Gadis Baik Hati🌈

42 10 5
                                    

"Aku memang tak punya apa apa-apa, tapi bukan berarti aku tak bisa berbagi pada sesama"

Assyifa Nona Prasenja

Setelah pulang sekolah, Nona mengganti seragamnya dengan baju harian biasa.

Rok hitam, baju biru lengan panjang dan jilbab biru instan. Nona siap dengan penampilannya untuk berjualan tisu di lampu merah.

"Bu, Nona berangkat yah", pamit nona pada Ratih, ibunya. Sambil menuntun timmy ke halaman rumahnya.

"Udah sholat ashar kan nak?

"Udah kok bu, hehe ibu tenang aja sesibuk apapun nona Allah tetep yang nomer satu", ucap Nona dengan senyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Kamu emang gak capek nak pulang sekolah terus kerja?, maafin ibu ya gara gara ibu kamu jadi harus kerja kayak gini", ucap Ratih dengan mata berkaca kaca.

" Nona gak capek kok bu, gapapa ini udah kewajiban aku sebagai anak ibu, berbakti sama ibu, ibu jangan merasa bersalah kayak gitu. Ibu cukup semangatin aku itu udah cukup buat aku seneng", Nona berkata seperti itu sambil tersenyum tulus, ia mengenggam tangan ibunya.

"Makasih ya nak, kamu emang anak yang baik, semoga kamu dimudahkan rezekinya"

"Aaamiin, yaudah ibu jangan nangis dong nanti cantiknya ilang, hehe aku berangkat dulu ya bu assalamualaikum", kata Nona sambil mengecup telapak tangan ibunya.

"Waalaikumussalam hati hati dijalan ya nak", ucap Ratih pada Nona.

🌈🌈🌈

Gadis itu mengayuh sepedanya, dengan semangat sambil menyenandungkan sholawat.

"Assalamualaikum Bu Diah, tisunya boleh aku jual sekarang kan?", tanya Nona pada Bu Diah, pemilik toko baik hati yang mengizinkan Nona menjual tisu tisunya.

"Waalaikumussalam, eh Nona udah dateng, iya sekarang juga boleh"

Lantas Nona mengambil kresek yang berisi tisu itu lantas menyalimi tangan Bu Diah, sama seperti yang dilakukannya pada Ratih, ibunya.

"Yaudah, aku pergi dulu bu, assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, Nona Nona pekerja keras sekali kamu nak", ucap Bu Diah setelah Nona pergi membawa kresek dagangannya.

🌈🌈🌈

Setibanya di perempatan lampu merah, tempat biasanya Nona berjualan tisu ia pun memarkirkan sepedanya di pinggiran trotoar.

"Bismillah, semoga dagangan Nona hari ini laris ya Allah, buat beli beras sama lauk buat ibu sama dini", doanya sebelum menjual tisu tisu itu.

"Tisunya berapa an mba?", tanya seorang ibu ibu yang membawa banyak belanjaan ditangannya.

"Sepuluh ribu aja bu" jawab Nona sesopan mungkin.

""Yaudah saya mau dua ya"

"Oh iya bu", ucap Nona sambil mengambil dua buah tisu dari kreseknya.

"Ini uangnya", kata ibu itu sambil menyodorkan uang lima puluh ribu pada Nona.

"Eh ini kelebihan bu, saya gak punya kembalian saya tuker dulu ya", ucap Nona memberi saran.

"Gak usah dek, kembaliannya buat kamu aja",

"Emm makasih banyak ya bu, semoga ibu dilancarkan rezeki nya", doa Nona pada ibu baik hati itu.

"Aamiinn, saya permisi dulu" pamit ibu itu sambil membawa tisu yang baru saja dibelinya pada Nona.

"Alhamdulilah ya Allah, Engkau melancarkan rezeki hamba hari ini", ucapnya bersyukur pada Tuhan.

Tak sengaja matanya menangkap seorang nenek nenek di seberang jalan sedang mengobrak abrik isi tong sampah.

Nona iba pada nenek itu, lantas ia pun menyebrang jalan untuk menghampiri nenek itu.

"Nenek sedang apa?" tanya Nona pada nenek itu.
"Nenek sedang cari makanan cu, dari kemaren belum makan" jawab nenek tua itu.

Hati Nona merasa tertampar, ia seharusnya lebih bersyukur bisa makan tempe pagi tadi.
Sedangkan nenek ini, dari kemarin beliau belum makan apapun.

"Ini nek saya ada sedikit rezeki buat nenek beli makanan", ucapnya pada nenek tua sambil menyerahkan selembar uang berwarna biru.

"Makasih ya cu, kamu memang anak yang baik semoga Allah mudahkan urusanmu dan melancarkan rezeki mu." doa nenek itu pada Nona yang matanya sudah berkaca kaca.

"Aamiinn, makasih doanya nek, sekarang nenek bisa beli makanan yang enak buat ngisi perut nenek", ucap Nona sambil mengusap kasar air mata yang tiba tiba menetes.

"Nenek pergi dulu ya cu, makasih udah bantuin nenek" balas nenek itu sambil melangkah menjauh dari Nona.

"Gapapa sekarang aku gak punya uang, nanti pasti ada yang beli tisunya lagi", kata Nona menguatkan dirinya.

Ia baru tersadar bahwa uang yang diberikan ibu baik hati tadi suadah ia kasihkan ke nenek tua tersebut.

Ah, sudahlah tak apa apa nenek tadi jauh lebih membutuhkan, pikirnya.

Tanpa disadari nona, ada sesosok laki laki yang mengamatinya tadi dari ibu ibu yang membeli tisunya sampai ia berbaik hati memberikan uang yang ia punya pada nenek tua tadi.

"Kamu memang beda, cantikmu bukan hanya rupa melainkan hatimu juga" gumam laki laki itu, lantas pergi dari sana.

TBC

Assalamualaikum,
Gimana gimana menurut kamu tentang part ini?
Hehe makin ga jelas ya?

Hmm kira kira siapa cowok tadi ya?
Kalo penasaran, follow akun author biar kalo autbor update kalian pada tau.

Ngomong ngomong jangan lupa vote sama komen nya yah, biar autbor makin semangat buat update.

Happy reading guys❤❤❤

D E V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang