Aku lelah.
Sudah seminggu lebih berlalu sejak aku melihat isi amplop coklat di atas meja kerja Taehyung. Menyadari gambar-gambar itu menjadi alat Taehyung untuk mengancam seseorang, telah dilihat oleh Min Yoongi, bahkan oleh Kim Seokjin, membuatku merasakan kembali kepercayaan yang dengan susah payah kubangun untuk Taehyung hancur dan luruh tepat di bawah kakiku.
Tuan Kim banyak mengorbankan segala hal untukmu, Jen. Beliau bahkan melakukan hal-hal gila yang bagi orang lain sangat tidak pantas untuk dilakukan, dan itu semua dilakukan untukmu, Jen.
Keyakinanku terlampau besar bahwa ini yang dimaksudkan Irene. Dan amarah terdengar dari teriakan Min Yoongi malam itu ketika ia berkunjung dengan Kim Seokjin seakan mendukung semua asumsiku.
Lalu, Lee.
Siapa ia bagiku sampai-sampai Taehyung bertindak seperti itu padanya?
Ia menjadi pemicu bagiku untuk kembali menjilat ludahku sendiri, untuk kembali mengingkari janjiku yang ingin merelakan semua hal mengenai masa laluku. Kini, aku harus kembali mencari tahu apa yang terjadi padaku, apa yang membuat hidupku semenyedihkan ini.
Tapi mengapa begitu sulit?
Bahkan internet di mana semua informasi bisa diakses pun tak kunjung memberikan jawaban yang kuinginkan. Ketika mengetik nama Taehyung pada situs pencarian, hasil yang keluar hanyalah status dan ceritanya sebagai seorang pemimpin perusahaan beserta segudang prestasi dalam pekerjaannya.
Pernikahan jami juga menjadi salah satu hasilnya, meski hanya ada satu foto pernikahan yang kutemukan. Aku terlihat begitu anggun dengan gaun berwarna putih dan Taehyung teramat tampan dengan setelan hitamnya. Kami tersenyum bahagia, ditemani Kim Namjoon dan Min Yoongi yang berdiri di samping Taehyung, Chaeyoung dan Jimin di sampingku, dan yang paling menarik perhatianku adalah Kim Seokjin yang berdiri di samping Jimin dengan seorang wanita cantik dalam rangkulannya-Kim Jisoo. Kecantikannya tidak main-main, ia terlihat seperti dewi, sangat cocok dengan Kim Seokjin yang memiliki wajah sama sempurnanya.
Tapi hanya itu. Informasi lain tentang Taehyung tak kutemukan, bahkan sekadar informasi Jungkook yang merupakan adiknya.
Pencarian namaku pun tak memiliki titik terang, hanya menjelaskan statusku sebagai istri dari seorang Kim Taehyung, juga latar belakang pendidikan yang sudah kuketahui sejak awal, layaknya semua informasi dengan sengaja dimusnahkan.
Mengapa Taehyung bertindak sejauh itu?
"Nyonya Kim, Tuan Kim berpesan bahwa dia sedang berkunjung ke rumah Tuan Park. Nyonya masih tidur tadi sehingga Tuan Kim tidak tega membangunkan," seorang pelayan menginformasikan.
Melihat jam digital yang sudah menunjukkan pukul tiga sore, aku menyadari bahwa aku tidur terlalu lama. Tak ingin menghakimi diriku, karena aku tahu aku terlalu lelah. Lelah memikirkan apa yang telah terjadi, dan lelah menyembunyikan semuanya dari Taehyung. Aku bersyukur Taehyung tak mencurigaiku sebelum aku benar-benar memiliki bukti yang kuat untuk mengkonfrontasinya.
Tapi sampai pukul tiga sore? Pantas saja aku merasa sangat kelaparan.
Hari ini hari Sabtu, Taehyung tidak ke kantor tapi tetap saja ia mengunjungi Jimin, yang menurutku sangat tidak biasa karena ia selalu menghabiskan akhir minggu denganku.
Aku memutuskan untuk tak memusingkan Taehyung hari ini karena aku sungguh lelah berpikir dan selera makanku begitu cepat hilang ketika melihat makanan yang sudah disajikan di atas meja. Aku sedang tidak ingin makan daging dan kentang tumbuk.
"Bisakah Ahjumma membuatkanku french toast?"
"Tentu saja bisa, Nyonya. Tapi ini sudah sore, apakah Nyonya akan makan french toast saja?" Sebenarnya aku ingin makan sup jagung dan es krim susu juga. "Aku juga ingin sup jagung dan es krim susu, apakah es krim di lemari pendingin masih ada?" sambungku pelan dan para pelayan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ The Painful Truth [PDF Terbit]
Fanfiction⚠️ 21+ (Mature Contents) Romance | Angst | Drama "Katakan semua kebenarannya padaku. Aku akan menerimanya, sekalipun itu sangat menyakitkan." Seorang wanita terbangun, menemukan dirinya terbaring pada ranjang rumah sakit tanpa mengetahui apa pun ten...