seorang pria berpenampilan santai duduk dengan posisi membelakangi arah pintu.Tatapan kosong dan desahan lelah. Hanya itu yang ia punya. Satu gelas minuman menemaninya, menunggu seseorang. Dia tidak gugup maupun takut. Ia sudah bertekad, dia akan berusaha melakukan yang terbaik.
Sudah 15 menit yang lalu dia menunggu. Tidak berencana untuk datang lebih awal, namun mengingat dia harus menyenangkan clientnya.
Dia sudah berusaha memberikan tampilan yang cukup. Entah penilaian yang ia dapat akan baik atau buruk, setidaknya dia sudah mencoba.
Di dalam cafe, tidak begitu rame. Mudah sekali untuk menemukan orang yang ia cari. Di satu sisi orang baru saja masuk ke dalam cafe.
"aku memakai jaket jeans-"
mata war menerawang namun dengan sekali tatap ia langsung menemukannya. Dia berjalan dengan sedikit gugup. Orang yang ia tuju duduk membelakanginya, jadi dia tidak bisa melihat wajahnya. Toh, memang war belum tahu seperti apa pria yang akan ia temui.
Apakah benar ia yang cari? Tidak mungkin salah, kan?
Ini akan sangat memalukan jika orang yang ia temui adalah orang yang salah. War menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri. Dia melangkah ke arah meja itu.
Dia menghitung langkahnya. Setiap langkah dia memikirkan semua resiko yang akan ia hadapi namun juga percaya jika dia akan baik baik saja.
Ketika tubuhnya sudah berada dihadapannya. War menelan ludah kering. Matanya bergetar menemukan seseorang. Tangannya yang tadi berniat menjulur untuk menjabat kini mengambang dengan kebingungan disamping tubuhnya.
-----------------------------------
Mata mereka saling bertemu dengan canggung. War meminum jus nya yang baru tiba untuk mengalihkan perhatian. Dia benar benar tidak menyangka siapa orang yang ia temukan dihadapannya ini.
Sementara orang yang dihadapannya sejak tadi tidak memperlihatkan ekspresi apapun.
War menghela napas dan mendesah. Mau tak mau dia harus segera memastikan dan memperjelas semuanya. Mungkin saja dia salah orang juga.
"emp.. itu lo?" tanya war singkat. Pikirnya, jika orang itu benar benar dia, pasti dia akan paham dan jika bukan maka sebaliknya.
namun orang dihadapannya malah mengambil ponsel lantas sibuk dengan sesuatu. war memperhatikan dia sedang menelpon seseorang-
matanya terkejut saat ponselnya berdering. Mulutnya terbuka kaget.
Batinnya menjerit.
omg jadi ...
dia benar orangnya."sumpah ini beneran elo orangnya?" tanya war masih tak percaya.
Orang dihadapannya kali ini mendesah lalu menyilangkan tangan didepan dadanya menunggu war untuk lebih tenang.
"calm down.. gue bukan hantu! Gue juga ga bakalan makan elo juga.." katanya heran.
war mengedip ngedipkan matanya lalu mencoba memperbaiki postur tubuh dan ekspresi wajahnya.
Dia menggehem, "anu.. sorry! Gue masih ga percaya aja..ini antara dunia emang bulet atau dunia emang sempit banget." sahut war.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend For Rent
Fanfiction📌Fanfic YinWar 💭Bahasa lokal 📢slow update "Woyyyyy... cariin gue pacar!!" - War Wanarat "Berisik anjg!! Elu yang butuh pacar kenapa hidup gue yang kudu ribet!!" - Yin Anan