"Ayesha, ini calon suami kamu. Nama-"
"BUNDAAAA AKU MAU NIKAH SAMA MARK NCT!"
Ini kisah Mahesa, yang sudah jatuh ketiban tangga. Sudah dijodohkan, harus dapat istri yang jenisnya paling ia benci pula di dunia.
Fangirl K-pop.
WARN!!!
• AMBURADUL
• MA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahesa
Sungguh. Saya tidak mengerti, darimana mommy dan daddy menemukan perempuan semacam demit dan bahkan menginginkan dia menjadi menantu mereka.
Perempuan pencinta konten korea yang suka menari bak orang kesurupan, bernyanyi lagu aneh yang bahkan dia sendiri tak tau artinya sambil teriak-teriak di depan laptop itu sungguh bukan calon istri yang baik bagi saya.
Saya curiga kalau orang tua saya dapet si demit di ajang pencarian bakat.
Please, saya itu bukan grandprize buat si juara utama. Sudah begitu berbonus nafkah lahir batin pula. Segitu teganya Mom dan Dad ngorbanin putra sulung mereka hanya untuk membina rumah tangga yang akan mengalahkan keluarga Gen Halilintar dengan perempuan berisik itu?
Seperti tak ada perempuan normal lain saja.
Begini, bukannya saya menolak jodoh wasiat grandpa. Hanya saja, kenapa harus si demit?
Si cantik yang berisik dari padang rumput ilalang.
Coba saja calon istri saya yang modelan Emma Watson atau Ariana Grande. Mungkin saya akan menerima dengan lapang dada.
Tapi karena saya ingat ada Azab di Indosial. Yasudah, dengan terpaksa saya harus setuju dijodohkan dengan si wanita ular. Yang penting, dia enak di pandang dan bisa di ajak jalan. Seberisik-berisiknya perempuan, ada kalanya juga dia diam, kan? Saat sedang tidur contohnya.
"Mark, bisa gak syaratnya di tunda nanti aja. Aku masih mikir."
"Cuma satu syarat dan kamu tinggal sebutin apa mau kamu sesusah itukah mikirnya?!" Saya frustasi. Masalahnya saya sudah cukup lama menunggu si demit berpikir. Dari awal lampu merah sampai lampu merah lagi.
"Mark, mikir ini tuh lebih susah daripara ngerjain soal matematika yang rumusnya beranak pinak. Aku harus mikirin ini baik-baik karena ini menyangkut masa depan aku!"
Oke, saya pasrah. Satu syarat saja mikirnya satu abad apalagi kalau banyak. Usai sudah hidup saya.
"Mikir yang cepet. Saya harus ketemu temen saya."
"Nah!"
Jika ini kartun, pasti ada bohlam 5 watt muncul di atas kepala si demit.
"Aku ikut kamu ketemu temen kamu! Siapa tau dapet pencerahan!"
Mungkin saya harus menambahkan lampu LED 32 watt ke list mahar. Agar pikirannya cerah dan terang benderang selalu.
