.

"Eh apaansi, ngapain lo?" Raisa berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mau makan sama lo" Vanno sudah lebih dulu meletakan nampannya dan duduk dihadapan Raisa.

"Gimana ujiannya?" Tanpa sadar Raisa menanyakan itu kepada Vanno.

"Apa? Gue ga denger" Vanno tersenyum tipis.

Bodoh banget si lo sa, ngapain nanya nanya gitu---batin Raisa

"Ah e-engga" jawab Raisa.

"Ooo jadi ceritanya udah mulai care nih sama gue, jangan salting gitu dong hahaha, lancar kok, kalo lo? Pasti bisalah, belajar tiap hari yakan?" Raisa dan Vanno memang sudah mengikuti ujian yang seperti dibicarakan pak Ilham beberapa hari lalu, Raisa juga sudah membayar uang ujiannya dari hasil dia bekerja di resto.

"Ya gitu deh" Raisa melanjutkan makannya.

"Lo masih ingat kan apa yang gue bilang kemarin?" tanya vanno.

"ingetlah" Lagi lagi Raisa menjawab dengan spontan.

Apaansi Raisa, astaga malu maluin diri sendiri aja---batin Raisa

Vanno yang mendengar itu langsung tertawa dan seketika pipi Raisa langsung memerah.

"lo lucu kalo blushing gitu" Vanno menatap wajah lucu Raisa. Raisa yang merasa diperhatikan langsung menutupi wajahnya dengan tangan, walaupun masih terlihat.

"Eh apaan maksud lo malu maluin gue hah?!" tiba tiba Sheren datang menghampiri Raisa dan menumpahkan es yang di pegangnya ke pucuk kepala Raisa, alhasil semua baju Raisa basah terkena es.

Sheren marah ketika melihat snapgram Vina yang mempermalukan dirinya, didalam vidio itu mengatakan bahwa seolah olah Sheren yang berbohong, dan Vina menunjukan kalau adik Sheren yaitu Raisa hanya sebagai pelayan, tidak lebih.

"Jawab woy, gue lagi ngomong sama lo!" Bentak Sheren

"Gausah bentak bentak bisa ga?" Vanno yang melihat itu menjadi geram dan berdiri lalu menjawab perkataan Sheren.

"Siapa lo? Gausah sok bela belain dia deh, gue ga ada urusan sama lo!" Sheren memukul meja sehingga seisi kantin melihat perdebatan mereka.

"Gue ga bermaksud gitu kak, Gue gatau kalo kemarin itu temennya kak sheren" Raisa masih menghormati Sheren sebagai kakaknya dan membalas perkataan Sheren dengan sangat lembut. Vanno mencoba melawan Sheren tapi Raisa menahannya.

"Sayang, diliatin malu tau udah pulang ayok" Angga datang setelah temannya mengkabari kalau pacarnya itu sedang berdebat dikantin.

"ini baru peringatan pertama buat lo Raisa, gue bisa ngelakuin lebih dari ini, awas lo" Sebelum Sheren pergi dia masih sempat mengguyur Raisa dengan air es yang masih tersisa tadi.

Angga--Batin Vanno

"Lo ngapain diem aja sih, lawan dong!" kali ini Vanno yang memarahi Raisa.

"udah gue gapapa" Raisa mengambil tissue di meja dan berusaha mengelap bajunya yang basah walaupun hasilnya nihil.

"Lo tu polos apa bodoh si, digituin mau, diliatin banyak orang lagi"

"Gue gapapa van, itu kakak gue" Raisa menjawab dengan nada yang ditinggikan satu tingkat.

"beda banget sama lo, udah sekarang lo ke wc bersihin ini semua, lo pulang sama gue" ucap Vanno sambil membereskan meja.

"Gue--"

"ga ada penolakan" Vanno tiba tiba memotong perkataan Raisa seolah sudah tau apa yang ingin dikatakan Raisa, Raisa hanya diam dan menuruti ucapan Vanno. Raisa langsung pergi menuju wc kampus untuk membersihkan bajunya.

Setelah selesai membersihkan baju, Raisa keluar dari wc dan mendapati Vanno yang sudah menunggu di depan wc. Vanno langsung menarik tangan Raisa menuju Parkiran kampus untuk mengantarnya pulang.

"Tadi yang cowok itu pacar kakak lo?" Vanno memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Iya" Jawab Raisa.

"namanya siapa?" tanya vanno lagi.

"Angga" Raisa tau namanya dari papanya yang mengkabari bahwa akan ada makan malam waktu itu.

Sekampus juga ternyata kita Anggara Putra Fernand---Batin Vanno

"Lo kenapa?" raisa melihat Vanno yang senyum senyum sendiri merasa sedikit cemas.

"Ga gapapa" Vanno terus melajukan mobilnya membelah padatnya jalan raya.

Setelah hampir 20 menit mereka sampai di rumah Raisa. "Gue jemput ya nanti malem jam 7, sampai ketemu nanti" ucap Vanno dari dalam mobil.

"makasih ya" Raisa tersenyum menjawab Vanno.

"Wah wah naik mobil bagus, dari mana kamu hah!? Baru pulang jam segini!" Ternyata Rini sudah mengintip Raisa dari dalam rumah, Raisa tidak pulang terlalu lama, hanya saja Alasan Rini untuk memarahinya. Raisa yang mendengarnya hanya diam.

"Dari main sama cowok cowok iya!? Ganjen banget kamu jadi perempuan!" sambung Rini.

"Ma Raisa baru pulang dari kampus,itu temen Raisa" Akhirnya Raisa menjawab perkataan Rini.

"Lo baru pulang? Sama cowok yang sok belain lo di kantin tadi? Caper banget lo!" Sheren keluar dari rumah ketika mendengar keributan kecil diluar rumah, diikuti oleh Indra. Lagi lagi Raisa hanya diam.

"Ma malu diliatin tentangga" Indra memotong pembicaraan.

"belain aja terus Raisa, belain terus" Rini langsung masuk kedalam rumah diikuti oleh Sheren.

"Raisa kamu masuk ya, ganti baju nanti langsung makan"

"pa" Indra yang merasa terpanggil itu langsung memberhentikan langkahnya "mama kenapa sih ga pernah sayang sama Raisa? Selalu aja kak Sheren" lanjutnya.

Indra langsung memeluk anak gadisnya itu dan mencoba menenangkan Raisa,pelupuk mata Raisa sudah tidak bisa menampung banyaknya buliran air itu sehingga membiarkannya jatuh mengalir.

--------------
Selamat membaca,
Semoga suka,sampai jumpa di next part🖤

A N D A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang