"Gak usah menerka-nerka isi hati orang, kita ini manusia bukan cenayang"
Setelah dari parkiran, Nona tampak berjalan tergesa-gesa ke arah ruang kelasnya.
Sepanjang koridor banyak pasang mata yang menatapnya tak suka. Mungkin karna gara-gara Vano memboncengnya.
Saat ia akan menaiki tangga, ia berpapasan dengan ketiga teman vano.
"Eh ada eneng cantik"
Nona tak menggubris candaan doni, ia terus saja berjalan menunduk.
"Emang enak dikacanginn" ledek Kevin.
"Enak dong, martabak dikacangin aja enak kok", seloroh Doni tak nyambung."Dasar bego", umpat Kevin kesal.
Lalu dari arah berlawanan nampak Vano yang berjalan kearah mereka.
"Dari mana van? perasaan tas lo udah dikelas deh?" tanya Dani heran, pasalnya tas Vano sudah ada di kelas namun sang empunya tak menampakkan batang hidungnya.
"Dari parkiran" Vano melenggang pergi begitu saja dari hadapan mereka.
Dani yang tak puas atas jawaban Vano pun berlari mengejarnya.Begitu juga dua curut, Doni dan Kevin.
"Iya, maksud gue lo ngapain ke parkiran terus tumben amat lo dateng gak bareng kita-kita?""Lo abis nganterin Nona ya?" si Doni mulai bersuara, entah mulutnya sangat gatal jika tak cerewet beberapa saat saja.
"Sok tau lo don, lo masih percaya aja sama ilmu cenayang lo yang abal-abal itu" timpal Kevin.
"Sialan lo, gini-gini gue beneran titisan Pak Tarno"
"Pak Tarno pale lo bonyok, itu pesulap bego"
"Heran gue, lo itu kembar sama Dani tapi kok otak Dani gak sengklek kayak lo ya, atau jangan-jangan pas pembagian otak, lo datengnya telat ya makanya Dani pinter lo nya oon" ucap Kevin tak berdosa lalu setelahnya tertawa terbahak-bahak melihat Doni yang sudah kalah telak darinya.
"Emang dasar lo tuh yang cucunya lambe turah, nyinyir amat kalo ama gue" sungut Doni kesal, menatap kevin dengan pandangan sinis.
"Kenapa jadi kalian yang pada ribut sih, yang gue tanya tuh si Vano, mati aja lo berdua" sembur Dani yang kesal pada dua mahkluk absurd disampingnya.
Tak terasa sekarang mereka sudah ada didalam kelas lalu mendaratkan bokongnya di kursi masing-masing.
Kevin yang semeja dengan Vano, dan didepannya ada Doni yang semeja dengan kembarannya, Dani. Doni dan Dani pun memutar kursi mereka menghadap ke arah Kevin dan Vano.
"Lo belum jawab pertanyaan gue van", Dani masih dalam mode mengintrogasi Vano. Vano cuek-cuek saja ditanya seperti itu.
"Pertanyaan yang mana?"
"Yee dasar si kutub, masih muda tapi udah pikun aja lo", Doni yang berkata seperti itu mendapatkan tatapan dingin dari Vano.Yang ditatap pun hanya menampilkan cengirannya.
"Gue juga heran deh van, tadi sebelum lo dateng cewe itu kayak ditatap sama anak-anak terutama yaa fans-fans alay lo itu, kayak ketakutan gitu lah pokoknya, emang ada apaan sih?" ucapan Kevin langsung membuat Vano mendongak kearahnya.
"Hooh, bener tuh, orang pas gue nyapa dia aja dianya nunduk muluk emang ada duit jatoh apa", sambung Doni yang sibuk mengupas kuaci yang dibelinya kemarin.
"Itu kuaci kemaren ogeb, masih aja lo makan katanya holang kaya tapi kelakuannya kek gembel" pantas saja si kevin dijuluki cucunya lambe turah, nyinyir sekali mulutnya.
"Bilang aja kalo lo juga mau kan" tukas Doni sambil membuang kulit kuacinya ke arah Kevin.
"Ish jorok banget sih lo", kevin langsung ngacir ke toilet untuk mencuci wajahnya yang terkena semburan kukit kuaci dari doni, takut kena kuman-kumannya doni katanya.
"Bahahahaha...emang enak gue sembur"
"Gue tadi boncengin dia", ucapan vano yang terlampau lempeng tapi sukses membuat Doni tersedak kulit kuaci dan Dani yang melongo mendengar penuturan Vano.
"Yang bener aja lo van, sejak kapan lo mau boncengin cewe kecuali bunda lo?" tanya Dani penasaran, karna memang benar Vano tak pernah rela jok belakang motornya diduduki wanita lain selain bundanya.
Dani masih ingat betul, saat itu mereka masih kelas sepuluh tapi yang menjadi fans Vano sudah bejibun.
Saat itu pulang sekolah, Vano dan ketiga curutnya dicegat oleh kakak kelas mereka.
Sebut saja namanya mawar. Mawar yang sangat tergila-gila pada Vano pun ingin dibonceng oleh laki-laki itu.
Tentu saja Vano menolak, memang siapa Mawar itu sampai-sampai ingin dibonceng olehnya.
Namun Mawar benar-benar keukeh ingin dibonceng Vano, katanya jika Vano tak memboncengnya ia akan bunuh diri di depan motor Vano, agar seolah-olah Vano telah menabraknya.
Pikiran konyol.
Mau tak mau Vano pun memboncengnya, mengantar Mawar sampai di depan gerbang rumahnya.
Setelah sampai dirumahnya, apa yang dilakukan Vano?
Ia mencuci jok motornya dengan bunga tujuh rupa, lebay memang. Namun hal itu dilakukan Vano agar kuman-kuman Mawar yang menempel di jok belakang motornya mati seketika.
Vano tak suka jika ada yang menduduki jok belakang motornya kecuali Dewi, bundanya.
"Eh ngapain pada diem-diem bae, ngopi ngapa ngopi", canda Kevin yang baru kembali dari toilet.
"Ini si kutub katanya ngebonceng Nona" jawab Doni mewakili kedua temannya yang hanya diam sedari tadi.
Kavin membulatkan matanya tak percaya.
"Bener van?""Hmmm", jawaban macam apa itu, Vano hanya bergumam tanpa berkata lebih jelasnya lagi.
Braakkk
Kevin menggebrak meja, yang membuat seisi kelas memusatkan pandangan mereka pada meja paling pojok, meja tempat empat sekawan itu berada.
"Fix..lo suka sama Nona" kesimpulan yang Kevin tarik begitu saja, membuat seisi kelas dipenuhi desas-desus tak jelas, kira-kira siapa gadis yang berhasil melelehkan dinding es milik Vano.
TBC
Assalamualaikum
Holaa, NOVAN (NonaVano) come back gais.
Kira-kira tebakan Kevin bener gak ya?
Hayo tebak?
Kalo mau tau kelanjutannya, stay tune terus ya gais,
Jangan lupa vote sma komennya.
Kutunggu spam komen dari kalian🤗🤗Happy reading guys❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
D E V A N O
Teen Fiction"Emang salah ya kalo aku suka sama kakak? Salah gadis sederhana kayak aku suka sama cowok populer kayak kakak?" tanya gadis didepannya yang sudah berderai air mata,dengan tatapan kosong. Seperti tidak ada harapan lagi untuk ia bisa bahagia. "Yang sa...