7. Pelukan Rindu

357 67 1
                                    

Jaemin tersenyum melihat Renjun yang tengah terdiam melihat dirinya. Gemas melihat Renjun yang melebarkan kedua matanya dan mulut yang terbuka membentuk huruf "O", terkejut akan kedatangannya. Tangan Jaemin terbuka lebar.

"Tidak mau memelukku, Sayang?" tanya Jaemin dengan senyum lebarnya.

Renjun dengan cepat memeluk tubuh kekasihnya yang terlihat semakin kurus. Benar-benar kurus sejak dua tahun lalu tidak bertemu dengannya. Dan satu tahun lalu sejak panggilan video mereka yang terakhir.

"Kau kenapa sekurus ini, Jaem?" tanya Renjun yang merasakan tubuh kekasihnya tidak berisi seperti dulu.

"Jadi, kau mencintaiku karena tubuh berisiku? Bukan karena aku apa adanya?" tanya Jaemin yang langsung membuat renjun melepaskan pelukannya.

"Aku bertanya kepadamu mengenai tubuhmu yang menjadi kurus seperti ini, Na Jaemin. Bukan mengatakan kalau aku mencintai tubuh berisimu yang dulu." Renjun mencebik dan berjalan masuk meninggalkan Jaemin yang masih berdiri di depan pintu rumahnya.

Jaemin tersenyum. Satu-dua langkah masuk ke dalam rumah. Tubuhnya sedikit oleng, pandangannya mulai kabur, dan membuat Jaemin menggelengkan kepalanya. Kumohon, bertahanlah sebentar lagi.

Tangan Jaemin berpegangan pada rak sepatu yang ada. Memasang kembali senyumnya. "Kau tidak mengizinkan kekasih tampanmu ini untuk masuk ke rumah? Hei. Na Renjun!?"

Memanggil dirinya dengan sebutan "Na Renjun" membuat Renjun berbalik dan menatap tajam sosok Jaemin. "Margaku Huang! Bukan Na! Kau bisa masuk sendirikan, Tuan Na Jaemin?"

Jaemin berlari kecil. Menggapai tubuh sang kekasih dan menariknya ke dalam pelukannya. Jaemin benar-benar rindu akan wangi parfum Renjun yang tidak berubah ini. Tidak. Tidak hanya parfum yang dikenakannya, tetapi semua yang berhubungan dengan kekasih mungilnya.

"Aku sangat sangat sangat sangat sangat merindukanmu, Renjun."

Jaemin mengeratkan pelukan Renjun. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan sosok Renjun yang menjadi penyemangat hidupnya. Penyemangat hidupnya selama dua tahun terakhir ini, hingga sampai pada hari ini.

"Aku lebih merindukanmu, bodoh!"

Jaemin melepaskan pelukannya. Memegang kedua pipi Renjun. Mendekatkan wajahnya pada wajah Renjun. Kepalanya miring ke kanan dan menutup matanya seiringan dengan Renjun yang lebih dulu menutup matanya. Bibirnya dengan sempurna mendarat di bibir Renjun. Bergerak dengan sempurna dengan saling melumat satu sama lain, seakan ini adalah ciuman terakhir yang dapat diberikan untuknya.

Aku pasti sangat merindukanmu setelah ini, Renjun.

***

30 Juni 2020

Potongan Puzzle (Jaaemin Renjun) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang