[ 09 ]

13 1 0
                                    

"Ngapain sih marah marah gitu, ga malu apa diliatin banyak orang" Angga menarik tangan Sheren sampai ke taman kampus dan memarahinya.

"Lebih malu gue yang dipermaluin gitu, dasar banget itu cewek ganjen" Sheren menjawab Angga dengan sangat ketus. "Ngapain juga si belain dia, pacar kamu itu aku apa dia!?" lanjutnya.

"Astaga, aku juga marah sama kamu ini gara gara aku sayang sama kamu sher, Aku gamau liat kamu kaya tadi marah marah di depan umum" Angga mencoba meyakinkan Sheren. Sheren yang mendengar nya hanya diam. "Yaudah aku minta maaf kalo udah marah marah sama kamu, Sekarang kita pulang" Angga kembali menarik tangan Sheren menuju parkiran kampus untuk mengambil motornya.

"Sheren Anastasya, pulangnya kok naik motor sih? Ga takut tuh kulit jadi jelek hahah" Ucap Rara yang ditemani Vina dari dalam mobil.

Rara dan Vina adalah teman satu kelasnya Sheren, dulu mereka sangat dekat, tapi semenjak tau Raisa hanya sebagai pelayan, Rara dan Vina mulai memperjarak hubungan pertemanan mereka.

Sheren yang mendengar pun menjadi sangat kesal dan meninggalkan Angga di parkiran. Spontan Angga melepaskan helm yang ada ditangannya dan mencoba mengejar Sheren

"Sheren" Angga berhasil menangkap tangan Sheren.

"Apalagi! Puas lo liat gue di maluin gitu hah?! Bener ya kata mama cinta doang gabakal cukup!" Sheren berbalik dan mulai menumpahkan kekesalannya kepada Angga.

"Sejak kapan kamu mempersalahin materi gini?" Jawab Angga.

"Sejak kapan kamu bilang? SEJAK MAKAN MALAM KEMARIN, setelah mama bilang malam itu gue mulai mikir, sampe kapan kita kaya gini terus? Gue cuma realistis aja, biaya kehidupan ga cukup cuma pake sayang doang!" Sheren pergi meninggalkan Angga setelah selesai menumpahkan kekesalannya itu.

"Arrghhhhh"

ooOoo

Tokk..tokkk

Suara ketukan terdengar berulang kali, tapi tidak ada balasan dari dalam rumah.

"Nyari siapa ya pak?"

"Oh ini, mereka masih tinggal disini?" Fernand menunjukan foto yang ia pegang.

"Kalau ini saya kurang tau pak, tapi yang pasti saya sudah menempati rumah ini" Balas ibu itu.

"Terimakasih" Fernand kembali menuju mobil yang terparkir di depan rumah itu.

"Ke kantor lagi ya pak" sang supir pun menuruti perintah bosnya itu dan melajukan mobil menuju kantornya.

Kamu pasti sudah besar sayang--Batin Fernand

Ketika sampai di kantor, sekretaris Fernand langsung menemui Fernand dan mengatakan bahwa ada orang yang menunggunya di lobby.  Fernand langsung menuju lobby setelah mendengar itu.

"Pak indra, sudah lama menunggu?" Fernand mengulurkan tangannya dan disambut oleh Indra.

"tidak, baru saja. Oh iya ini istri saya" Indra mengenalkan Rini kepada Fernand. "saya kesini mau membicarakan perihal kerja sama kita yang kemarin, apa sudah jalan?" lanjutnya.

"Oh iya tentu, kita mendapat income sangat besar, Devii tolong kamu ambilkan amplop di laci meja saya" Fernand memanggil Devi, sekretarisnya.

"Ini, silahkan ambil, terimakasih banyak sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya pak Indra" Fernand memberikan amplop coklat yang sangat tebal kepada Indra.

"Tidak pak Fernand, saya yang harusnya berterimakasih banyak atas perusahaan bapak, perusahaan kami dapat kembali berjalan"

"Kalau begitu Saya pamit dulu, masih ada kerjaan yang harus saya urusi, terima kasih sekali lagi pak Fernand" Indra menjulurkan tangannya dan di terima oleh Fernand. Indra dan Rini pun keluar dari kantor yang besar itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A N D A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang