Selamat datang kembali, untukku.
Sudah lama sepertinya aku tak menyapamu?
Ah tidak, terakhir, Hari Raya kemarin, dan balasanmu hanya sekedar "Terima Kasih".Tentu saja tidak apa, aku tidak mengharapkan apapun. Aku sudah tau akan seperti itu.
Akupun sudah hafal dengan sikapmu— kepada orang tak dikenal.
Dan sepertinya aku sudah masuk ke kategori itu, ya? Hehe.Kamu itu layaknya Nitrogen saat ini,
Hanya semu,
Tak terasa,
Terlihat cair namun pada dasarnya,
Kamu dingin.Tenang saja, aku baik-baik saja jika kamu seperti itu.
Aku sadar diri,
Aku bukan siapa-siapa untukmu,
Dan aku bukan se—berharga itu bagimu.Dan seperti kamu sudah mulai bahagia, ya?
Berarti doaku terwujud?Jangan tanyakan apa maksudku,
“Aku hanya ingin kamu bahagia, walau itu tanpa aku, dan walau itu bukan karenaku.”Hehe, sudah ya. Mungkin ini penutup?
Tidak, maksudku, penutup cerita tentangmu.
Maaf aku harus melanjutkan kisahku dengan yang lain.Kalau kamu baca ini,
Suatu saat nanti,
Di waktu yang tidak pasti,
Aku bersyukur pernah bersamamu kemarin.Bersyukur, karena aku pernah merasa berguna untuk orang lain,
Dan salah satunya itu, ya kamu.Love You, 'til now, but not forever.
Please be happier, and happiest boy—tomorrow and Forever.You're one of my Untold Story—.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Blue
PoetryKetika semua hanya ilusi dan angan yang mendominasi. Menjadi sakit dengan diam tak bereaksi.