Sekarang udah jam pulang sekolah. Gue keluar kelas dan Hyunjin ke lokernya buat ngambil barang.
Pas di luar kelas, ada Mark yang lagi bersandar di tembok sebelah pintu kelas.
Gue mau ngelewatin dia buat ke loker gue, tapi tangan gue ditahan.
"Y/n. Aku bisa jelasin"
"Ga perlu"
Gue mau ngelepasin genggaman tangannya tapi dia terlalu kuat.
"Please. Kasi aku kesempatan lagi."
Tiba-tiba ada yang melepaskan genggaman Mark dan mendorongnya menjauh dari gue.
"Lu kalo dibilangin engga ya engga. Budeg lu" kata Hyunjin sambil narik gue ke loker gue.
Kita sampe di depan loker gue, dan gue langsung bergegas ngambil barang-barang gue dan keluar gedung sekolah bareng Hyunjin.
"Tunggu bentar ya. Gue ambil motor dulu." kata Hyunjin ngelus kepala gue.
Gue ngangguk dan Hyunjin langsung berlalu ke parkiran motor.
Gue nungguin Hyunjin di depan gerbang sambil merenung.
'Salah gue apa sih? Sampe harus diginiin' batin gue.
Tanpa sadar, cairan bening turun membasahi pipiku.
-Hyunjin's POV-
Gue nyamperin Y/n di depan gerbang, tapi dia seakan ga sadar kalo gue udah di depannya.Beberapa detik kemudian, gue liat air matanya mulai mengalir.
Gue turun dari motor dan langsung lari meluk dia.
-Y/n's POV-
Gue masih ngelamun sebelum tiba-tiba ada seseorang yang narik gue ke dalam dekapannya."Sstt. Everything is going to be okay. I'm here for you. He isn't worth your precious tears." kata orang itu sambil ngelus kepala gue perlahan.
Gue ngedongakin kepala gue dan ngeliat orang itu. Hyunjin.
Gue masih natap wajahnya dan dia sedikit merunduk natap wajah gue. Dia menangkup kedua pipi gue dan mengusapnya perlahan.
"Jangan nangis lagi ya. Nanti cantiknya luntur loh." katanya sambil memasang senyum yang menenangkan.
Gue menghela nafas panjang dan mengeratkan pelukannya.
"Gue capek jin. Gue pergi aja ya?" kata gue dan Hyunjin nangkup pipi gue lagi.
"Ga. Lo ga boleh pergi. Ga boleh." jawabnya natap mata gue dalam.
"Y/n. Disini masih banyak ada orang yang sayang sama lo. Bokap lo, nyokap, bang Minho, gue, lu ngga sendiri Y/n. I'll be there for you every step of the way. You'll move on and forget him eventually and get a better boyfriend. I promise." lanjutnya
Gue cuman bisa nundukin kepala dan kembali terisak.
Hyunjin megang dagu gue dan membuat gue natap mukanya lagi.
"Sekarang, kita pulang, dan nonton film kesukaan lo ya. Lo jangan nangis lagi pliss. Gue ga suka liat lo sedih." katanya.
Gue cuman ngangguk dan Hyunjin narik tangan gue buat jalan ke motornya.
Dia makein helm gue, gue naik ke motornya, dan kita pulang.
Selama di jalan, gaada yang buka suara.
Hyunjin narik tangan gue buat ditaruh di pinggangnya. Jadi gue ngelingkarin tangan gue, meluk pinggangnya.
Gue merasa. . .
Aman
-
-
-
-
Kita sampe di rumah, dan ngeliat abang gue yang masih berkutik dengan game nya."Bang" lirih gue.
Bang Minho langsung matiin gamenya dan nutup laptopnya.
"What's wrong princess?" tanyanya.
"Gue putus sama Mark." jawab gue.
Bang Minho langsung nge-buka tangannya untuk gue peluk.
Gue langsung lari ke pelukannya dan meluk bang Minho seerat mungkin dan melimpahkan emosi gue.
"Salah gue apa sih bang?" tanya gue sambil terisak.
"Ssssttt. Mark emang bejat. Lo ga punya salah. Gausah ditangisin dek. Dia ga pantes buat ditangisin. Sekarang lo cuci muka, ganti baju. Kita ngelakuin movie marathon malem ini." katanya.
"Hyunjin lo ikut ga?" tanya bang Minho ke Hyunjin.
"Wah. Pasti dong." katanya sambil tersenyum.
'Manis'
Don't come @ me okay
Ini pure cerita fiksi.
Gaada maksud ngerendahin Mark ataupun Yeji ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍʏ ʙᴜʟʟʏ || ʜᴡᴀɴɢ ʜʏᴜɴᴊɪɴ ☑
FanfictionHwang Hyunjin selalu saja mem-bully Y/n. Setiap hari. Tanpa henti. Tapi, apakah semua itu didasari rasa benci? Gamau spoil banyak banyak. Jadi, dibaca aja. Jangan lupa kasi votenya ya luvs💕 Start : 02 Juni 2020 Finish : 26 Juli 2020