7.

174 27 4
                                    

Yohan melakukan semua ini karena dia memiliki alasan yang kuat menurutnya. Yohan selalu memikirkan orang lain, dan berharap tidak ada yang terluka.

Yohan selalu berpikir bahwa lebih baik dirinya yang terluka dari pada orang-orang yang ia sayangi.

Eunbi kekeuh akan membawa Yohan dan menyekolahkan Yohan di tempat yang ia sudah rencanakan. Yohan awalnya setuju karena merasa sudah saatnya ia menemani mama Eunbi.

Tapi sejak terakhir Yohan mengetahui ibunya melakukan kesalahan, Yohan benar-benar ragu untuk datang dan memeluk ibunya.
Ibunya tidak memukul Yohan, hanya saja Yohan melihat ibunya tidur dengan lelaki bahkan itu bukan Om Kun yang sudah Yohan ataupun Dongpyo kenal.

Yohan menyimpan itu semua sendiri, dia tidak mengatakan apapun. Bahkan sang adik hanya tahu bahwa lelaki yang berbeda datang ke apartemen ibu kandungnya itu adalah rekan kerja. Dongpyo percaya, tapi Yohan sudah melihatnya.

Yohan ingin mengatakan semuanya secara lantang, tapi semua itu berhenti sampai tenggorokannya. Ia ingin bicara pada papa dan mama Hayung kalau dia tidak baik-baik saja, dia juga ingin bicara pada om Kun kalau ibunya sudah berselingkuh dan tidur dengan orang lain, ia juga ingin marah pada ibunya karena Yohan benar-benar kecewa.

itulah kenapa Yohan memutuskan menyelesaikan semuanya satu persatu. Yohan sudah memikirkan banyak hal sampai memilih jalan ini, mungkin bagi orang lain pilihannya salah tapi menurut Yohan ini yang terbaik. Dia tetap akan menjadi anak yang berbakti itulah janji dia pada dirinya sendiri.

"Bang gausah berangkat ya?" Bujuk Hayung, Hari ini anaknya turnamen. Ini adalah turnamen yang dinantikan Yohan, turnamen yang hasilnya menjadi penentu kehidupan Yohan.

"Gakpapa ma, Yohan gak ngotot kok. Kalau udah gak bisa nanti aku berhenti.." Ujar Yohan, Hayung hanya menatap suaminya yang tidak bicara apapun. Seungwoo juga tidak tahu harus berbuat apa untuk membujuk anak sulungnya itu.

"Mama sama papa gausah dateng deh, biar aku sama adek aja... aku beneran gakpapa"

"Bang, jangan ya? kakinya belum sembuh.." Ujar Hayung.

"Aku janji gak akan kenapa-napa ma, dan mama tenang aja" Yohan kekeh dengan keputusannya. Jalan ini adalah jalan terakhir dia bisa menyelesaikan masalahnya satu persatu.

"Ma, adek temenenin abang ya.. udah mama di rumah aja sama papa. Kencan, habis gitu kita makan bareng" Ujar Dongpyo. Akhirnya Seungwoo mengiyakan.

"Yaudah, papa anter ya.." Yohan mengangguk.

Hayung memeluk anaknya erat, sungguh ketika kedua anaknya mengalami kesulitan itulah titik terlemah Hayung.

"Apapun yang ada dipikiran kamu, abang harus inget kalau mama sayang sama kamu.. jangan maksain diri" Yohan mengangguk.

"Hati-hati ya..." Kemudian Yohan dan Dongpyo berpamitan.

Dongpyo sedan ada di tribun penonton disampingnya ada ci Yena dan bang Hangyul. Pertandingan berjalan lancar, Yohan udah sering melakukan ini jadi semua tampak terlihat mulus dan keren. Dongpyo beberapa kali juga memotret dan mengirimkan ke grup keluarganya. Yohan sejauh ini melakukan dengan baik.

"Ini pertandingan terakhir ya bang?" Tanya Dongpyo pada Hangyul. Hangyul mengangguk.

"Iya, ini penentuannya.." Jelas Hangyul. Sebenarnya Dongpyo juga tidak paham kenapa abangnya berusaha sekeras ini untuk mengikuti pertandingan tapi Dongpyo paham bahwa abangnya hanya menyelamatkan dirinya dari situasi yang sulit.

Dongpyo mulai fokus pada pertandingan, ia melihat abangnya beberapa kali terjatuh. Dongpyo mulai khawatir karena abangnya itu terlihat kesakitan.

"Kurang satu poin lagi Yohan menang" Lirih Yena.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang