Garis Takdir

13 2 0
                                    

fajar beranjak, kulihat pengembara telah tiba ditepi pantai, bersemayam diantara jeritan cemara dan kepakan sayap camar, berdiri merinding menatap samudra, berjuta angan dan pertanyaan dikepalanya.

sementara berkelut melawan panggilan ombak yang menyapu pasir, derap langkah kuda meringkih kian kemari, mereka tak sanggup lagi.sudah pergi pelaut itu, berlayar dengan sampannya, meninggalkan si pengembara sendirian, menampung hampa dalam dada.

" apa yang harus aku lakukan ? "  iba pengembara kepada  camar congkak yang menari bersama angin, " ikuti  apa yang hati mu katakan , atau rindu mu melemahkan mu " sindir camar dalam nyanyiannya.

" tidak kah kau dengar..senandungnya ? dari ujung sana,  suara yang menuntun mu hingga tiba disini ? bukankah kau yang  mempermainkan waktu ? terlelap disepertiga malam ?tersesat dalam janji - janji mu sendiri ? kau begitu lemah pengembara, kau biarkan Padang rumput gersang merampas hati mu, menutup jejak mu hingga kau hilang arah.." sahut camar congkak dalam lagunya.

" berlayarlah dengan hati mu yang tersisa,  karena sisanya telah kau serahkan pada sepertiga malam,  genggamlah janjimu, dan berlayarlah, arungi samudra itu, jadikan rindumu sebagai sampan mu, dan dengarkan senandungnya sebagai penunjuk arah mu, apabila kau tenggelam, setidaknya kau tenggelam bersama rindu mu.."  celoteh camar congkak bermata indah yang pulang ke senja.

💠💠

hello juniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang