19.5.21
Adine menyelipkan airpods ke telinganya kemudian menenggelamkanmu kepalanya ke dalam dekapan tangan. Kelas masih sepi, ntah mengapa tadi pagi dia bersemangat sekali untuk bangun, baru pukul 6 dia sudah duluan sampai di sekolah. Reyna masih mengucek matanya saat Adine pergi,
Sekolah masih kelewat sepi, hanya ada petugas bersih-bersih dan satpam, serta satu dua siswa piket yang hadir.
Adine terhenyak, kemudian membuka ponselnya, berusaha melakukan kegiatan yang dapat mengusir rasa sepi dan bosannya. Tak ada. Setengah niat, gadis itu beranjak berdiri, setelah membenahi ikatan rambutnya, dia melangkah pergi,
•°•°•°•°
Perpustakaan, ruangan itu sudah terbuka lebar. Adine tertarik, dia mengarahkan kakinya ke sana, menjejaki ruangan berisi rak penuh buku, perlahan Adine menyusurinya, tangannya bergerak menyentuh benda persegi itu sagu persatu, berusaha memilih, salah satu dari mereka untuk dibaca.
Pandangannya terhenti, sebuah buku menarik perhatiannya, 'memori dan sepi' kata kata itu tertulis besar besar di cover depan. Adine tersenyum, membolak balikkannya, kemudian berakhir mengambilnya.
Tak butuh waktu lama, dia akhirnya tenggelam dalam aktivitas favoritnya. Membalik lembar demi lembar, halaman demi halaman, menggulir bab demi bab. Apalagi, tempatnya duduk adalah tempat strategis dekat dengan jendela, sejuk, dan menyenangkan.
Ketika perpustakaan mulai ramai, Adine mulai terusik, dia memilih pergi, baru saja dia mengangkat bokongnya, seseorang datang dari depan, Adine terhuyung.
Hup-
Dengan sigap tangan itu menggapai, Adine tersenyum kikuk. Aksa. Lagi-lagi laki-laki itu.
"Ehh, sorry gue nggak sengaja,"
"I-iya kak gapapa gapapa, aku duluan," Adine memilih berlalu, mengisi form peminjaman kemudian keluar. Meninggalkan keriuhan perpustakaan,
•°•°•°•°
Kelas sudah mulai bising, ada yang ribut mencari contekan pr, ada yang asyik membicarakan acara mingguan mereka, atau sekedar ghibah time. Adine tak tertarik, memilih duduk.
"Gimana rasanya berangkat duluan?" Adine tergagap, kaget dengan pertanyaan mendadak Rey. Perempuan itu duduk di sandingnya.
"Sepi, tapi seru, lain kali lo harus coba,"
"Lo nggak takut kesambet apa Dine?" Adine menggeleng, menunjukkan bukunya.
"Lo tadi pagi nggak sarapan kan? Nih, gue baik gue bawain lo makanan, lengkap sama susu kesukaan lo," Adine meringis,
"Thanks," Gadis itu mulai menggigit makanannya, dan menyedot susunya.
"Laper apa doyan?" Rey menggeleng heran, melihat kotaknya bersih dalam lima menit. Belum sempat jawaban keluar dari mulut Adine, guru pelajaran pagi ini sudah sampai. Obrolan itu berakhir.
•°•°•°•°
Malas-malasan Adine mencatat barisan kalimat di papan tulis. Yang ada di pikirannya hanyalah istirahat, dia ingin segera meneruskan bacaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Go Away
Teen FictionSlow up yes:-) Cerita ini sempat revisi hampir total, yang bertahan cuman nama-nama tokoh, n latar belakangnya aja, maaf kalo setiap paragraf emang komentarnya nggak nyambung yha:) ---- Follow sebelum baca yuk ! Semua hal akan menemui titik terang...