Pada malam hari sekitar pukul sembilan malam Hanbin baru selesai menemani Donghyuk belajar. Sebelumnya Jinhwanlah yang diminta oleh Donghyuk untuk membantunya mengerjakan tugas, namun karena pria mungil itu harus membantu ibunya di dapur dia pun meminta Hanbin untuk menggantikannya mengajari Donghyuk. Karena Hanbin dan Donghyuk sama-sama memiliki kepribadian yang mudah bergaul dengan orang lain, keduanya pun bisa dengan cepat akrab satu sama lain. Di tengah kegiatan belajarnya pun, Donghyuk selalu melontarkan sebuah lelucon yang disambut tawa Hanbin. Atau dia akan menceritakan beberapa cerita tentang masa kecilnya bersama Jinhwan, bahkan dia dengan sembarangan menceritakan tentang beberapa aib Jinhwan di masa lalu. Seperti pipis di celana ketika Donghyuk berdandan seperti hantu dan menakutinya saat listrik di rumah mereka padam. Atau mendapat siraman air bekas cucian dari seorang wanita paruh baya yang tengah berselingkuh dengan seorang lelaki muda di balik pagar kayu rumahnya setelah dijebak oleh Donghyuk dan menjadikannya seolah-olah sedang mengintip perzinaan dua orang tak bermoral itu.
Hanbin berkali-kali dibuat tertawa atau menggelengkan kepala menanggapi semua ocehan Donghyuk. Dia akhirnya benar-benar bisa paham mengapa ibu Jinhwan mengatainya anak nakal berkali-kali. Mendengar bagaimana Donghyuk menjalani hari-harinya dengan menciptakan banyak kisah lucu, Hanbin merasa bahwa anak ini memang diciptakan untuk selalu membuat orang-orang di sekitarnya tertawa. Menurut apa yang pernah dia dengar dari Jinhwan dan ibunya saat mereka sedang berbincang sore tadi tentang Donghyuk, pria itu bisa menyimpulkan bahwa meskipun kerap kali Donghyuk selalu melakukan hal yang sangat menjengkelkan, orang-orang tetap akan mencurahkan banyak kasih sayang untuknya. Dia menarik begitu banyak kasih sayang dari semua orang, meskipun apa yang dilakukannya selalu membuat mereka menggelengkan kepala dan mengelus dada. Anak ini, Hanbin pikir, sepertinya memang diberkati.
Saat selesai menemani Donghyuk belajar, Hanbin pergi ke dapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Jinhwan dan ibunya. Donghyuk sudah memberitahunya bahwa pada malam hari ibunya biasa membuat kue-kue untuk dijual ke toko-toko kue atau dijajakan saat pasar tradisional buka setiap dua kali dalam sepekan. Namun pria itu tetap penasaran seperti apa penampilan dua orang yang dia hormati dan cintai itu saat sedang membuat kue.
"Ah, Hanbin-ah. Kau sudah selesai?" Ibu Jinhwan menjadi orang pertama yang melihat kedatangan Hanbin ke dapur.
Hanbin tersenyum. "Aku sudah selesai. Donghyuk saat ini sedang menghapal beberapa kosa kata bahasa asing." Jawabnya kemudian mengambil tempat duduk di samping Jinhwan yang sedang mencetak kue.
Pria mungil itu menoleh dan tersenyum sebelum melanjutkan kegiatannya. "Lalu, kau belum mengantuk?"
Hanbin menggeleng. "Aku penasaran dengan yang eommoni dan kau lakukan disini. Dan mungkin saja barangkali aku bisa membantu." Ucapnya menawarkan diri.
Jinhwan menoleh seraya mengerutkan kening. "Aku takut kau menghancurkan dapur ibuku, Tuan Muda Kim." Guraunya membuat Hanbin maupun nyonya Park tertawa.
"Kim Jinhwan, kau bisa berkata seperti itu juga pada bosmu sendiri." Sahut sang ibu seraya mengeluarkan kue yang sudah matang dari dalam microwave.
Jinhwan terkekeh. "Yakinlah bahwa dia tidak akan berani memecatku, eomma."
Nyonya Park yang kini sedang memindahkan kue ke wadah lain di meja memicing ke arahnya. "Hei, jangan coba-coba memanfaatkan kebaikan seseorang."
Jinhwan menahan tawa. "Eomma, apa aku terlihat seperti orang licik? Lihatlah wajah tampan puteramu yang murni ini." Dia mengangkat dagu ke arah ibunya, mengerling nakal pada wanita itu.
Nyonya Park mendecih. "Kau manis, bukan tampan." Balasnya santai.
Wajah Jinhwan berubah menjadi cemberut. "Eomma-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man And Poor Man
Fiksi PenggemarJika kalian menyangka, sosok Kim Hanbin adalah pria kaya yang sombong dan menyebalkan, 100% kalian salah. Dia adalah malaikat dalam wujud seorang manusia. Kebaikan hatinya adalah sesuatu yang membuat banyak orang begitu mencintainya, termasuk seora...