Akhir Cerita

15 0 0
                                    

Hutan libanon, berdesir manja melantunkan nyanyian, merayu angin , mengantar kepergian dedaunan tua,  begitu sunyi, tak ada gelak tawa, tak ada riuh rendah sapa ilalang dan kumbang.

" aku sampai  disini saja ," ucap sang kelana kepada setangkai bakung yang mekar disisinya, " takkan ku kejar lagi indah pelangi, semakin ku kejar, semakin dia berlalu, terlalu indah, bukan untukku yang biasa - biasa saja."

" kau menyerah ?  gusar kah kau pada rindu yang merantai malam "? tanya bakung dan ilalang kepadanya.

" kau tau apa ? kau hanyalah sekuntum ilalang yang tergerai terhembus angin , kau tak paham soal pelangi " jawab sang pengelana.

" ya, kau tak perlu mengejar pelangi, kau hanya perlu menanti hujan " ilalang memberi nasihat. " pelangi yang kau kejar selama ini adalah mimpi mu yang senantiasa menemani mu saat susah maupun senang mu " , " bukan bayangan yang kau temui di ujung padang alexandria "

" apa yang harus ku lakukan, wahai ilalang ? " bertanyalah Pengelana kepada ilalang. " katakan padanya, pergilah, kalau memang ingin pergi, tunggu apa yang harus di tunggunya, kau takkan mengejar pelangi lagi " jawab ilalang.

" aku sangka, indahnya pelangi, hanya untuk ku "

" Tidak,  Dia indah bagi semua yang memandangnya , tapi bukan kau yang memiliki hatinya, jadi relakan saja."

" aku harus kemana ? tunjukan jalan ku ilalang " mohon sang pengelana.

" kembalilah ke tempat kau memulainya, lewati jalan yang sudah pernah kau lewati, hingga di ujung telaga air, akan kau temui bidadari bermandikan cahaya  bintang ,dia sedang menanti mu.".

" lantas, bagaimana dengan putri penjaga istana yang merantai malam ? " pengelana masih bertanya. " Dia sedang menanti seseorang, tapi bukan kau, kau hanya terpesona keindahan juni, terbakar wangi rerumputan yang bersemi diawal juni, kau bukan siapa - siapa baginya " Sahut Ilalang.

Bulan Juni, masih hujan, tetesan hujannya mengisi perigi rindu, menyapu kecewa, mengobati perih rindu, karena pelangi tak dapat di kejar.

Semilir angin dan nyanyian camar congkak, menghantarkan pengembara menuju rumah, dimana dia tak perlu mengejar pelangi yang tak berujung.

End.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hello juniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang