Tentang Hari Ini

70 30 35
                                    

27.8.20

Hai Adisa balik!

Ada yang kangen?

Selamat membaca-

----

Sejatinya cinta memang tidak bisa dipaksa,
Sejatinya hati akan memilih pada pilihannya sendiri,
Sebuah pemaksaan bukan menghadirkan kebahagiaan, namun sebuah sakit dan penyesalan akibat kesalahan memilih di masa depan.

----

"Kamu yang dianter Aksa kemarin?" Adine mengangguk.

"Kenapa ya kak?" Tanya Adine sambil memandangi ketiga gadis di depannya. Gadis yang menanyainya malah tersenyum kemudian mendekat.

"Gue ingetin lo untuk ga deket-deket sama Aksa," Adine mengangguk lagi.

"Lagian ngapain aku deket-deket sama Kak Aksa,"

"Ya kali aja, lo cari-cari kesempatan, udah ganteng, mapan, pinter lagi, siapa sih yang nggak pengen," Gumam pelan gadis tadi, kemudian mengajak kedua temannya untuk pergi.

"Nggak jelas banget sih tu orang, ngomong ga jelas," Lirihnya.

----

"Hai Aksaaa,"

"Hannah? Lo ngapain ke sini? Balik ke kelas lo!" Hannah, gadis yang disebut-sebut sebagai gadis beruntung karena bisa segera bersanding dengan Aksa. Dia juga gadis yang tadi berbicara dengan Adine di kamar mandi. Gadis yang akan selalu menjaga keberuntungan nya, Aksa.

"Nggak boleh ya? Nyamperin calon tunangan? Asisten kamu aja ga kumpul malah ke kamar mandi tu nongkrong," Aksa berdecak malas. Kutukan apa yang datang padanya hingga harus selalu bertemu dengan Hannah.

"Kita tunangan ga ada sebulan lagi lho," lanjut Hannah. Tangannya bergelayut di lengan Aksa. Aksa menghempaskan tangannya pelan.

"Nggak ada kita diantara gue dan lo," Ucap Aksa pedas.

"Gue nggak akan biarin pertunangan kita berjalan Hannah, lo tau? Gue nggak pernah dan nggak akan pernah cinta sama lo, jadi pertunangan kita juga akan sia-sia tanpa cinta," putus Aksa kemudian berniat melangkahkan kaki untuk pergi. Hannah beringsut mencegah.

"Kenapa sih Sa? Kamu nggak pernah coba untuk cinta sama aku seperti aku cinta sama kamu?" lirih Hannah, matanya terlihat berkaca. Aksa merasa lemah.

"Cinta nggak bisa dipaksa Hannah, sekali nggak selamanya nggak," Hannah menggeleng.

"Sa?"

"Gue pergi, banyak urusan yang harus gue selesai-in," Aksa kemudian benar-benar melangkahkan kakinya untuk pergi, meninggalkan Hannah seorang diri.

----

"Dari mana kak?" tanya Adine iseng. Aksa menggeleng. Pikirannya tiba-tiba begitu sesak rasanya. Para siswa baru sudah dibubarkan, dan sekarang waktunya untuk masuk ke kelas masing-masing. Adine mampir sebentar ke ruang osis, sekadar untuk melihat keadaan, atau malas ke kelas.

"Lo balik aja ke kelas, kerjaan udah selesai," Adine menatap Aksa heran, kenapa tiba-tiba bicaranya terkesan datar.

"Aku ada salah apa sama kakak dahh?" Aksa mengendikkan bahu, mengabaikan Adine kemudian mengambil tas.

"Lo balik kelas, gue mau balik kelas juga, gue mau kunci kalo lo mau gue kunciin yaudah," Adine tentu beringsut keluar.

"Nanti siang jadi kan kak?" Aksa mengangguk samar. Adine bingung, ada apa sebenarnya di benak laki-laki itu?

Will Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang