"Apa menyenangkan?"Lelaki dengan rokok yang bertengger disela-sela jarinya tidak berbalik namun mengerutkan dahinya. Dirinya sedang membelakangi lawan bicaranya.
"Apanya yang menyenangkan?"
"Membunuh pacar sendiri" ujarnya sambil mendekati lawan bicaranya.
"Kan udah mantan," balas pria ini, lee hangyul.
Lawan bicaranya hanya menatap Hangyul datar sembari terus memandang figur Hangyul dari samping.
"Jangan naksir, lo kan bukan gay."
"Babik," lalu pria tadi memukul bahu Hangyul lumayan kencang.
"Ya abisnya lu mandangin gua kayak naksir gitu, yaaa gua sih gak masalah punya pacar pinter kayak lu" kata Hangyul sambil kembali menghisap rokoknya yang sisa setengah itu.
"Tapi masalahnya gue bukan gay, dan lagi sekarang bukan saatnya buat ngurusin masalah hati"
Hangyul mengangguk tanda menyetujui.
"Lu, bener bener serius pengen jadi bagian dari kita?"
Lawan bicara Hangyul hanya memandang keatas, tepatnya ke pemandangan langit malam yang sedikit mendung. Sungguh, pemandangan dari atas rooftop adalah hal yang menenangkan.
"Iya," jawab pria itu seadanya.
"Yakin? Terus gimana perasaan lu saat ngelihat gua tadi nebas kepalanya Sihoon?" Tanya Hangyul.
"Seneng sih, tapi agak gak tegaan"
Hangyul tersenyum remeh, "disini lu harus belajar buat jadi orang yang tega, dunia itu kejam, anggaplah lu adalah predator, artinya lu harus siap memangsa. Dalam artian lu harus siap membunuh,"
"Gue siap kok, tapi tadi gue gak bohong kalo gue juga ngerasa jijik. I mean, apa enaknya makan organ tubuh manusia?" Tanya pria itu,
"Mereka punya kesenangan sendiri, di dunia ini banyak kok yang kayak gitu tapi gak semua orang tau. Lu beruntung karena bisa tau betapa kelamnya dunia ini." Jelas Hangyul sambil melempar puntung rokoknya sehingga puntung rokok itu terjatuh begitu saja.
"Lo pernah coba?"
"Kagak, tugas gue cuma nyari mangsa dan sedikit bermain main dengan mangsa mangsa gua, kalau soal makan memakan lu bisa tanya langsung sama Wooseok." Jelas Hangyul sambil terkekeh pelan.
Pria tadi mengangguk paham, kemudian mengambil sesuatu dari kantung kiri celananya, kemudian ia menyerahkan sebuah plastik kecil ke Hangyul,
"Apa nih?" Tanya Hangyul, "lah anjir, lu bandar ye? Wah dablek ni bocah!"
Buru buru pria tadi menggelengkan kepalanya, "bangsat lo, ini tuh permen anjir"
"Terus? Gua gak suka yang manis manis"
Pria tadi berdecik sebal, "ck, ini permen tapi didalamnya ada racun, soalnya gue yang buat sendiri"
"Hah????"
"Lo nih goblok kok bisa sih diterima? Gitu aja masa gak ngerti" remeh pria tadi.
"Yeu bangsul, lagian lu dalam rangka apa ngasihin permen ini ke gua? Mau ngeracunin gua?"
"Yakali, masa gue mau ngeracunin secara terang-terangan?"
"Ohiya juga," kata Hangyul sembari menggaruk tengkuknya,
"Lo kasih ke dia, serah gimana caranya yang penting lo kasih aja ke dia, besok kita lihat hasilnya" ujarnya.
"Lu kok nyuruh gua sih anying?!" Tanya Hangyul sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan X - X1
Mystery / ThrillerKatanya dunia ini penuh kebohongan, emang iya? WARN! FF ini mungkin mengandung konten sensitif, dan juga terdapat banyak umpatan kasar. Bijaklah menjadi pembaca.