[ 04 ]

13 1 0
                                    

"Raisa"

"Iya pa masuk aja"

Terlihat pria masuk kedalam kamar Raisa, dan langsung duduk menemui putrinya itu.

"nanti malam kita bakalan buat acara makan malam dengan Angga, kamu harus siap siap ya"

Seperti yang dikatakan Indra, malam ini ada sebuah acara kecil untuk Sheren dan Angga, pertemuan antara angga dan kelurga Sheren, mungkin untuk membicarakan perihal tunangan mereka.

Raisa yang mendengar itu sebenarnya tidak mau, tapi karna papanya yang meminta jadi Raisa harus menurutinya.

"iya pa"

••••••••

Sekarang bulan menggantikan posisi matahari di langit dengan ditemani oleh bintang bintang kecil. Seperti yang sudah direncanakan, Angga akan datang sekitar pukul 19.00 malam.

sebelumnya Angga belum pernah bertemu dengan keluarga Sheren, hanya sekedar berkunjung untuk menjemput Sheren itupun hanya menunggu diluar, Mungkin makan malam ini menjadi yang pertama untuk keluarga Sheren dan juga Angga.

Ketukan pintu sudah terdengar, dan memang benar itu adalah Angga. Sambutan pertama di dapatkan. Indra yang menyambutnya lebih dulu langsung mempersilahkan pria itu untuk menuju meja makan dan memulai percakapan.

"Ya silahkan Angga, Mari"

"Terimakasih om" balas Angga

Raisa turun dari lantai dua yang kebetulan tangganya berada di samping meja makan. Raisa sepertinya masih kesal dengan pria bernama Angga itu sehingga malas untuk melihat wajahnya.

"sheren panggil mama kamu di atas, ini tamunya udah sampe, tunggu sebentar ya nak  Angga, mamanya sheren masih di atas" Di meja makan sudah ada Raisa, Indra, dan Angga tinggal menunggu Sheren dan Rini, setelah itu makan malam akan dimulai.

Akhirnya Sheren dan Rini, mamanya sheren turun dan duduk di Posisiny, tanpa basa basi Indra mempersilahkan Angga untuk menyantap makanan yang sudah di hidangkan.

"Udah berapa lama pacaran sama Sheren?" Rini memecahkan keheningan dengan bertanya kepada Angga.

"5 bulan tante" balas Angga

"Papa mama kamu kerja apa?" pertanyaan kedua keluar dari mulut rini

"Ma, ini masih makan nanti aja nanya nanya ya, ga enak" Indra menyenggol tangan istrinya itu Rini seolah tidak mendengarkannya.

"papa udah meninggal tante, mama ga kerja" Angga menjawab dengan jujur, ya seperti inilah keadaannya sekarang.

Angga memang tidak mengetahui papanya dari ia kecil, dia hanya mendengar cerita mamanya bahwa papanya telah meninggal akibat pesawat yang ia tumpangi dengan selingkuhannya itu mengalami gangguan penerbangan sehingga jatuh dan meledak.

Mamanya bercerita yang sebenarnya ketika papanya memutuskan hubungan dan lebih memilih perempuan itu saat Angga duduk di bangku SMA, itupun Angga yang memaksa Lia untuk menceritakan dengan jujur perihal papanya yang meninggal. Tidak ada yang ditutupi, Angga tidak suka untuk berbohong.

Rini yang mendengar itu seketika membulatkan matanya dan melihat sinis kepada Angga.

"Papa kamu udah meninggal? Mama kamu juga ga kerja? Terus kamu mau tunangin anak saya? Mau kamu kasih makan apa nanti hah!?" Balasan pedas Rini ditumpahkan kepada Angga. Seketika keadaan makan malam menjadi panas.

"Ma-"

"Diem kamu Sheren, kamu masih belum mengerti susah nya setelah menikah" sheren mendengar itupun langsung terdiam. Raisa dan indra tidak bisa berkata apapun apabila Rini telah berbicara, Ya itulah sifat mamanya Raisa dan Sheren, sadis dan bisa dibilang gila harta.

"tapi setelah kuliah ini saya akan--"

"akan apa? Akan numpang hidup sama sheren?! Kamu mau manfaatin anak saya?! Lagi lagi Rini memotong kata kata Angga.

"ma udahlah, ini kita langi makan" indra mencekam tangan Rini namun cekaman itu berhasil dilepaskan.

"mulai sekarang jauhi anak saya! Karna Kamu ga pantes sama Sheren! lihat diri kamu, lihat ekonomi kamu! Ga selevel sama keluarga kami, jadi silahkan kamu pergi dari sini!" Rini menunjuk ke arah pintu keluar, Angga yang mendengar nya pun mengikuti perkataan itu.

"terimakasih makan malamnya, permisi" Angga mengambil jaket dan helmnya dan langsung meninggalkan meja makan itu menuju parkiran di halaman depan rumah Sheren.

"Anggaa, tunggu dulu" sheren berusaha memangil Angga dan berniat untuk berbicara walaupun sebentar.

Raisa sudah terbiasa dengan hal ini, setelah melihat angga pergi Raisa menuju kamarnya untuk mengistirahatkan mata serta telinganya sebentar.

"Ma, dia itu berniat baik, ga enak kamu usir dia gitu aja, malu ma malu!" Indra mulai memarahi istrinya itu dengan nada lebih tinggi.

"biar aja malu, karna emang gitu kan kenyataan, dia itu ga punya apa apa mau ngehidupin anak kita, mau Sheren cuma makan cinta aja hah?" Rini pergi, menyisahkan Indra di meja makan.

"Angga,tunggu dulu aku mau bicara"

"gapapa, aku pulang dulu" Angga melajukan motornya hingga tak terlihat lagi. Sheren langsung masuk kembali kedalam rumah dan langsung menemui mamanya.

"Ma apaansi kok marah marah, malu maluin tau"

"Sayang, kamu mau setelah menikah kamu makan batu setiap hari? Kamu susah kalo sama dia"

"tapi aku sayang sama dia ma"

"sayang di suatu hubungan itu ga cukup, kebutuhan sehari hari ga cukup kalo cuma dibayar pake sayang doang. Pikirin kata kata mama"

Sheren yang mendengar itu memutar bola matanya jengah, dia keluar dari kamar Rini dan menuju kekamarnya untuk menelaah lebih jauh apa yang dimaksud oleh mamanya.

----------
Selamat membaca,
Semoga suka, sampai jumpa di next part🖤

A N D A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang