8

2 0 0
                                    

Ini..... dimana???
Heh?!! Jangan-jangan aku udah mati?!!!!! Nooooooooooooooo!!!!!!!!!!!!!

“Hahaha.... lama tak berjumpa dewi kecilku sangat bersemangatlah ternyata “ seseorang tertawa di belakang gadis itu. Di tengah hamparan awan dan langit biru ini, sebuah tempat yang asing bagi Dwi bersama seorang kakek kakek tua yang sedang minum teh dengan santuynya dihadapannya. Dwi cuman bisa ngambil satu kesimpulan......

“Noooioioo aku udah mati?!!!!!!!!!!”  serunya garuk-garuk ketek//plak// garuk-garuk kepala.
“hmm.... mungkin itu juga benar “ kakek tua itu tertawa sekali lagi.
“hiks... kakek tua.... Dwi anak baik.... Dwi sering bantuin Ayah ngurus rumah lho.... jadi kakek malaikat maut jangan bawa Dwi ke neraka ya.... “mohon Dwi meneteskan air mata.
“Jangan sebut nama ras rendahan itu lagi! “ kakek tua itu berseru garang, teh di cangkirnya pun tumpah. Dwi kaget setengah hidup.
Menghela nafas perlahan, kakek itu menatap tajam Dwi. Kini atmosfer nya jadi berbeda, perubahan dari kakek yang kelihatannya humoris tadi langsung membuat bulu Roma Dwi merinding.
“Hahahaha takut ya~~ “ goda si kakek membuat Dwi langsung menghajarnya dengan sandal jepitnya.
“Kakek ini sebenarnya siapa?? Kakek malaikat maut?? Dwi udah mati ya?? “ tanya Dwi kelewat kepo dengan kondisinya sekarang.
“jangan samakan saya dengan bangsa rendahan malaikat itu! Dan kamu balik mati! Kita sedang ada di alam bawah sadar kamu! “ seru di kakek yang masih pegangin kepala botaknya yang di hajar Dwi tadi.
“Owhhh.... ya.. syukur deh kalau belum mati. Jadi, kakek ini siapa? Ngapain ada dalam alam bawah sadar aku? Mesum ya? “—Dwi.
“Dih ogah mesumin kamu! Dengar ya saya ini udah terlalu banyak istri, gak mau nambah lagi. Encok pingang saya kalau nambah lagi “kata si kakek dengan bangga.

‘ada ya yang mau sama kakek peyot mesum begini? Salut gue😒 ‘  batin Dwi.
“Ya ya terserah kakek deh. Nah jadi kembali ke pertanyaan tadi, kakek ini siapa?”  beo Dwi  mengulangi kata-katanya sendiri.
“Nama saya Zeus. Raja dari pada Dewa!”  ucap kakek itu bangga menunjukkan kewibawaannya.
“oh-_- “
“Nah, jadi ada keperluan apa dewa Zeus yang terhormat ada disini? Mau mesum? “ucap Dwi datar.
“udah saya bilang bukan mesum! Ha..... dewi kecil... aku kemari untuk memperingatkan kamu! Kelihatan setelah hidup kembali kamu malah melunjak ya! “ garang si Zeus.
“hidup kembali? Ngelunjak? Lu ngaco bos? “Dwi kehabisan kesabaran.
“maksud ku, kenapa kamu sesenang itu bergaul dengan bangsa-bangsa rendahan itu?! Ingat bangsamu! Ingat posisimu! Ingat siapa dirimu! Dan ingat siapa yang menyebabkan kematian kamu! “ melihat tampang serius Zeus, Dwi malah seakan merasa bersalah. Seakan dia sedang dimarahi Ayahnya karna melakukan pergaulan yang salah.
Bangsa apa sih?? Toh sama-sama manusia? Apa karna beda masalah keuangan atau dia pernah jadi bahan eksperimen Ayah Alexander nya??
“Dengar Dewi kecil. Mungkin sekarang kamu masih bingung dan sulit mencerna semua ini, tapi tak lama lagi aku yakin kamu bakal tau sendiri, dewi kecil aku udah anggap kamu sebagai anak kandungku sendiri karna itu aku gak mau melihat kamu bersedih di kemudian hari. Ingat perkataan ku ini, JAUHI ALEXANDER DAN KEEMPAT ORANG ITU, KARNA SALAH SATU DARI MEREKA...... ADALAH MALAIKAT MAUTMU “
Tiba-tiba Dwi tersadar, dinding putih pucat mengelilinginya. Banyak bau obat-obatan juga. Matanya masih menerawang ruangan pucat itu, lengannya dipasangkan dengan infus, kepalanya pusing. Ternyata benar Cuma mimpi, alam bawah sadarnya aneh sekali, kenapa dia bisa memimpikan dewa tua Zeus dan karna mimpi bodohnya itu dia malah merasa ragu dengan ucapan peringatan dari Zeus. Kalau pun Zeus ini nyata, apa perkataan dan ancamannya juga nyata?? Dan lagi.... dia memanggil Dwi... Dewi kecil?

Tampaknya otak Dwi bermasalah. Merasa haus, Dwi mengulurkan tangannya untuk mengambil segelas air diatas nakas, namun sayangnya cangkir bening di atas nakas itu terpaksa jatuh dari tangannya saat seseorang seenak jidat menerjang pintu kamar pasiennya.
“Dwi!!!! Cintaku sayangku!!! Lope-lope!!! Kenapa bisa masuk rs?!!! Sini-sini bilang ke mama siapa yang jahatin kamu?!!!! “ oceh cewek itu gak henti-hentinya. Dwi yang di peluk dari tadi malah ngerasa jijik sama ocehan cewek ini. Andai dia bukan adik Dwi, mungkin sekarang ni cewek udah tinggal nama.
“Muttt lepasin dulu ketemu bauu asal meluk aja kau sepupu dugong! “oceh Dwi yang udah hampir kehabisan napas.
“nyantai cuy, canda doang kali. Lagian kenapa bisa pingsan?? Udah gak sayang ma akooh!? “ melihat tampang memelas adiknya itu Dwi merasa ingin sekali segera memasukkannya kekamar mayat satu malam biar pucet tu muka.
“Gak papa, cuman syok bentar, oh ya.. kamu ngapain disini? Perasaan belum waktunya pulang deh?”  tanya Dwi setelah melirik jam dinding.
“Cabut “ ucap Mutiara polos.
Ingin Dwi berkata kasar, tapi urung.
“Ko gitu, sama siapa kamu kesini? Toh kamu kan hobi nyasar “ucap Dwi melirik keluar yang pintunya udah dirusak ma Mutiara.
“ama.... siapa ya nama tu cowok?? “Mutiara mengingat-ingat.
“Cowo?” beo Dwi
“Tadi ketemu ama manusyah yang penuh dosyah dijalan. Dan kebetulan dia juga lagi mau kesini, yaudah dia aja yang bawa mobil kesini. Oh ya, kunci mobil aku masih sama dia “ sehabis laporan itu Dwi langsung menghantam kepala Mutiara dengan bantal.
“tolooollll!!!!! Siapa tau itu maling malah di kasih aja kunci mobil sama dia! Situ waras?! “omel Dwi gak memperdulikan infusnya ketarik-tarik
“ya klo maling ya maling aja ribet bener “—Mutiara.
“INGINKU BERKATA KASAR!!!!!!!!!!! “ amuk Dwi membuat beberapa petugas dan dokter masuk menahannya. Dokter pun hendak memberikan suntikan penenang saat Dwi memberontak.
“maap ya dok, kakak saya suka rasa kumat gilanya:v “—Mutiara
“WHAT?! “—Dwi.
Setelah Dwi di berikan suntikan penenang, dia akhirnya balik tidur lagi. Sedangkan Mutiara di suruh ganti pintu kamar pasien hang dirusaknya tadi. Yah biarlah. Toh tujuannya cuman mau mastiin si Dwi baik-baik aja apa gak. Sekarang dia cuman perlu laporin ke yang lainnya kalau ternyata Dwi mendadak gila.

Dirumah....
  “Yan, soal dua tersangka ini mau digimanain?? Sejauh ini gak ada yang mencurigakan tuh. “ Reno duduk di deman monitor besar di kamarnya sambil makan omelet buatan Rian. Saat ini mereka berdua lagi mata-matain dua orang tersangka yang di curigai Mutiara. Kebetulan Reno ahli teknologi jadi buat mata-matain orang mah mudah aja buat dia. Selama alatnya masih ada disekitar mereka. Satu di kendaliin Reno, satu lagi di kendaliin Rian. Dimas? Masih berkutat sama buku di kamarnya.
“kalau kamu tanya aku, keknya yang perlu paling di curigai Devana, coba liat, dia lagi ngobrol sama orang dikafe. Sayang gak ada celah masuk buat denger mereka ngomongin apa “gumam Rian yang masih berkutat dengan alat kendali di tangannya.
“Siapa tau itu pacarnya”  ucap Reno lebih peduli dengan omeletnya.
“gak. Orang itu cewek. “ dengar ucapan Rian omelet di mulut Reno langsung lompat keluar.
“Cewek?!! Jadi Devana Lesby?! “seru Reno dan dihadiahi lemparan bantal oleh Rian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia Lima Saudara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang