"Gaf" panggil Valery
"Hmm?"
"Lo masih marah sama mama Lo?" Tanya Valery lembut.
Seketika pertanyaan itu membuat Gafin berhenti melakukan aktivitas nya dan seketika memandang Valery. Pandangannya terlihat lain tidak seperti biasa, membuat Valery sedikit takut.
"Bukan urusan Lo" akhirnya Gafin menjawabnya dengan nada sedikit dingin
"Tap-tapi kan Gaf, Lo ga boleh gitu. Itu kan mama Lo, ga seharusnya Lo kaya gitu. Lagian kan orang tua Lo kerja buat hidupin Lo" jelas Valery perlahan ingin menyadarkan Gafin
Gafin hanya diam dengan mengerjakan beberapa tugas. Dia tidak menjawab satu kalimat pun, hal itu membuat Valery sedikit kesal
"Gaf, Lo deng,..."
"UDAH GUE BILANG KAN, INI BUKAN URUSAN LO! INI HIDUP GUE, LO GA BERHAK NGATUR KEHIDUPAN GUE!!"
Gafin menjawab dengan bentakan yang cukup keras membuat Valery terkejut dan tak mampu berkutik lagi. Ingin menjatuhkan air mata namun...
Valery perlahan menutup buku nya dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya. Gafin menunduk mengatur nafasnya yang sempat emosi
Valery menggandeng tas nya dan berdiri, buru-buru pergi tanpa pamit dengan satu kata pun pada Gafin. Air matanya tak terbendung lagi, dia berlari keluar dan menghapus air matanya
Dia tau itu bukan urusannya, tapi dia cuma memiliki niat baik untuk memperbaiki hubungan anak dan orang tua. Tapi, kenapa respon Gafin sangat berlebihan?
Saat berada di persimpangan jalan raya dekat rumah Gafin. Ada beberapa lelaki yang tampaknya mabuk dan setengah sadar. Para lelaki itu mendekati sosok Valery yang sedang berjalan seorang diri di tempat sepi dan cukup gelap, hanya ada beberapa lampu jalan yang menyala.
"Hai cantik, kok jalan sendirian sih" ucap salah satu lelaki itu sambil tertawa
"Sini sama Abang, kita senang-senang" tambah yang lainnya sambil sesekali hampir ambruk
Valery sangat takut. Tiba-tiba saja dadanya terasa sakit. Dia menahan rasa sakit nya dan sesekali menghapus air matanya.
"Sini dong cantik, mau kemana sih" kata lelaki itu lagi. Mereka mencoba mendekati Valery dan,...
Brughh
Pukulan yang cukup keras melayang di wajah salah satu lelaki itu. Valery terkejut dan menutup kupingnya. Menunduk pasrah terhadap keadaan. Saat ini dia tak berdaya lagi, dadanya semakin sakit. Air mata nya tak dapat berhenti, hingga matanya mulai sedikit membengkak
Mark, dia adalah Mark. Dia datang dari belakang untuk menyelamatkan Valery. Tak ingin rasanya dia melihat cewe itu tersakiti, meski dia mendapat beberapa pukulan.
Pertengkaran berlangsung tidak lama. Para pemabuk itu sudah ambruk dan tak berdaya lagi. Buru-buru Mark menjumpai Valery yang menunduk menangis dengan memegangi bagian dadanya.
"Val, Lo gapapa?" Tanya Mark dari belakang lalu memutar tubuh Valery. Mark syok melihat mata Valery yang memerah dan bengkak karena menangis
"Val, Lo di apain sama mereka? Mereka ngapain Lo? Kenapa Lo nangis?" Tanya Mark khawatir
"Gue ga di apa-apain Mark" jawab Valery lemas
"Val, Lo sakit?" Ucap Mark sambil memegang kening Valery. Terasa sedikit hangat
"Engga kok" jawab Valery lagi
"Jangan nangis lagi Val" Mark mencoba menghapus air mata yang mengalir di wajah Valery
KAMU SEDANG MEMBACA
Gafin's
Novela JuvenilPercaya Adalah kata yang di butuhkan dalam menjalankan sebuah hubungan Jika kita tidak memiliki rasa percaya terhadap menjalankan sebuah hubungan, maka jangan harap semuanya akan berjalanan mulus Seperti yang Gafin rasakan. Gafin hancur karena rasa...