[16] pusing kepala ini

2K 373 38
                                    

Kondisi Hitomi jelas sudah membaik. Problemnya dengan keluarga waktu itu juga sudah menemukan jalan keluar. Hidupnya berangsur membaik.

Sambil membawa sebuah map di atas tangannya, Hitomi menyentuh pintu perpustakaan, lalu mendorongnya pelan supaya tidak membuat keributan.

Dirinya memilih meja yang berada di tengah ruangan. Kondisi perpustakaan hari itu sedikit sepi karena hari sudah mulai sore. Hanya ada sekitar lima orang yang mengisi perpustakaan.

Dalam map miliknya itu ada beberapa surat serta tugas yang cukup penting. Oleh sebab itu Hitomi memutuskan untuk mengerjakannya sekarang dari pada nanti nanti walaupun deadline nya masih lama.

Dirinya adalah tipikal mahasiswi yang akan mengerjakan tugas duluan jadi bisa bersantai santai dikemudian hari.

Tak sengaja Hitomi mengingat lagi kembali memorinya bersama dengan Yena yang mana waktu itu tak sengaja bertubrukan dengan dirinya. Bahkan buku milik Hitomi pun tak sengaja jatuh ke kaki Yena.

Hanya itu kenangan yang Hitomi punya dengan Yena karena dirinya tidak begitu dekat.

Hitomi waktu itu tidak sengaja menguping obrolan Yena Hyewon dan pak dosen mengenai batalnya Yena sebagai perwakilan olimpiade kimia dan Hyewon lah yang mewakili kampus.

Terbesit di otak Hitomi, bukankah kimia itu memang bidang milik Yena? Lantas mengapa harus dialihkan ke Hyewon? Walaupun Hyewon pintar dalam bidang matematikan dan berbau ipa, tetapi matematikalah yang segalanya.

Saat masa masa Hitomi masuk rumah sakit dia tidak begitu tahu tentang kabar terbaru kampus. Saat itu biaya rumah sakit saja sudah susah, untungnya Wonyoung mau membantunya dengan suka rela walaupun Wonyoung sendiri juga sedang sakit waktu itu.

Hitomi menggelengkan kepalanya sembari melanjutkan tugasnya. Batinnya berkata untuk apa memikirkan hal yang sudah berlalu padahal hal tersebut juga sudah tidak bisa dirubah lagi.













📌














Jujur saja, walaupun sudah beberapa bulan berlalu, Wonyoung masih kesal dengan Hyewon dan juga Yujin. Mau bagaimanapun juga waktu itu Yujin mengatainya 'fake friend' bagi Hitomi.

Wonyoung dan Yujin memang sepupu, tetapi mereka sepupu yang tidak akrab. Saat kecil saja dekatnya. Beranjak dewasa mereka terlihat tidak peduli satu sama lain.

Yujin juga yang menemani Wonyoung saat berada di rumah sakit. Selain kesal karena Yujin mengatainya waktu itu, Wonyoung juga mempermasalahkan soal surat yang menyebabkannya masuk rumah sakit.

Papanya tidak tahu penyebab itu. Wonyoung hanya ingin masalah ini selesai antara dirinya dengan Yujin karena tidak ingin dicap sebagai anak manja lagi. Wonyoung sudah besar. Sudah sepantasnya dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

Wonyoung berpikir, kenapa waktu itu dirinya bisa menemukan surat saat menjenguk Hitomi. Seolah olah hal ini direncanakan.

Sebelum itu juga Wonyoung dan Nako bertemu dengan Yujin, Yena, dan juga Chaeyeon yang ternyata baru saja menjenguk Hitomi.

Surat itu ada semenjak Wonyoung datang, tandanya surat itu ada saat mereka sudah di sana bukan? Entah ada sebelum mereka tiba atau ada setelah mereka pergi karena sengaja menaruhnya di sana.

Tetapi jika pun sengaja, bagaimana mereka bisa tahu kalau Wonyoung ingin menjenguk Hitomi? Bukankah mereka tidak berkomunikasi? Baik Nako pun tidak berteman juga dengan mereka bertiga.

Saat Wonyoung tanyakan kepada Yujin terus menerus pun anak itu selalu menjawabnya kalau bukan dia yang menulis surat itu.

Yujin juga berseri keras kalau itu bukan tutur bahasanya dia, apakah Wonyoung tidak bisa membedakannya? Tentu saja bisa, tetapi hatinya sudah terlanjur sakit waktu itu dan tidak bisa berpikir jernih.

her | izoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang