26--new normal

69 6 0
                                    

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, menyesuaikan cahaya yang masuk. Kepalaku terasa berdenyut, begitu juga dengan dadaku. Apa yang terjadi?

Aku mencoba bangun, memandang sekitar. Dimana ini? Sebuah gua? Terakhir kali yang aku ingat, aku...

"Ahk!" erangku saat mencoba mengingat sesuatu.

Aku melihat sekitar, hanya dinding bebatuan yang dapat kulihat. Cahaya yang remang-remang terpancar dari bilah kristal es di sela batu. Bagaimana aku bisa disini?

Aku memutuskan untuk bangun dan memeriksa keadaan, mungkin aku bisa menemukan seseorang yang tau sesuatu tentangku. Tapi.. Ini masih aku, kan?

"Ah, sudah bangun?" panggil seseorang saat melihatku mencoba berjalan keluar ruangan.

"Maaf, membiarkanmu berjalan sendirian," ucapnya. Dia seorang laki-laki, badannya cukup tinggi, rambutnya hitam berantakan, terlihat dia mengikat sebagian rambutnya dibelakang.

"Siapa kamu?" tanyaku.

"Lama tidak berjumpa, adikku." ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang... Sangat mirip dengan milikku.

"Adik?" tanyaku.

"Kamu belum tau ya? Tidak apa, kakak akan membantumu mengingat." ucapnya merangkul bahuku dan menuntunku kembali ke tempat tidur.

"Maaf, apa kamu mengenalku?" tanyaku pelan.

"Yang terluka dadamu, tapi yang hilang ingatanmu." Ucapnya bergeleng-geleng.

"Namamu, Shiang Rhena. Aku kakakmu, Shiang Rhaito. Paham?" ucapnya.

"Rhena? Rhaito? Aku tidak pernah mendengarnya sebelumnya," ucapku.

"Apa yang terjadi padaku?" tanyaku kemudian.

"Kamu terluka, saat pertarungan melawan seseorang. Sepertinya temanmu, dia melukai jantungmu. Kamu kehilangan banyak darah, bahkan nyaris kehilangan nyawamu. Ah, tidak. Seharusnya kamu sudah mati, Rhena." Ucapnya membuatku sedikit takut.

"Apa maksudmu?" Tanyaku ragu.

"Saat kamu terluka, selimut hitam membawamu padaku. Aku bisa mengobati orang, tapi dengan racun yang menyebar dijantungmu? Sulit disembuhkan." Jelasnya.

"Lalu bagaimana aku bisa hidup?" tanyaku panik.

"Kamu tidak perlu tau, Rhena. Istirahatlah, kamu akan segera pulih." Ucapnya.

"Tunggu, apa kamu tau lebih banyak tentangku?" tanyaku.

"Panggil aku kakak, aku merindukan panggilan itu darimu," ucapnya.

"Eumm.. Apa kakak tau lebih banyak tentangku?" Tanyaku mengulang pertanyaan.

"Aku tau. Kamu adalah Shiang Rhena, saudara kembar Shiang Rhaito. Ibu kita, Shiang Furen, meninggal karena pembantaian yang terjadi saat peperangan para penyihir. Aku yang masih bayi, diambil paksa oleh para penyihir.  Kamu yang saat itu juga masih bayi, dikirim ibu ke bumi, berharap kamu dapat kehidupan yang layak disana." jelasnya.

"Aku tak pernah tau aku punya keluarga," ucapku.

"Aku berhasil kabur saat umur 8 tahun, aku pergi bersembunyi di gua ini. Sesekali keluar melihat keadaan, tapi aku lebih suka berada disini." Ucapnya.

"Tempat apa ini?" tanyaku.

"Orang-orang menyebutnya Gua Fengcha, sebenarnya ini tempat terlarang. Banyak mitos beredar disini, itu membuat tempat ini jarang dapat pengunjung." jelasnya.

"Fengcha? Shiang Rhena, Shiang Rhaito, Shiang Furen. Apa kita sedang berada di China?" tanyaku, sebab nama-namanya seolah familiar dengan salah satu negara di bumi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little WitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang