Happy Reading - adiknya Lee Min Ho
🌅🌅🌅
Senja menatap sendu sebuah batu nisan yang bertuliskan nama–Sintia Eldora.
"Ma... Senja kangen," ucap Senja lirih sembari mengusap batu nisan yang berada di hadapannya. Tak terasa cairan bening dari pelupuk matanya keluar begitu saja tanpa di minta.
Seorang laki-laki yang berada di sampingnya segera menghapus cairan bening yang mengalir di pipi mulus Senja.
"Jangan sedih mama kamu udah tenang di sana," laki-laki itu berusaha menenangkan Senja dan menarik gadis di sampingnya ini ke dalam rengkuhannya. Entah mengapa perasaan laki-laki itu menjadi sesak saat melihat gadis cantik di sampingnya ini begitu rapuh. Ada rasa bersalah yang muncul di dalam benaknya.
Senja menangis sejadinya saat berada dalam pelukan laki-laki di sampingnya. Pelukan dari laki-laki itu begitu hangat, entahlah ia merasa nyaman di dalam dekapan laki-laki ini.
"Aku kangen mama, Langit," ucap Senja lirih setelah itu melepaskan pelukannya.
"Udah kamu jangan nangis, ada aku di sini," ucap laki-laki yang bernama Langit itu seraya menghapus air mata Senja dengan ibu jarinya.
Setelah selesai berdoa dan melepas rindu yang mendalam di pemakaman mamanya. Senja dan Langit menuju ke tempat motor yang di parkirkan oleh Langit.
"Ikut aku ke suatu tempat yuk!" ajak Langit setelah memasangkan helm untuk Senja.
"Kemana?" Tanya Senja dengan suara parau karena habis menangis.
"Rahasia, kamu pasti bakal suka dengan tempatnya, ayo naik!" setelah itu mereka berdua melanjutkan perjalanan.
Tidak ada percakapan selama di perjalanan, keduanya sama-sama diam menikmati angin sore yang berhembus. Dengan ragu Senja melingkarkan tangannya di pinggang milik Langit membuat sang empu menyunggingkan senyumnya.
Setelah beberapa menit, motor sport milik Langit berhenti di pinggir danau.
"Sampai," seru Langit seraya membuka helm full face nya. Senja mengerutkan keningnya bingung. Kenapa Langit membawanya ke tempat ini?
"Ayo turun!" Titah Langit, Senja mengangguk dan turun dari atas motor.
"Kita ngapain ke sini?" tanya Senja setelah melepaskan helmnya sembari mengekori Langit yang telah berjalan mendahuluinya.
"Ayo duduk, kamu bakalan tau nanti," bukannya menjawab pertanyaan Senja Langit malah menyuruhnya duduk di sampingnya tepatnya di pinggir danau.
Senja hanya mengikuti ucapan Langit, ia langsung duduk di samping Langit. Setelah itu mereka tidak lagi berbicara hingga beberapa detik kemudian, Senja menatap kagum sinar jingga di hadapannya.
"Kamu suka?" Tanya Langit, Senja mengangguk dengan antusias. Matahari tenggelam sesuai dengan namanya Senja adalah salah satu hal yang sangat di sukai Senja dari dulu. Perasaannya menjadi menghangat kala menatap sinar jingga nan indah itu.
"Sinar jingga yang begitu indah," ujar Senja yang sama sekali tak berpaling menatap ke arah matahari tenggelam yang nampak begitu indah di pandangannya.
"Senja, hal yang paling aku sukai di dunia ini, sinarnya bisa menghangatkan hati yang rapuh," mendengar ucapan Langit yang sedikit puitis, Senja mengalihkan penglihatannya ke arah wajah Langit yang kini juga menatapnya.
"Senja, matahari yang terbenam begitu indah, tapi ada yang lebih indah dari Senja matahari tenggelam," Langit meraih tangan Senja "Senja Ashila Mahardika, hal yang lebih indah dari matahari tenggelam, ya dia Senja yang berada di sampingku, Senja yang sangat indah di pandang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit sang Senja
Teen FictionA Story By : @NvsVch Langit Atmajaya dan Senja Ashila Mahardika pasangan famous di SMA Bhinneka yang membuat iri para siswa dan siswi SMA Bhinneka terutama para kaum jomblo. Tak ada seulas senyum dan sapaan manis yang terlewatkan. Hingga suatu ketik...