Kini kelas XII MIPA 3 diliputi desas-desus tak jelas, mereka saling menebak gadis yang disukai oleh Vano tanpa mau bertanya pada si empunya.
Vano hanya menatap datar kearah Kevin, raut wajahnya tak bisa ditebak sama sekali.
"Ngaco lo vin, gak mungkin pangeran kutub kita suka sama cewek alim kayak Nona gitu" Doni mulai bersuara, ia berusaha mencairkan suasana yang mendadak tegang.
"Iya juga sih, tapi sejak kapan coba si Vano mau ngebonceng cewek?, lo pada masih inget kan kejadian pas kita masih kelas sepuluh?" tanya Dani, yang mulai jengah karna tak kunjung menemukan jawaban mengapa Vano membonceng Nona.
"Yang jok motor Vano dicuci kembang tujuh rupa itu?, anjir ngakak gue emang si Mawar bawa virus apaan coba" Doni tertawa sambil memukul-mukul lengan Kevin.
"Ngakak sih ngakak tapi ga usah mukul juga kalik", Kevin memutar bola matanya malas.
"Berisik" Vano mengumpat, ia sangat kesal mendengarkan ocehan tak bermutu yang keluar dark mulut-mulut teman setannya itu. Vano pun menyumpal telinganya dengan headshet dan memutar lagu dengan volume paling keras.
Tak lama kemudian Pak Budi datang mengisi kekosongan kelas itu dengan angka dan rumus-rumus yang membuat pusing kepala.
Namun Vano tak menghiraukan kedatangan Pak Budi, ia malah meletakkan kepalanya diatas lipatan tangannya di meja, ia ingin tidur. Dasar ke sekolah hanya ingin menumpang tidur.
🌈🌈🌈
Bel istirahat berbunyi sekitar lima menit yang lalu, kini dikelas XI MIPA 1 tersisa beberapa siswa termasuk Zahra dan Nona.
"Na, kantin yuk"
"Aku lagi puasa Zahra, sama Putri aja ya?" tolak Nona yang memang saat itu sedang puasa sunnah."Yaah, sama si gentong lagi deh", balas Zahra dengan bibir yang dimajukan serta tangannya di sedekapkan depan dada, ia pura-pura merajuk.
"Hhhh, gak boleh ngomong gitu ah, gih sana ke kantin aku mau ke mushola dulu", ucap Nona dengan nada mengusir.
Braaakk
Nona dan Zahra terkejut, tiba-tiba saja meja yang ada di depan mereka di gebrak oleh seseorang yang memakai rok diatas lutut dan baju yang sangat ketat oh ya jangan lupakan dandanan nya yang menor seperti akan ke kondangan.
"Eh upik abu lo ga usah kegatelan ya, pake boncengan lagi sama Vano, rumah lo gak ada kaca apa gimana?", bentak cewek yang bername tage Arsella Gina M. Dayang-dayang nya pun terbahak-bahak melihat ketakutan Nona saat ini.
Nona pun menunduk, tak berani menatap wajah Sella yang sepertinya sangat marah padanya.
Zahra yang biasanya cerewet pun kini memilih diam, ia tak tahu menahu masalah Nona yang dibonceng Vano, most wanted SMA Bimasakti.
Teman-teman kelasnya pun memilih menonton saja, tak ada yang berani membela, jika sudah berurusan dengan kelas 12 nyali mereka seketika menciut.
"Udah langsung cakar aja tuh muka sel, sok polos gitu eneg gue liatnya", ucap salah satu dayang-dayang Sella yang memakai lipstik merah menyala.
Nona tak berani menjawab, ia sudah takut duluan dengan Sella, yang ia lakukan sekarang pun hanya menangis sambil meremas tangan Zahra.
Sella yang sudah geram akan kebisuan gadis didepannya ini pun tangannya sudah gatal ingin menampar wajah Nona.
Namun sayangnya, aksi menampar yang Sella lakukan pun gagal, tangannya dicekal oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E V A N O
Teen Fiction"Emang salah ya kalo aku suka sama kakak? Salah gadis sederhana kayak aku suka sama cowok populer kayak kakak?" tanya gadis didepannya yang sudah berderai air mata,dengan tatapan kosong. Seperti tidak ada harapan lagi untuk ia bisa bahagia. "Yang sa...